BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sistem
reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari
ovarium, uterus dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau
perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara
fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi
suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai
contoh manusia yang dilakukan tubektomi pada organ reproduksinya atau mencapai
menopause tidak akan mati.
Oogenesis
atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam kandungan ibunya.
Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta oosit primer.
Sebagian oosit primer mengalami degenerasi sehingga ketika memasuki masa puber
jumlah tersebut menurun hingga tinggal sekitar 200 ribu pada tiap ovariumnya.
Oosit primer ini mengalami masa istirahat (dorman), kemudian proses oogenesis
akan dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puber.
Sejak
pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-14 tahun
organ reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi
(menophause) yang terjadi antara usia 46-54 tahun. Menstruasi merupakan
pendarahan yang keluar melalui vagina karena luruhnya dinding rahim
(endometrium). Menstruasi juga merupakan pertanda tidak terjadi kehamilan, tiga
perempat bagian jaringan lembut endometrium yang telah dipersiapkan untuk
menerima konsepsi (penanaman embrio) akan terlepas. Kemudian endometrium akan
terbentuk kembali; dipersiapkan untuk menerima kemungkinan konsepsi berikutnya,
demikian seterusnya terulang kembali secara periodik dan dikenal dengan siklus
menstruasi. Remaja putri tidak perlu merasa takut karena menstruasi merupakan
peristiwa biologis yang normal dan biasa seperti halnya bernafas dan darah yang
mengalir dalam tubuh.Seorang wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ
reproduksinya. Dengan mengetahui anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya
maka seorang wanita tak perlu merasa cemas dan gelisah terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja dan itu adalah suatu hal yang
normal.
B. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mendefinisikan tentang konsepsi
2. Menjelaskan tentang terjadinya
konsepsi
3. Menjelaskan factor foktor konsepsi
4. Memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah
Anatomi dan Fisiologi
5. Untuk menjelaskan Anatomi dan
fisiologi sistem reproduksi.
6. . Untuk mengetahui tahap-tahap
spermatogenesis dan oogenesis.
7. . Mengetahui aktifitas seksual pria
dan pengaturan fungsi seksual pria.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1.kromosom X dan Y
Perkembangan biologis antara laki – laki dan perempuan ditentukan sejak masa konsepsi. Janin perempuan mempunyai dua kromosom X dari setiap orang tua. Janin laki – laki mempunyai kromosom X dan Y, kromosoms X dari ibu dan kromosom Y dari ayah. Sejak tujuh minggu masa depan konsepsi, organ seksualitas laki – laki mulai terbentuk karena pengaruh hormon estrogen. Dan pada waktu yang sama organ seksual perempuan mulai terbentuk karena kurangnya testeteron, bukan karena adanya hormone esterogen.
Perkembangan biologis antara laki – laki dan perempuan ditentukan sejak masa konsepsi. Janin perempuan mempunyai dua kromosom X dari setiap orang tua. Janin laki – laki mempunyai kromosom X dan Y, kromosoms X dari ibu dan kromosom Y dari ayah. Sejak tujuh minggu masa depan konsepsi, organ seksualitas laki – laki mulai terbentuk karena pengaruh hormon estrogen. Dan pada waktu yang sama organ seksual perempuan mulai terbentuk karena kurangnya testeteron, bukan karena adanya hormone esterogen.
1.1.1Pengertian
Konsepsi
suatu peristiwa penyatuan antara sel mani
dengan sel telur didalam tuba falopi. Hanya satu sperma yang mengalami proses
kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum.
Setelah itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui
oleh sperma.
Konsepsi dapat terjadi, jika beberapa kriteria berikut di penuhi :
a. Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
b. Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.
c. Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.
d. Tidak ada barier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai penetrasi dan akhirnya membuahi ovum.
Konsepasi memiliki kemungkinan paling berhasil, jika hubungan seksual berlangsung tepat sebelum ovula. Sperma dapat hidup selama 3 – 4 hari didalam saluran genetalia wanita dan idealnya harus berada didalamtuba falopii saat ovulasi terjadi, karena ovum hanya bisa hidup selam 12 – 24 jam. Wanita dapat memprediksi ovulasi dengan memantau perubahan dalam tubuhnya. Misalnya, sekitar waktu ovulasi, serviks memendek, melunak dan sedikit berdilatasi. Salah satu indicator ovulasi yang paling kuat adalah status lender serviks yang menjadi transparan, licin, dan banyak ( Flynn, 1992 ). Lendir tersebut juga dapat direnggangkan, suatu materi yang disebut spinnbarkeit. Setelah ovulasi, lender kembali menjadi kental, lengket, dan jumlahnya menurun ( Norman, 1986 ). Tindakan lebih jauh yang dapat dilakukan wanita adalah mengobservasi suhu tubuh basalnya, yang meningkat sebesar 0,2 derajat celcius segera setelah ovulasi.
Metode berikut dapat dipergunakan untuk menilai hari ovulasi :
a. Metode kalender
Konsepsi dapat terjadi, jika beberapa kriteria berikut di penuhi :
a. Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
b. Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.
c. Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.
d. Tidak ada barier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai penetrasi dan akhirnya membuahi ovum.
Konsepasi memiliki kemungkinan paling berhasil, jika hubungan seksual berlangsung tepat sebelum ovula. Sperma dapat hidup selama 3 – 4 hari didalam saluran genetalia wanita dan idealnya harus berada didalamtuba falopii saat ovulasi terjadi, karena ovum hanya bisa hidup selam 12 – 24 jam. Wanita dapat memprediksi ovulasi dengan memantau perubahan dalam tubuhnya. Misalnya, sekitar waktu ovulasi, serviks memendek, melunak dan sedikit berdilatasi. Salah satu indicator ovulasi yang paling kuat adalah status lender serviks yang menjadi transparan, licin, dan banyak ( Flynn, 1992 ). Lendir tersebut juga dapat direnggangkan, suatu materi yang disebut spinnbarkeit. Setelah ovulasi, lender kembali menjadi kental, lengket, dan jumlahnya menurun ( Norman, 1986 ). Tindakan lebih jauh yang dapat dilakukan wanita adalah mengobservasi suhu tubuh basalnya, yang meningkat sebesar 0,2 derajat celcius segera setelah ovulasi.
