Senin, 13 Juni 2016

PEMERIKSAAN SUHU


Pemeriksaan Suhu Tubuh
Pemeriksaan tubuh merupakan salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Suhu tubuh perlu dijaga keseimbangannya dimana proses pengaturannya terletak pada hipotalamus. Bagian depan hipotalamus mengatur pembuangan panas sedangkan bagian belakang mengatur penyimpanan panas.
Pembuangan panas dapat terjadi melalui proses :
1.      Radiasi : proses pembuangan panas melalui gelombang elektromagnetik atau perpindahan panas melalui permukaan obyek dengan permukaan obyek lain tanpa keduanya bersentuhan. Misalnya pertukaran dinding dan suhu tubuh. Sehingga pada klien yang panas, pakaian/selimut dilepas. Mekanisme radiasi ini paling banyak berpengaruh yaitu 60%.         
2.      Konveksi : proses penyebaran panas karena pergeseran yang kepadatannya tidak sama/kontak dengan udara dingin disekitarnya. Misalnya di ruangan yang dingin/perpindahan panas karena pergerakan udara. Misalnya perpindahan panas dari kipas angin ke tubuh manusia. Mekanisme konveksi berpengaruh sebanyak 15%.
3.      Evaporasi : proses perubahan cairan menjadi uap. Misalnya hilangnya panas saat dalam keadaan basah. Mekanisme evaporasi ini sebanyak 22%.
4.      Konduksi : proses perpindahan panas pada obyek lain dengan kontak langsung. Misalnya bayi diletakkan pada timbangan yang suhunya lebih rendah. Pengaruh mekanisme konduksi ini sebanyak 3%.

Pemeriksaan suhu dapat dilakukan melalui oral, rectal, telinga(timpani/aural/octic) dan aksila. Suhu normal rata-rata adalah 36,5⁰C – 37,5⁰C. Pasien dikatakan hiphotermi jika suhu < 36⁰C dan hyperthermia jika suhu > 37,5C.
Lokasi Pengukuran Suhu
Perbedaan Hasil Temperatur
Suhu Aksila
< 10C dari suhu oral
Suhu Rektal
>0,4C – 0,5C dari suhu oral
Suhu aural/timpani
>0,8C dari suhu oral

Tidak ada komentar:

Posting Komentar