Metode berikut dapat dipergunakan untuk menilai hari ovulasi :
a. Metode kalender
Pencatatan sebaiknya dilakukan terus
dalam satu periode paling tidak 6 bulan, yang mencatat hari pertama setiap
periode menstruasi ( hari ke 1 keduanya darah mentruasi ) dan dengan demikian
menghitung waktu ovulasi selama 15 hari sebelum periode khusus tersebut. Pada
cara ini diperkirakan hari – hari pada bulan berikutnya kapan wanita akan
menstruasi dan dengan demikianjuga dapat diperkirakan hari – hari kapan wanita
tersebut berovulasi. Apabila mensttruasinya tidak teratur, maka penghitungan
demikian tidak mungkun dilakukan.
b. Metode suhu
Pelepasan progesterone telah menyebabkan peningkatan suhu tubuh sampai 0,5 derajat Celsius. Suhu tubuh tersebut akan sedikit turun tepat sebelum mulainya ovulasi dan kemudian meningkat segera setelah ovulasi. System ini memerlukan pencetatan suhu mulut segera pada setiap bangun tidur pagi. Peningkatan suhu tubuh tersebut harus menetap dalam 24 jam untuk membuktikan bahwa telah terjadi ovulasi. Pemakaian metode ini mungkin dapat keliru karena kenaikan suhu dapat menunjukan adanya infeksi dan penurunan suhu tubuh kadang – kadang terjaid akibat dari pemberian obat misalnya aspirin.
c.Perubahan lendir serviks
Peningkatan kadar estrogen tepat sebelum ovulasi menyebabkan peningkatan sekresi serviks maupun pengurangan kekentalan ( vikositas ) sekresi tersebut. Karena sekresi merupakan bagian dari sekresi vagina maka perubahan dapat dikenal oleh wanita yang diharapkan dapat mengerti. Walaupun demikian, akan memerlukan waktu 2 atau 3 bulan lagi pasangan yang sebelumnya belum pernah mengetahui maknanya untuk memperhatikan hal ini.
b. Metode suhu
Pelepasan progesterone telah menyebabkan peningkatan suhu tubuh sampai 0,5 derajat Celsius. Suhu tubuh tersebut akan sedikit turun tepat sebelum mulainya ovulasi dan kemudian meningkat segera setelah ovulasi. System ini memerlukan pencetatan suhu mulut segera pada setiap bangun tidur pagi. Peningkatan suhu tubuh tersebut harus menetap dalam 24 jam untuk membuktikan bahwa telah terjadi ovulasi. Pemakaian metode ini mungkin dapat keliru karena kenaikan suhu dapat menunjukan adanya infeksi dan penurunan suhu tubuh kadang – kadang terjaid akibat dari pemberian obat misalnya aspirin.
c.Perubahan lendir serviks
Peningkatan kadar estrogen tepat sebelum ovulasi menyebabkan peningkatan sekresi serviks maupun pengurangan kekentalan ( vikositas ) sekresi tersebut. Karena sekresi merupakan bagian dari sekresi vagina maka perubahan dapat dikenal oleh wanita yang diharapkan dapat mengerti. Walaupun demikian, akan memerlukan waktu 2 atau 3 bulan lagi pasangan yang sebelumnya belum pernah mengetahui maknanya untuk memperhatikan hal ini.
1.1.2. Sel mani ( Spermatozoa )
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti ( nucleus ), leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor, yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor sperma kira – kira 10x bagian kepala. Jumlah sperma yang dikeluarkan sekali membuahi berjuta – juta sel mani yang keluar.Secara embrional, spermatogonium berasal darisel primitive tubilus testis. Setelah bayi laki – laki lahir, jumlah spematogenium yang ada tidak mengalami perubahan sampai masa akil baliq. Pada masa pubertas, dibawah pengaruh sel – sel interstisial leydig, sel – sel spermatogenium ini mulai aktif mengadakan mitosis dan terjadilah spermatogenesis.
Urutan pertumbuhan sperma ( spermatogenesis ) :
a. Spermatogenium, membelah dua
b. Spermatosid pertama, membelah dua
c. Spermatosid kedua, membelah dua
d. Spermatid, kemudian tumbuh menjadi
e. Spermatozoon ( sperma )
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti ( nucleus ), leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor, yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor sperma kira – kira 10x bagian kepala. Jumlah sperma yang dikeluarkan sekali membuahi berjuta – juta sel mani yang keluar.Secara embrional, spermatogonium berasal darisel primitive tubilus testis. Setelah bayi laki – laki lahir, jumlah spematogenium yang ada tidak mengalami perubahan sampai masa akil baliq. Pada masa pubertas, dibawah pengaruh sel – sel interstisial leydig, sel – sel spermatogenium ini mulai aktif mengadakan mitosis dan terjadilah spermatogenesis.
Urutan pertumbuhan sperma ( spermatogenesis ) :
a. Spermatogenium, membelah dua
b. Spermatosid pertama, membelah dua
c. Spermatosid kedua, membelah dua
d. Spermatid, kemudian tumbuh menjadi
e. Spermatozoon ( sperma )
1.1.3. Sel telur ( Ovum
) dan Oogenesis
OVUM
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genetalia ridge. Menurut umur wanita, jumlah oorganisme adalah :
a. Bayi baru : 750.000
b. Umur 6 – 15 tahun : 439.000
c. Umur 16 – 25 tahun : 159.000
d. Umur 35 – 45 tahun: 34.000
e. Masa menaupose : semua hilang.
Urutan pembuahan ovum ( oogenesis ) :
a. Oogonia
b. Oosit pertama ( Primary Oocyte )
c. Primary ovarian fillicel
d. Liquor folliculi
e. Pematangan pertama ovum
f. Pematangan kedua ovum pada waktu sperma mebuahi telur
OVUM
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genetalia ridge. Menurut umur wanita, jumlah oorganisme adalah :
a. Bayi baru : 750.000
b. Umur 6 – 15 tahun : 439.000
c. Umur 16 – 25 tahun : 159.000
d. Umur 35 – 45 tahun: 34.000
e. Masa menaupose : semua hilang.
Urutan pembuahan ovum ( oogenesis ) :
a. Oogonia
b. Oosit pertama ( Primary Oocyte )
c. Primary ovarian fillicel
d. Liquor folliculi
e. Pematangan pertama ovum
f. Pematangan kedua ovum pada waktu sperma mebuahi telur
PENGARUH HORMON DALAM OOGENESIS
1. Pada saat pascamenstruasi (dimana pegaruh`progesteron sudah tidak ada) hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin menyebabkan hipofisa menghasilkan FSH dan LH.
2. FSH menyebabkan folikel berkembang (dari folikel primer folikel sekunder folikel de graaf).
3. Folikel de graaf memfasilitasi ovulasi dengan produksi satu ovum. Terjadinya ovulasi juga diransang oleh LH pada hari ke-14 fase estrus.
4. Di sisi lain folikel de graaf juga menghasilkan estrogen yang menyebabkan penebalan endomentrium dan mempengaruhi hipofisa untuk menghentikan produksi FSH dan LH.
5. Folikel de graff yang telah mengeluarkan satu ovum (folikel kosong) akan membentuk korpus luteum (badan kuning) yangmampu menghasilkan progesteron.
6. Progesteron selanjutnya menghambat hipofisa memproduksi FSH dan LH yang menyebabkan ovulasi berikutnya dihambat untuk sementara. Di sisi lain progesteron juga menyebabkan munculnya fase luteal (hari ke-10 pasca ovulasi, endomentrium tebal, lembut, dan kaya akan pembuluh darah).
7. Jika ovulasi gagal korpus luteum dan endomentrium berdegenerasi yang menyebabkan pendarahan (menstruasi) pada hari ke-28 setelah ovulasi. Degerasi korpus luteum juga menyebabkan produksi progresteron tidak ada sehingga hipotalamus dapat memproduksi gonadotropin yang akan meransang mengulang siklus ovulasi tahap berikutnya
1. Pada saat pascamenstruasi (dimana pegaruh`progesteron sudah tidak ada) hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin menyebabkan hipofisa menghasilkan FSH dan LH.
2. FSH menyebabkan folikel berkembang (dari folikel primer folikel sekunder folikel de graaf).
3. Folikel de graaf memfasilitasi ovulasi dengan produksi satu ovum. Terjadinya ovulasi juga diransang oleh LH pada hari ke-14 fase estrus.
4. Di sisi lain folikel de graaf juga menghasilkan estrogen yang menyebabkan penebalan endomentrium dan mempengaruhi hipofisa untuk menghentikan produksi FSH dan LH.
5. Folikel de graff yang telah mengeluarkan satu ovum (folikel kosong) akan membentuk korpus luteum (badan kuning) yangmampu menghasilkan progesteron.
6. Progesteron selanjutnya menghambat hipofisa memproduksi FSH dan LH yang menyebabkan ovulasi berikutnya dihambat untuk sementara. Di sisi lain progesteron juga menyebabkan munculnya fase luteal (hari ke-10 pasca ovulasi, endomentrium tebal, lembut, dan kaya akan pembuluh darah).
7. Jika ovulasi gagal korpus luteum dan endomentrium berdegenerasi yang menyebabkan pendarahan (menstruasi) pada hari ke-28 setelah ovulasi. Degerasi korpus luteum juga menyebabkan produksi progresteron tidak ada sehingga hipotalamus dapat memproduksi gonadotropin yang akan meransang mengulang siklus ovulasi tahap berikutnya
1.1.4. TAHAP PERKEMBANGAN EMBRIO
a. Tahap perkembangan janin minggu 1 – 4
Minggu pertama :
• Stadium 1 : seltelur yang dibuahi
• Stadium 2 : hari ke 2 – 3, pembentukan alur. Diferensiasi menjadi sel – sel luar dan dalam pembelahan sel pertama langsung beralih kestadium kedua buah sel sementara diangkut menjadi saluran telur.
• Stadium 3 : blastokista bebas menjadi senyawa sehingga jumlah sel menjadi 32 – 58 buah dimulai pembentukan rongga blastokista. Hari ke 4 – 5 blatokista bebas. Embrioblast dan trofoblast rongga blatokista dilanjutkan dengan nidasi yang berlangsung selama kurang lebih satu minggu.
Minggu kedua : Implantasi
• Stadium 4 : implantasi blatokista dan krucut implantasi dalam selpaut lendir rahim.
• Stadium 5 : masuknya blatokista kedalam selaput lendir sampai awal peredaran uteroplasenta.
Minggu ketiga : blatokista trilaminar
• Stadium 6 : pembentukan mesoderm ekstra embrional dan reorganisasi rongga – rongga embrional dan terbentuk garis sederhana.
• Stadium 7 : timbauan korda
• Stadium 8 : terusan aksial
• Stadium 9 : lipatan kepala mulai terbentuk, jantung mulai berdenyut dan jonjot – jonjot karion mulai terapung bebas dalam darah ibu.
Minggu keempat :
Perkembagan bentuk badan, mencakup stadium 10 – 13 pada awal minggu ke 4 jantung berdenyut, peredaran darah berfungsi, bumbung saraf menutup. Embrio melipatkan diri lepas dari kandung kuning telur.
• Diakhir minggu ke 4 gestasi, sel – sel embrio tumbuh dengan cepat tapi belum menyerupai manusia sesungguhnya.
• Perkembangan minggu ke 4 gestasi mencakup yang berikut :
- Panjang 0,75 – 1 mm ; berat 400 mg
- Pembentukan korda spinalis dan mulai menyatu digaris tengah back bant ( kepala menyentuh ekor ).
- Jantung mengalami rudimeter, tampak seperti gumpalan dipermukaan anterior.
- Gumpalan mirip lengan dan kaki
- Mata, telinga dan hidung mengalami rudimenten.
b. Tahap perkembangan janin minggu ke 5 – 8 : organogenesis• Satium 14 : miotom – miotom
Panjang 5 – 7 mm, usia 31 – 35 hari, alur lensa menenggelamkan kedalam cawan mata. Duktus endolimfatikus bertunas keluar dari gelembung telinga. Lengkung kepala dan lengkung temgkuk sangat menonjol.
• Stadium 15 : topografi pembuluh – pembuluh darah \Panjang 7 – 9 mm, usia 35 – 38 hari, ectoderm menutup diatas gelembung lensa. Tepek penghidu membenankan diri menjadi suatu alur kecil. Terbentuk tepek telingga.
• Stadium 16 : tonjolan – tonjolan wajah
Panjang 8 – 11 mm, usia 37 – 42 hari. Pada embrio yang tidak difiksasi sudah mengalami pigmentasi. Benjolan – benjolan telinga tampak jelas. Sinus serviklis menutup. Telapak tangan amat jelas, telapak kaki samara – samar.
• Stadium 17 : gelembung – gelembung telenfesalon.
• Stadium 18 – 19 : bentuk yang kuboid.
• Stadium 20 : tangan pada sikap pronasi. Kerangka tulang rawan dan susunan otot.
• Stadium 23 : histologi. Pengolahan bertahap pada kepala.
• Diakhir minggu ke 8 gestasi, organogenesis telah lengkap.
• Perkembangan pada minggu ke 8 gestasi mencekup yang berikut :
- Panjang 2,5 cm ; berat 20 gram
- Jantung mulai berdenyut disertai adanya katup dan septum.
- Gambaran wajah dapat dilihat.
- Ekstremitas terbentuk.
- Ekor mengalami retrogesi, abdomen kencang dan kantung gestasional kelaminnya.
• Minggu ke 12 :
- Panjang 7 – 9 cm
- Berat 45 gram
- Terjadi gerakan janin spontan.
- Reflek babinski positif.
- Pembentukan lempeng osifikasi.
- Jenis kelamin bisa dibedakan dari tampilan luar.
- Sekresi ginjal dapat dimulai : urin belum terdapat di cairan amnion.
- Denyut jantung dapat di dengar melalui doppler
• Minggu ke 16 :
Diakhir minggu keenam belas gestasi janin menelan cairan amniotonic dengan aktif.
- Gestasi mencakup :
o Panjang 10 -17 cm.
o Berat 55 – 120 gram
o Quickening
o Antibody mulai di produksi
o Rambut mulai terbentuk
o Mekonium terdapat di usus bagian atas
o Terbentuk lemak coklat
o Pola tidur dan aktifitas dapat dibedakan.
• Minggu ke 24 :
Ketika janin mencapai usia 24 minggu, atau beratnya mencapai 601 gram, mereka telah mencapai batas usia viabilitas jika kelahiran mereka ditangani di fasilitas pelayanan modern.
- Gestasi mencakup yang berikut :
o Panjang 28 – 36 cm
o Berat 550 gram
o Antybody pasif ditransfer dari ibu kejanin
o Terdapat ferniks kaseosa
o Mekonium terdapat direktum
o Produksi surfaktan mulai aktif
o Kelopak dan bulu mata sudah dapat dibedakan
o Kelopak mata sudah mulai terbuka dan pupil raktif.
c. Tahap perkembangan janin minggu ke 28 :
• Pembuluh darah retina rentan terhadap kerusakan akibat konsentrasi oksigen, ini menjadi pertimbangan penting pada saat merawat bayi dengan berat lahir rendah yang memerlukan oksigen.
• Perkembangan pada minggu ke 28 getasi mencakup yang berikut :
- Panjang 35 – 38 cm
- Berat 1200 gram
- Alfeolus paru matang
- Terbentuk surfaktan dicairan amnion
- Testis turun ( pada pria )
d. Tahap perkembangan janin minggu ke 32 :
• Diakhir minggu ke 32 gesatasi janin mulai menetapkan diri pada posisi lahir.
• Perkembangan pada minggu ke 32 gestasi mencakup yang berikut :
- Panjang 38 – 43 cm- Berat 1600 gram- Terdapat simpanan lemak subkutan
- Reflek moro aktif- Terbentuk cadangan zat besi
- Janin mulai peka terhadap suara – suara dari luar kandungan
- Kuku jari memenuhi ujung – ujung jari.
e. Tahap perkembangan janin minggu ke 36 :
• Diakhir minggu ke 36 janin berada pada posisi verteks atau kepala berada dibawah
• Perkembangan pada minggu ke 36 gestasi mencakup sebagai berikut :
- Panjang 42 – 49 cm- Berat 1900 – 2700 gram
- Terdapat simpanan glikogen, besi, karbohidrat dan kalsium- Simpanan lemaksubkutan meningkat- Lipatan plantar terbentuk 1 – 2- Laguno menghilang- Biasanya berada pada posisi verteks
f. Tahap perkembangan janin pada minggu ke 40 :
• Pada primipara, janin biasanya masuk kejalan lahir selama 2 minggu terakhir kehamilan yang membuat ibu merasa bahwa bayi siap lahir. Ini merupakan peringatan bahwa trimester ke 3 kehamilan sudah berakhir dan persalinan siap dimulai.
• Pada perkembangan minggu ke 40 gestasi mencakup yang berikut - Panjang 48 – 52 cm- Berat 3000 gram- Ginjal janin aktif- Verniks kaseosa terbentuk lengkap- Plantar mulai banyak
a. Tahap perkembangan janin minggu 1 – 4
Minggu pertama :
• Stadium 1 : seltelur yang dibuahi
• Stadium 2 : hari ke 2 – 3, pembentukan alur. Diferensiasi menjadi sel – sel luar dan dalam pembelahan sel pertama langsung beralih kestadium kedua buah sel sementara diangkut menjadi saluran telur.
• Stadium 3 : blastokista bebas menjadi senyawa sehingga jumlah sel menjadi 32 – 58 buah dimulai pembentukan rongga blastokista. Hari ke 4 – 5 blatokista bebas. Embrioblast dan trofoblast rongga blatokista dilanjutkan dengan nidasi yang berlangsung selama kurang lebih satu minggu.
Minggu kedua : Implantasi
• Stadium 4 : implantasi blatokista dan krucut implantasi dalam selpaut lendir rahim.
• Stadium 5 : masuknya blatokista kedalam selaput lendir sampai awal peredaran uteroplasenta.
Minggu ketiga : blatokista trilaminar
• Stadium 6 : pembentukan mesoderm ekstra embrional dan reorganisasi rongga – rongga embrional dan terbentuk garis sederhana.
• Stadium 7 : timbauan korda
• Stadium 8 : terusan aksial
• Stadium 9 : lipatan kepala mulai terbentuk, jantung mulai berdenyut dan jonjot – jonjot karion mulai terapung bebas dalam darah ibu.
Minggu keempat :
Perkembagan bentuk badan, mencakup stadium 10 – 13 pada awal minggu ke 4 jantung berdenyut, peredaran darah berfungsi, bumbung saraf menutup. Embrio melipatkan diri lepas dari kandung kuning telur.
• Diakhir minggu ke 4 gestasi, sel – sel embrio tumbuh dengan cepat tapi belum menyerupai manusia sesungguhnya.
• Perkembangan minggu ke 4 gestasi mencakup yang berikut :
- Panjang 0,75 – 1 mm ; berat 400 mg
- Pembentukan korda spinalis dan mulai menyatu digaris tengah back bant ( kepala menyentuh ekor ).
- Jantung mengalami rudimeter, tampak seperti gumpalan dipermukaan anterior.
- Gumpalan mirip lengan dan kaki
- Mata, telinga dan hidung mengalami rudimenten.
b. Tahap perkembangan janin minggu ke 5 – 8 : organogenesis• Satium 14 : miotom – miotom
Panjang 5 – 7 mm, usia 31 – 35 hari, alur lensa menenggelamkan kedalam cawan mata. Duktus endolimfatikus bertunas keluar dari gelembung telinga. Lengkung kepala dan lengkung temgkuk sangat menonjol.
• Stadium 15 : topografi pembuluh – pembuluh darah \Panjang 7 – 9 mm, usia 35 – 38 hari, ectoderm menutup diatas gelembung lensa. Tepek penghidu membenankan diri menjadi suatu alur kecil. Terbentuk tepek telingga.
• Stadium 16 : tonjolan – tonjolan wajah
Panjang 8 – 11 mm, usia 37 – 42 hari. Pada embrio yang tidak difiksasi sudah mengalami pigmentasi. Benjolan – benjolan telinga tampak jelas. Sinus serviklis menutup. Telapak tangan amat jelas, telapak kaki samara – samar.
• Stadium 17 : gelembung – gelembung telenfesalon.
• Stadium 18 – 19 : bentuk yang kuboid.
• Stadium 20 : tangan pada sikap pronasi. Kerangka tulang rawan dan susunan otot.
• Stadium 23 : histologi. Pengolahan bertahap pada kepala.
• Diakhir minggu ke 8 gestasi, organogenesis telah lengkap.
• Perkembangan pada minggu ke 8 gestasi mencekup yang berikut :
- Panjang 2,5 cm ; berat 20 gram
- Jantung mulai berdenyut disertai adanya katup dan septum.
- Gambaran wajah dapat dilihat.
- Ekstremitas terbentuk.
- Ekor mengalami retrogesi, abdomen kencang dan kantung gestasional kelaminnya.
• Minggu ke 12 :
- Panjang 7 – 9 cm
- Berat 45 gram
- Terjadi gerakan janin spontan.
- Reflek babinski positif.
- Pembentukan lempeng osifikasi.
- Jenis kelamin bisa dibedakan dari tampilan luar.
- Sekresi ginjal dapat dimulai : urin belum terdapat di cairan amnion.
- Denyut jantung dapat di dengar melalui doppler
• Minggu ke 16 :
Diakhir minggu keenam belas gestasi janin menelan cairan amniotonic dengan aktif.
- Gestasi mencakup :
o Panjang 10 -17 cm.
o Berat 55 – 120 gram
o Quickening
o Antibody mulai di produksi
o Rambut mulai terbentuk
o Mekonium terdapat di usus bagian atas
o Terbentuk lemak coklat
o Pola tidur dan aktifitas dapat dibedakan.
• Minggu ke 24 :
Ketika janin mencapai usia 24 minggu, atau beratnya mencapai 601 gram, mereka telah mencapai batas usia viabilitas jika kelahiran mereka ditangani di fasilitas pelayanan modern.
- Gestasi mencakup yang berikut :
o Panjang 28 – 36 cm
o Berat 550 gram
o Antybody pasif ditransfer dari ibu kejanin
o Terdapat ferniks kaseosa
o Mekonium terdapat direktum
o Produksi surfaktan mulai aktif
o Kelopak dan bulu mata sudah dapat dibedakan
o Kelopak mata sudah mulai terbuka dan pupil raktif.
c. Tahap perkembangan janin minggu ke 28 :
• Pembuluh darah retina rentan terhadap kerusakan akibat konsentrasi oksigen, ini menjadi pertimbangan penting pada saat merawat bayi dengan berat lahir rendah yang memerlukan oksigen.
• Perkembangan pada minggu ke 28 getasi mencakup yang berikut :
- Panjang 35 – 38 cm
- Berat 1200 gram
- Alfeolus paru matang
- Terbentuk surfaktan dicairan amnion
- Testis turun ( pada pria )
d. Tahap perkembangan janin minggu ke 32 :
• Diakhir minggu ke 32 gesatasi janin mulai menetapkan diri pada posisi lahir.
• Perkembangan pada minggu ke 32 gestasi mencakup yang berikut :
- Panjang 38 – 43 cm- Berat 1600 gram- Terdapat simpanan lemak subkutan
- Reflek moro aktif- Terbentuk cadangan zat besi
- Janin mulai peka terhadap suara – suara dari luar kandungan
- Kuku jari memenuhi ujung – ujung jari.
e. Tahap perkembangan janin minggu ke 36 :
• Diakhir minggu ke 36 janin berada pada posisi verteks atau kepala berada dibawah
• Perkembangan pada minggu ke 36 gestasi mencakup sebagai berikut :
- Panjang 42 – 49 cm- Berat 1900 – 2700 gram
- Terdapat simpanan glikogen, besi, karbohidrat dan kalsium- Simpanan lemaksubkutan meningkat- Lipatan plantar terbentuk 1 – 2- Laguno menghilang- Biasanya berada pada posisi verteks
f. Tahap perkembangan janin pada minggu ke 40 :
• Pada primipara, janin biasanya masuk kejalan lahir selama 2 minggu terakhir kehamilan yang membuat ibu merasa bahwa bayi siap lahir. Ini merupakan peringatan bahwa trimester ke 3 kehamilan sudah berakhir dan persalinan siap dimulai.
• Pada perkembangan minggu ke 40 gestasi mencakup yang berikut - Panjang 48 – 52 cm- Berat 3000 gram- Ginjal janin aktif- Verniks kaseosa terbentuk lengkap- Plantar mulai banyak
1.1.5. Faktor – Faktor yang mempengaruhi
konsepsi :
1. Infertilitas pada wanita
Untuk menjadi hamil, wanita perlu memiliki siklus ovulasi yang teratur, ovumnya harus normal dan tidakboleh ada hambatan dalam jalur lintasan sperma atau amplantasi ovum yang sudah di buahi. Oleh karena itu, penyebeb infertilitas pada wanita, yang dapat disebabkan oleh faktor, psikologis, atau kombinasi keduanya, dapat dibagi menjadi masalah ovulasi atau hambatan atau abnormalitas dalam saluran reproduksi.
2. Masalah ovulasi
Karena ovulasi normal berlangsung dibawah kendali hormone, gangguan tertentu dalam system endokrin dapat mempengaruhi fertilisasi. Dengan menelusuri kembali peristiwa – peristiwa yang menyebabkan ovulasi, area – area yangn terkait dengan sistem endokrin menjadi jelas. Pertama hipotalamus perlu melepaskan faktor pelepasan gonadotropin yang bekerja pada kelenjar hipofisis, menyebabkan pelepasan FSH dan LH. FSH menstimulasi sebuah folikel menjadi matang dan menyebabkan produksi estrogen, sedangkan LH menstimulasi pelepasan ovum dan produksi progesterone. Produksi estrogen dan progesterone juga dipengaruhi oleh kadar prolaktine yang bersikulasi dari kelenjar hipofisis.
Masalah ovulasi dapat disebabkan oleh difungsi hipotalamus, kelenjar hipofisis, atau kelenjar tyroid ( karena peningkatan kadar prolaktin dapat disebabkan baik oleh masalah kelenjar hipofisis ataupun kelenjar tyroid ). Dari perspektif psikologi, terdapat juga suatu kolerasi antara hiperprolaktinemia dan tingginya tingkat stress ( diantara pasangan yangn mendatangi klinik infertilitas ), walaupun efek stress pada fertilisasi memerlukan penelitian lebih lanjut. Penyakit sistematik,yang meliputi DM, penyakit gagal ginjal yang mempengaruhi fungsi endokrin dapat juga menggangu siklus normal.
Walaupun fungsi hormone dapat berada dalam keadaan normal, gangguan pada ovarium dapat mempengaruhi ovulasi. Misalnya kista atau tumor ovarium, penyakit ovarium polikistis atau kerusakan ovarium akibat endomestiotis atau riwayat pembedahan dapat menggangu siklus ovarium sehingga mempengaruhi fertilitas.
Untuk menjadi hamil, wanita perlu memiliki siklus ovulasi yang teratur, ovumnya harus normal dan tidakboleh ada hambatan dalam jalur lintasan sperma atau amplantasi ovum yang sudah di buahi. Oleh karena itu, penyebeb infertilitas pada wanita, yang dapat disebabkan oleh faktor, psikologis, atau kombinasi keduanya, dapat dibagi menjadi masalah ovulasi atau hambatan atau abnormalitas dalam saluran reproduksi.
2. Masalah ovulasi
Karena ovulasi normal berlangsung dibawah kendali hormone, gangguan tertentu dalam system endokrin dapat mempengaruhi fertilisasi. Dengan menelusuri kembali peristiwa – peristiwa yang menyebabkan ovulasi, area – area yangn terkait dengan sistem endokrin menjadi jelas. Pertama hipotalamus perlu melepaskan faktor pelepasan gonadotropin yang bekerja pada kelenjar hipofisis, menyebabkan pelepasan FSH dan LH. FSH menstimulasi sebuah folikel menjadi matang dan menyebabkan produksi estrogen, sedangkan LH menstimulasi pelepasan ovum dan produksi progesterone. Produksi estrogen dan progesterone juga dipengaruhi oleh kadar prolaktine yang bersikulasi dari kelenjar hipofisis.
Masalah ovulasi dapat disebabkan oleh difungsi hipotalamus, kelenjar hipofisis, atau kelenjar tyroid ( karena peningkatan kadar prolaktin dapat disebabkan baik oleh masalah kelenjar hipofisis ataupun kelenjar tyroid ). Dari perspektif psikologi, terdapat juga suatu kolerasi antara hiperprolaktinemia dan tingginya tingkat stress ( diantara pasangan yangn mendatangi klinik infertilitas ), walaupun efek stress pada fertilisasi memerlukan penelitian lebih lanjut. Penyakit sistematik,yang meliputi DM, penyakit gagal ginjal yang mempengaruhi fungsi endokrin dapat juga menggangu siklus normal.
Walaupun fungsi hormone dapat berada dalam keadaan normal, gangguan pada ovarium dapat mempengaruhi ovulasi. Misalnya kista atau tumor ovarium, penyakit ovarium polikistis atau kerusakan ovarium akibat endomestiotis atau riwayat pembedahan dapat menggangu siklus ovarium sehingga mempengaruhi fertilitas.
1.1.6 ORGAN REPRODUKSI PRIA
1. ANATOMI DAN FISIOLOGI GENETALIA EKSTERNA
PADA ORGAN REPRODUKSI PRIA
a. Penis
Penis terdiri dari 3 bagian
akar, badan dan glans penis yang membesar yang banyak mengandung
ujung-ujung saraf sensorik. Organ ini berfungsi untuk tempat keluar urine dan
semen serta sebagai organ korpulasi. Kulit penis tipis dan tidak berambut
kecuali di dekat akar organ. Prepusium (kulup) adalah lipatan sirkular kulit
longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali diangkat melalui
sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.Badan penis dibentuk dari
tiga massa jaringan erektil silindris, dua korpus kavernosum dan satu korpus
spongiosum ventral di sekitar uretra.
Jaringan
erektil adalah jaring-jaring ruang darah irregular (venosa sinusoid) yang
diperdarahi oleh arteriol aferen dan kapiler, didrainase oleh venula dan
dikelilingi jaringan ikat rapat yang disebut tunika albugenia.Korpus kavernosum
dikelilingi oleh jaringan ikat rapat yang disebut tunika albugenia.
b. Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit,
fasia dan otot polos yang membungkus dan menopang testis di luar tubuh pada
suhu optimum untuk prosuksi spermatozoa.Dua kantong scrotal, setiap scrotal
berisi satu testis tunggal, dipisahkan oleh septum internal.Otot Dartos adalah lapisan serabut dalam
fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit scrotal
sebagai respon terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.
1.1.7. ANATOMI DAN
FISIOLOGI GENETALIA INTERNA PADA ORGAN
REPRODUKSI PRIA
a. Testis
Adalah organ lunak, berbetnuk oval, dengan
panjang 4 – 5 cm (1,5 – 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci).Tunika
albugenia adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang ke
arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.Tubulus seminiferus ,
tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobulus. Epithelium
germinal khusus melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang
(spermatogonia) yang kemudian mengandung sperma ; sel sertoli yang menopang dan
memberi nutrisi speerma yang sedang berkembang dan sel-sel interstisial
(leydig) yang memiliki fungsi endokrin.
b. Epididimis
Adalah tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20
kaki (4–6 M) yang terletak di sepanjang sisi posterior testis. Bagian ini
memerima sperma dari duktus eferen.
Epididimis menyimpan sperma dan mampu mempertahankannya sampai 6
minggu. Selama 6 minggu tersebut, sperma akan menjadi motil, matur sempurna dan
mampu melakukan fertilisasi.
Selama eksitasi seksual, lapisan otot polos dalam dinding epididimal
berkontraksi untuk mendorong sperma kedalam duktus deferen.
c. Duktus Deferen
Adalah kelanjutan epididimis. Duktus ini adalah
tuba lurus terletak dalam korda spermatic yang juga mengandung pembuluh darah
dan pembuluh limfatik, saraf SSO, otot-otot kremaster dan jaringan ikat. Masing
duktus deferen meninggalkan skrotum , menanjak menuju dinding abdominal kanal
inguinal. Duktus ini mengalir di balik kandung kemih bagian bawah untuk
bergabung dengan duktus ejaculator.
d. Duktus Ejakulator
Pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan
pembesaran (ampula) di bagian ujung dektus deferen dan duktus dari vesikel
seminalis. Setiap duktus ejaculator panjangnya mencapai sekitar 2 cm dan
menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung
kemih.
e. Uretra
Uretra merentang dari kandung kemih sampai ujung
penis dan terdiri dari tiga bagian :
1. Uretra prostatik merentang mulai dari
bagian dasar kandung kemih, menembus
prostat dan menerima sekresi kelenjar tersebut.
2. Uretra membranosa panjangnya mencapai 1 –
2 cm. bagian ini dikelilingi sfingter
uretra eksternal.
3. Uretra penis (cavernous, berspons)
dikelilingi oleh jaringan erektil berspons
(kospus spongiosum). Bagian ini membesar ke dalam fosa navicularis
sebelum berakhir pada mulut uretra eksternal dalam glans penis.
f. Vesika Seminalis
Sepasang vesikel seminalis adalah kantong
terkonvolusi (berkelok-kelok) yang bermuara ke dalam duktus ejaculator.
Sekretnya adalah cairan kental dan basa yang kaya akan fruktosa, berfungsi
untuk memberi nutrisi dan melindungi sperma. Setengah lebih sekresi vesikel
seminalis adalah semen (cairan sperma yang meninggalkan tubuh).
g. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat menyelubungi uretra saat keluar
dari kandung kemih. Sekresi prostat bermuara ke dalam uretra prostatik setelah
melalui 15 sampai 30 duktus prostatik.
Prostat mengeluarkan cairan basa menyerupai susu yang menetralisir
asiditas vagina selama senggama dan meningkatkan motilitas sperma yang akan
optimum pada pH 6,0 – 6,5. Kelenjar prostat membesar pada saat remaja dan
mencapai ukuran optimalnya pada laki-laki yang berusia 20-an. Pada banyak
laki-laki, ukurannya terus bertambah seiring pertambahan usia. Saat berusia 70
tahun, dua pertiga dari semua laki-laki mengalami pembesaran prostat yang
mengganggu perkemihan.
h. Kelenjar Bulbouretral
Sepasang kelenjar bulbouretral (Cowper) adalah
kelenjar kecil yang ukuran dan bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini
mensekresi cairan basa yang mengandung mucus ke dalam uretral penis untuk
melumasi dan melindungi serta ditambahkan pada semen.
1.1.8.
SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis
adalah proses pembentukan atau pemasakan spermatozoa. Proses pembentukan
spermatozoa ( sel kelamin jantan ) berlangsung didalam testis yang terdapat
didalam skrotum ( kantong pelir ). Didalam testis terdapat banyak saluran
seminiferus ( tubulus seminiferus ) yang berdinding jaringan epitelium dan
jaringan ikat. Pada jaringan epitelium terdapat sel induk spermatozoa
(spermatogenium) dan sel sertoli yang berfungsi member makanan spermatozoa.
Pada jaringan ikat terdapat sel leydig yang berfungsi dalam proses
spermatogenesis membentuk testosteron.
Spermatogenesis bermula dari sel
spermatogonia yang terdapat pada dinding tubulus seminiferus. Setiap
spermatogenia yang mengandung 23 pasang kromosom, melakukan pembelahan mitosis
membentuk spermatosit primer yang juga mengandung 23 pasang kromosom.
Spermatosit primer melakukan pembelahan miosis pertama membentuk 2 (dua)
spermatosit sekunder yang haploid. Tiap spermatosit sekunder membelah secara meosis ( meosis kedua ) menghasilkan
2(dua) spermatid yang haploid. Sperma yang telah masak akan menuju epididimis.
Keempat spermatid berkembang menjadi
sperma masak yang bersifat haploid. Setiap proses spermatogenesis memerlukan
waktu 65-75 hari.
Pada orang dewasa normal setiap 1 ml semen ( air mani )
mengadung lebih kurang 20 juta spermatozoa. Sperma yang matang mempunyai tiga
bagian, yaitu bagian kepala(head), bagian tengah (mid piece ), dan bagian ekor
( tail ).
1.
Bagian kepala ( head )
Bagian kepala mengandung inti sel (
nukleus ) yang haploid dan bagian ujungnya mengandung akrosom yang berisi enzim hialuronidase dan proteinase yang berperan membantu
menembus lapisan yang melindungi sel telur.
2.
Bagian tengah ( mid piece )
Bagian tengah mengandung mitokondria
yang berperan dalam pembentukan energi yang digunakan untuk pergerakan ekor
sperma.
3. Bagian ekor ( tail )
Bagian ekor sebagai alat gerak
sperma agar dapat sampai ke ovum.
1.1.9. AKTIFITAS SEKSUAL PRIA
Rangsangan
akhir organ sensorik dan sensasi seksual menjalar melalui saraf pudendu.
Melalui pleksus sakralis dari medulla spinalis membantu rangsangan aksi seksual
yang berasal dari dalam. Akibat dari dorongan seksual akan mengisi organ
seksual dengan mukosa uretra. unsur psikis rangsangan seksual sesuai dengan
meningkatnya kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan seksual dengan
memikirkan atau berkhayal menyebabkan terjadinya aksi seksual sehingga
menimbulkan ejakulasi atau pengeluaran sperma pada saat bermimpi terutama usia
remaja.
1.1.10. PENGATURAN FUNGSI SEKSUAL PRIA
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah
hormon seperti : testosterone, LH, FSH, estrogen dan hormon pertumbuhan.
Pelepasan hormon gonadotropin ( GnRH ) oleh
hippotalamus merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk meyekresi LH, hormon,
perangsang LH dan FSH. Hipotalamus melepaskan GnRH yang diangkut ke kelenjar
hipotalamus anterior dalam merangsang pelepasan LH dan FSH darah porta.
Perangsangan hormon ini ditentukan oleh frekuensi dari siklus sekresi dan
jumlah GnRH yang dilepaskan setiap siklus.
2.1.1 ORGAN REPRODUKSI WANITA
1. ANATOMI DAN FISIOLOGI GENETALIA EKSTERNA
PADA ORGAN REPRODUKSI WANIT
a. Mons Pubis
Adalah bantalan jaringan lemak dan kulit yang terletak di atas
simfisis pubis. Bagian ini tertutup rambut pubis setelah pubertas.
b. Labia Mayora
Adalah dua lipatan kulit
longitudinal yang merentang ke bawah dari mons pubis dan menyatu di sisi
posterior perineum, yaitu kulit antara pertemuan dua lipatan ini dan anus.
Labia mayora homolog (serupa dalam struktur dan asalnya) dengan skrotum pada
laki-laki.
c. Labia Minora
Adalah dua lipatan kulit
di antara labia mayora. Lipatan ini tidak berambut, tetapi mengandung kelenjar
sebasea dan beberapa kelenjar keringat.Prepusium klitoris adalah pertemuan
lipatan-lipatan labia minora di bawah klitoris. Frenulum adalah area lipatan di
bawah klitoris.
d. Klitoris
Homolog dengan penis pada laki-laki, tetapi lebih kecil dan tidak
memiliki mulut uretra.Klitoris terdiri dari dua krura (akar), satu batang dan satu glans klitoris bundar yang
banyak mengandung ujung saraf dan sangat sensitive.Batang klitoris mengandung dua korpora kavernosum yang tersusun
dari jaringan erektil. Saat menggembung dengan darah selama eksitasi seksual,
bagian ini bertanggung jawab untuk ereksi klitoris.
e. Vestibula
Adalah area yang dikelilingi labia minora. Vestibula menutupi
mulut uretra, mulut vagina dan duktus kelenjar bartolini (vestibular besar).Kelenjar bartolini homolog dengan
kelenjar bulbouretral pada laki-laki. Kelenjar ini memproduksi beberapa tetes
sekresi mucus untuk membantu melumasi orifisium vaginal saat eksitasi seksual.Bulba vestibular adalah massa jaringan
erektil dalam di substansi jaringan labial. Bagian ini sebanding dengan korpora
spongiosum penis.
f. Himen ( Selaput dara )
Himen Adalah selaput tipis selaput lendir yang
menutupi sebagian lubang vagina. Selaput dara mempunyai lubang yang berlainan
besarnya pada setiap perempuan. Pada perempuang yang masih perawan selput dara
itu jelas kelihatan.Pada orang yang telah bersetubh dan lebih lebih pada orang
yang telah melahirkan selaput dara itu, telah putus-putus, sehingga
kesudahannya hamper tidak kelihatan lagi ada kalanya pada orang perawan selaput
itu tertutup betul sehingga bisa memisahkan pada waktu haid.
g. Mulut Vagina
Terletak di bawah orifisium uretra. Hymen
(selaput dara), suatu membran yang bentuk dan ukurannya bervariasi, melingkari
mulut vagina.
2.1.2 ANATOMI DAN FISIOLOGI GENETALIA INTERNA PADA ORGAN
REPRODUKSI WANITA
a. Ovarium
Panjang 3 – 5 cm, lebar 2 – 3 cm, dan tebal 1
cm. berbentuk seperti kacang kenari.Masing-masing ovarium terletak pada dinding
samping rongga pelvis posterior dalam sebuah ceruk dangkal, yaitu fosa ovarian
dan ditahan dalam posisi tersebut oleh mesenterium pelvis (lipatan peritoneum
antara peritoneum viseral dan peritoneum parietal). Ovarium adalah satu-satunya
organ dalam rongga pelvis yang retroperitoneal
(terletak di belakang peritoneum).
Ovarium dilapisi epithelium germinal
(permukaan). Jaringan ikat ovarium disebut stroma dan tersusun dari korteks
pada bagian luar dan medulla pada bagian dalam. Medulla ovarium adalah area terdalam. Medulla mengandung pembuluh
darah dan limfatik , serabut saraf, sel otot polos, dan sel-sel jaringan ikat.
Korteks adalah lapisan stroma
luar yang rapat. Korteks mengandung folikel
ovarian, yaitu unit fungsionalpada ovarium.
b. Tuba Fallopi ( Oviduk )
Dua tuba uterine / tuba fallopi menerima dan
mentransport oosit ke uterus setelah ovulasi.Setiap tuba uterin, dengan panjang
10 cm dan diameter 0,7 cm, ditopang oleh ligament besar uterus. Salah satu
ujungnya melekat pada uterus dan ujung lainnya membuka ke dalam rongga pelvis.Infundibulum adalah ujung terbuka
menyerupai corong (ostium) pada tuba
uterin. Bagian ini memiliki prosesus motil menyerupai jaring (fimbrae) yang merentang di atas
permukaan ovarium untuk membantu menyapu oosit terovulasi ke dalam tuba.Ampula adalah bagian tengah segmen
tuba.Ismus adalah segmen terdekat
dari uterus.Dinding tuba uterin terdiri dari serabut otot polos, jaringan ikat
dan sebuah lapisan epitel bersilia yang sirkular, tersusun secara
longitudinal.Fertilisasi biasanya terjadi di 1/3 bagian atas tuba fallopi.
c. Uterus
Merupakan organ tunggal muscular dan berongga.
Uterus berbentuk seperti buah pear terbalik dan dalam keadaan tidak hamil
memiliki panjang 7 cm, lebar 5 cm dan diameter 2,3 cm ( 3 inci X 2 inci X 1
inci). Organ ini terletak di dalam rongga pelvis di antara rectum dan kandung
kemih.Uterus pada dasarnya ditopang oleh lipatan peritoneal, ligament besar
yang melekatkan uterus pada dinding pelvis.
d. Vagina
Adalah tuba fibromuskular yang dapat
berdistensi. Organ ini merupakan jalan lahir bayi dan aliran menstrual, fungsinya
adalah organ kopulasi perempuan.Vagina panjangnya sekitar 8 – 10 cm. organ ini
menghadap uterus pada sudut sekitar 45° dari vestibula genitalia eksternal dan terletak antara kandung
kemih dan uretra di sisi anterior dan rectum di sisi posterior.Dinding vagina
tersusun dari atventisia terluar , satu lapisan otot polos dan epithelium
skuamosa bertingkat nonkeratinisasi yang dikenal sebagai lapisan vaginal.
Sel-sel pada lapisan vaginal memiliki reseptor yang terikat pada membran untuk
estrogen.Sebelum pubertas dan setelah menopause , jika konsentrasi estrogen
darah rendah, lapisan vagina menjadi tipis dan hampir seluruhnya terdiri dari
sel-sel basal.Vagina dilembabkan dan dilumasi oleh cairan yang berasal dari
kapilar pada dinding vaginal dan sekresi dari kelenjar-kelenjar serviks. pH
cairan vaginal tergantung pada kadar estrogen.
e. Perineum
Pada laki-laki atau perempuan adalah area
berbentuk seperti iritan yang terbentang dari simfisis pubis di sisi anterior
sampai ke koksiks di sisi posterior dan ke tuberositas iskial di sisi lateral.
2.1.3 OOGENESIS
Proses
pembentukan gamet betina ( sel telur ) pada wanita disebut oogeniesis dan
terjadi di ovarium.Pada masa Fetus, ovarium mengandung sel pemula atau oogonium
sejak bayi lahir oogonium berkembang menjadi oosit primer hingga pubertas,
melalui fase profase pada pembelahan meiosis.
2.14
SIKLUS MENSTRUASI PADA WANITA
Siklus menstruasi berkaitan dengan
pelepasan sel telur ( ovulasi ) dan terjadi pad hari ke-28 dari siklus. Setiap
orang mempunyai siklus yang beraneka, dengan periode antara 21 hari ( 3 minggu
) sampai 30 hari. Menstruasi atau haid dialami oleh wanita normal, sehat, sejak
akil balig. Kira-kira sejak usia 11 tahun atau 13 tahun.
Hormon
reproduksi wanita
Kelenjar
Endokrin dan Hormon-hormon yang
dihasilkan
|
Jaringan tujuan
|
Fungsi
|
d. Hipotalamus
-
Hormon Gonadotropin
|
Hipofisis anterior
|
Merangsang pengeluaran
FSH dan LH
|
e. Hipofisi
anterior
-
FSH
-
LH
-
Hormon oksitosin
-
Hormon Ptolaktin
|
Ovarium
Ovarium
Ovarium
Payudara
|
Merangsang
perkembangan folikel dan bersama LH. Merangsang sekresi, estrogen dan
ovulasi.
Merangsang ovulasi
dan perkembangan korpus luteum.
Memengaruhi kontraksi
otot rahim dan memengaruhi kelancaran air susu.
Merangsang produksi
air susu.
|
f. Ovarium
-
Hormon Estrogen
-
Hormon Progesteron
|
Seluruh tubuh
Alat reproduksi
Uterus
Payudara
|
Pertumbuhan organ
kelamin dan pubertas, serta perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder.
Pendewasaan,
persiapan bulanan endometrium dalam kehamilan.
Menyempurnakan
penyiapan endometrium dalam kehamilan.
Merangsang produksi air
susu.
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi,
maka kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Organ reproduksi pria terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian eksterna dan
bagian interna. Bagian eksterna terdiri dari penis yang merupakan organ yang
banyak mengandung darah dan skrotum yang merupakan organ yang membungkus dan
menopang testis diluar tubuh. Sedangkan bagian interna terdiri dari testis,
epididimis, duktus deferens, duktus ejakulator, uretra, vesika seminalis,
kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretral.
2.
Organ reproduksi wanita terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian eksterna dan
bagian interna. Bagian eksterna terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia
minora, klitoris, vestibula, himen dan
mulut vagina. Sedangkan pada bagian interna terdiri dari ovarium, tuba
fallopi ( oviduk ), uterus, vagina dan pireneum.
3.
Spermatogenesis adalah proses pembentukan atau pematangan spermatozoa yang
terjadi didalam testis serta melibatkan pembelahan sel secara mitosis dan
meiosis.
4.
Oogenesis adalah proses pembentukan ovum ( sel telur ) yang terjadi didalam
ovarium. Hasil dari oogenesis yaitu ovum dan tiga badan polar.
B. SARAN
- Diharapkan setiap perawat dapat mengenal dan memahami
secara utuh tentang anatomi dan fisiologi system reproduksi dan menerapkannya
dalm pemberian pelayanan terhadap pasien
-Mengetahui dam memahami secara rinci tentang anatomi dan
fisiologi sistem reproduksi pada pria dan wanita.
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin,1997,
Anatomi Fisiologi untuk siswa perawat.jakarta:EGC
Dewi,
Rosana & dkk, 2003,biologi 2B,
Klaten: Intan pariwara.
Http//rudyregobiz.wordpress.com/2009/11/18/system-reproduksi-pada-manusia/
Http//info.medis.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar