Sabtu, 11 Juni 2016

makalah pertumbuhan janin



BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari ovarium, uterus dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan tubektomi pada organ reproduksinya atau mencapai menopause tidak akan mati. 
Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam kandungan ibunya. Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta oosit primer. Sebagian oosit primer mengalami degenerasi sehingga ketika memasuki masa puber jumlah tersebut menurun hingga tinggal sekitar 200 ribu pada tiap ovariumnya. Oosit primer ini mengalami masa istirahat (dorman), kemudian proses oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puber.
Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-14 tahun organ reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi (menophause) yang terjadi antara usia 46-54 tahun. Menstruasi merupakan pendarahan yang keluar melalui vagina karena luruhnya dinding rahim (endometrium). Menstruasi juga merupakan pertanda tidak terjadi kehamilan, tiga perempat bagian jaringan lembut endometrium yang telah dipersiapkan untuk menerima konsepsi (penanaman embrio) akan terlepas. Kemudian endometrium akan terbentuk kembali; dipersiapkan untuk menerima kemungkinan konsepsi berikutnya, demikian seterusnya terulang kembali secara periodik dan dikenal dengan siklus menstruasi. Remaja putri tidak perlu merasa takut karena menstruasi merupakan peristiwa biologis yang normal dan biasa seperti halnya bernafas dan darah yang mengalir dalam tubuh.Seorang wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksinya. Dengan mengetahui anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya maka seorang wanita tak perlu merasa cemas dan gelisah terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja dan itu adalah suatu hal yang normal.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mendefinisikan tentang konsepsi
2.      Menjelaskan tentang terjadinya konsepsi
3.      Menjelaskan factor foktor konsepsi
4.       Memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Anatomi dan Fisiologi
5.      Untuk menjelaskan Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi.
6.      . Untuk mengetahui tahap-tahap spermatogenesis dan oogenesis.
7.      . Mengetahui aktifitas seksual pria dan pengaturan fungsi seksual pria.


















BAB II
PEMBAHASAN


1.1.kromosom X dan Y
Perkembangan biologis antara laki – laki dan perempuan ditentukan sejak masa konsepsi. Janin perempuan mempunyai dua kromosom X dari setiap orang tua. Janin laki – laki mempunyai kromosom X dan Y, kromosoms X dari ibu dan kromosom Y dari ayah. Sejak tujuh minggu masa depan konsepsi, organ seksualitas laki – laki mulai terbentuk karena pengaruh hormon estrogen. Dan pada waktu yang sama organ seksual perempuan mulai terbentuk karena kurangnya testeteron, bukan karena adanya hormone esterogen.
1.1.1Pengertian Konsepsi
 suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur didalam tuba falopi. Hanya satu sperma yang mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma.
Konsepsi dapat terjadi, jika beberapa kriteria berikut di penuhi :
a. Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
b. Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.
c. Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.
d. Tidak ada barier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai penetrasi dan akhirnya membuahi ovum.
Konsepasi memiliki kemungkinan paling berhasil, jika hubungan seksual berlangsung tepat sebelum ovula. Sperma dapat hidup selama 3 – 4 hari didalam saluran genetalia wanita dan idealnya harus berada didalamtuba falopii saat ovulasi terjadi, karena ovum hanya bisa hidup selam 12 – 24 jam. Wanita dapat memprediksi ovulasi dengan memantau perubahan dalam tubuhnya. Misalnya, sekitar waktu ovulasi, serviks memendek, melunak dan sedikit berdilatasi. Salah satu indicator ovulasi yang paling kuat adalah status lender serviks yang menjadi transparan, licin, dan banyak ( Flynn, 1992 ). Lendir tersebut juga dapat direnggangkan, suatu materi yang disebut spinnbarkeit. Setelah ovulasi, lender kembali menjadi kental, lengket, dan jumlahnya menurun ( Norman, 1986 ). Tindakan lebih jauh yang dapat dilakukan wanita adalah mengobservasi suhu tubuh basalnya, yang meningkat sebesar 0,2 derajat celcius segera setelah ovulasi.
Metode berikut dapat dipergunakan untuk menilai hari ovulasi :
a. Metode kalender
Pencatatan sebaiknya dilakukan terus dalam satu periode paling tidak 6 bulan, yang mencatat hari pertama setiap periode menstruasi ( hari ke 1 keduanya darah mentruasi ) dan dengan demikian menghitung waktu ovulasi selama 15 hari sebelum periode khusus tersebut. Pada cara ini diperkirakan hari – hari pada bulan berikutnya kapan wanita akan menstruasi dan dengan demikianjuga dapat diperkirakan hari – hari kapan wanita tersebut berovulasi. Apabila mensttruasinya tidak teratur, maka penghitungan demikian tidak mungkun dilakukan.
b. Metode suhu
Pelepasan progesterone telah menyebabkan peningkatan suhu tubuh sampai 0,5 derajat Celsius. Suhu tubuh tersebut akan sedikit turun tepat sebelum mulainya ovulasi dan kemudian meningkat segera setelah ovulasi. System ini memerlukan pencetatan suhu mulut segera pada setiap bangun tidur pagi. Peningkatan suhu tubuh tersebut harus menetap dalam 24 jam untuk membuktikan bahwa telah terjadi ovulasi. Pemakaian metode ini mungkin dapat keliru karena kenaikan suhu dapat menunjukan adanya infeksi dan penurunan suhu tubuh kadang – kadang terjaid akibat dari pemberian obat misalnya aspirin.
c.Perubahan lendir serviks
Peningkatan kadar estrogen tepat sebelum ovulasi menyebabkan peningkatan sekresi serviks maupun pengurangan kekentalan ( vikositas ) sekresi tersebut. Karena sekresi merupakan bagian dari sekresi vagina maka perubahan dapat dikenal oleh wanita yang diharapkan dapat mengerti. Walaupun demikian, akan memerlukan waktu 2 atau 3 bulan lagi pasangan yang sebelumnya belum pernah mengetahui maknanya untuk memperhatikan hal ini.
 1.1.2. Sel mani ( Spermatozoa )
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti ( nucleus ), leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor, yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor sperma kira – kira 10x bagian kepala. Jumlah sperma yang dikeluarkan sekali membuahi berjuta – juta sel mani yang keluar.Secara embrional, spermatogonium berasal darisel primitive tubilus testis. Setelah bayi laki – laki lahir, jumlah spematogenium yang ada tidak mengalami perubahan sampai masa akil baliq. Pada masa pubertas, dibawah pengaruh sel – sel interstisial leydig, sel – sel spermatogenium ini mulai aktif mengadakan mitosis dan terjadilah spermatogenesis.
Urutan pertumbuhan sperma ( spermatogenesis ) :
a. Spermatogenium, membelah dua
b. Spermatosid pertama, membelah dua
c. Spermatosid kedua, membelah dua
d. Spermatid, kemudian tumbuh menjadi
e. Spermatozoon ( sperma )

1.1.3. Sel telur ( Ovum ) dan Oogenesis
OVUM
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genetalia ridge. Menurut umur wanita, jumlah oorganisme adalah :
a. Bayi baru : 750.000
b. Umur 6 – 15 tahun : 439.000
c. Umur 16 – 25 tahun : 159.000
d. Umur 35 – 45 tahun: 34.000
e. Masa menaupose : semua hilang.
Urutan pembuahan ovum ( oogenesis ) :
a. Oogonia
b. Oosit pertama ( Primary Oocyte )
c. Primary ovarian fillicel
d. Liquor folliculi
e. Pematangan pertama ovum
f. Pematangan kedua ovum pada waktu sperma mebuahi telur



PENGARUH HORMON DALAM OOGENESIS
1. Pada saat pascamenstruasi (dimana pegaruh`progesteron sudah tidak ada) hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin menyebabkan hipofisa menghasilkan FSH dan LH.
2. FSH menyebabkan folikel berkembang (dari folikel primer folikel sekunder folikel de graaf).
3. Folikel de graaf memfasilitasi ovulasi dengan produksi satu ovum. Terjadinya ovulasi juga diransang oleh LH pada hari ke-14 fase estrus.
4. Di sisi lain folikel de graaf juga menghasilkan estrogen yang menyebabkan penebalan endomentrium dan mempengaruhi hipofisa untuk menghentikan produksi FSH dan LH.
5. Folikel de graff yang telah mengeluarkan satu ovum (folikel kosong) akan membentuk korpus luteum (badan kuning) yangmampu menghasilkan progesteron.
6. Progesteron selanjutnya menghambat hipofisa memproduksi FSH dan LH yang menyebabkan ovulasi berikutnya dihambat untuk sementara. Di sisi lain progesteron juga menyebabkan munculnya fase luteal (hari ke-10 pasca ovulasi, endomentrium tebal, lembut, dan kaya akan pembuluh darah).
7. Jika ovulasi gagal korpus luteum dan endomentrium berdegenerasi yang menyebabkan pendarahan (menstruasi) pada hari ke-28 setelah ovulasi. Degerasi korpus luteum juga menyebabkan produksi progresteron tidak ada sehingga hipotalamus dapat memproduksi gonadotropin yang akan meransang mengulang siklus ovulasi tahap berikutnya

1.1.4. TAHAP PERKEMBANGAN EMBRIO
   a. Tahap perkembangan janin minggu 1 – 4
Minggu pertama :
• Stadium 1 : seltelur yang dibuahi
• Stadium 2 : hari ke 2 – 3, pembentukan alur. Diferensiasi menjadi sel – sel luar dan dalam pembelahan sel pertama langsung beralih kestadium kedua buah sel sementara diangkut menjadi saluran telur.
• Stadium 3 : blastokista bebas menjadi senyawa sehingga jumlah sel menjadi 32 – 58 buah dimulai pembentukan rongga blastokista. Hari ke 4 – 5 blatokista bebas. Embrioblast dan trofoblast rongga blatokista dilanjutkan dengan nidasi yang berlangsung selama kurang lebih satu minggu.
Minggu kedua : Implantasi
• Stadium 4 : implantasi blatokista dan krucut implantasi dalam selpaut lendir rahim.
• Stadium 5 : masuknya blatokista kedalam selaput lendir sampai awal peredaran uteroplasenta.
Minggu ketiga : blatokista trilaminar
• Stadium 6 : pembentukan mesoderm ekstra embrional dan reorganisasi rongga – rongga embrional dan terbentuk garis sederhana.
• Stadium 7 : timbauan korda
• Stadium 8 : terusan aksial
• Stadium 9 : lipatan kepala mulai terbentuk, jantung mulai berdenyut dan jonjot – jonjot karion mulai terapung bebas dalam darah ibu.
Minggu keempat :
Perkembagan bentuk badan, mencakup stadium 10 – 13 pada awal minggu ke 4 jantung berdenyut, peredaran darah berfungsi, bumbung saraf menutup. Embrio melipatkan diri lepas dari kandung kuning telur.
• Diakhir minggu ke 4 gestasi, sel – sel embrio tumbuh dengan cepat tapi belum menyerupai manusia sesungguhnya.
• Perkembangan minggu ke 4 gestasi mencakup yang berikut :
- Panjang 0,75 – 1 mm ; berat 400 mg
- Pembentukan korda spinalis dan mulai menyatu digaris tengah back bant ( kepala menyentuh ekor ).
- Jantung mengalami rudimeter, tampak seperti gumpalan dipermukaan anterior.
- Gumpalan mirip lengan dan kaki
- Mata, telinga dan hidung mengalami rudimenten.
b. Tahap perkembangan janin minggu ke 5 – 8 : organogenesis• Satium 14 : miotom – miotom
Panjang 5 – 7 mm, usia 31 – 35 hari, alur lensa menenggelamkan kedalam cawan mata. Duktus endolimfatikus bertunas keluar dari gelembung telinga. Lengkung kepala dan lengkung temgkuk sangat menonjol.
• Stadium 15 : topografi pembuluh – pembuluh darah \Panjang 7 – 9 mm, usia 35 – 38 hari, ectoderm menutup diatas gelembung lensa. Tepek penghidu membenankan diri menjadi suatu alur kecil. Terbentuk tepek telingga.
• Stadium 16 : tonjolan – tonjolan wajah
Panjang 8 – 11 mm, usia 37 – 42 hari. Pada embrio yang tidak difiksasi sudah mengalami pigmentasi. Benjolan – benjolan telinga tampak jelas. Sinus serviklis menutup. Telapak tangan amat jelas, telapak kaki samara – samar.
• Stadium 17 : gelembung – gelembung telenfesalon.
• Stadium 18 – 19 : bentuk yang kuboid.
• Stadium 20 : tangan pada sikap pronasi. Kerangka tulang rawan dan susunan otot.
• Stadium 23 : histologi. Pengolahan bertahap pada kepala.
• Diakhir minggu ke 8 gestasi, organogenesis telah lengkap.
• Perkembangan pada minggu ke 8 gestasi mencekup yang berikut :
- Panjang 2,5 cm ; berat 20 gram
- Jantung mulai berdenyut disertai adanya katup dan septum.
- Gambaran wajah dapat dilihat.
- Ekstremitas terbentuk.
- Ekor mengalami retrogesi, abdomen kencang dan kantung gestasional kelaminnya.
• Minggu ke 12 :
- Panjang 7 – 9 cm
- Berat 45 gram
- Terjadi gerakan janin spontan.
- Reflek babinski positif.
- Pembentukan lempeng osifikasi.
- Jenis kelamin bisa dibedakan dari tampilan luar.
- Sekresi ginjal dapat dimulai : urin belum terdapat di cairan amnion.
- Denyut jantung dapat di dengar melalui doppler
• Minggu ke 16 :
Diakhir minggu keenam belas gestasi janin menelan cairan amniotonic dengan aktif.
- Gestasi mencakup :
o Panjang 10 -17 cm.
o Berat 55 – 120 gram
o Quickening
o Antibody mulai di produksi
o Rambut mulai terbentuk
o Mekonium terdapat di usus bagian atas
o Terbentuk lemak coklat
o Pola tidur dan aktifitas dapat dibedakan.
• Minggu ke 24 :
Ketika janin mencapai usia 24 minggu, atau beratnya mencapai 601 gram, mereka telah mencapai batas usia viabilitas jika kelahiran mereka ditangani di fasilitas pelayanan modern.
- Gestasi mencakup yang berikut :
o Panjang 28 – 36 cm
o Berat 550 gram
o Antybody pasif ditransfer dari ibu kejanin
o Terdapat ferniks kaseosa
o Mekonium terdapat direktum
o Produksi surfaktan mulai aktif
o Kelopak dan bulu mata sudah dapat dibedakan
o Kelopak mata sudah mulai terbuka dan pupil raktif.
c. Tahap perkembangan janin minggu ke 28 :
• Pembuluh darah retina rentan terhadap kerusakan akibat konsentrasi oksigen, ini menjadi pertimbangan penting pada saat merawat bayi dengan berat lahir rendah yang memerlukan oksigen.
• Perkembangan pada minggu ke 28 getasi mencakup yang berikut :
- Panjang 35 – 38 cm
- Berat 1200 gram
- Alfeolus paru matang
- Terbentuk surfaktan dicairan amnion
- Testis turun ( pada pria )
d. Tahap perkembangan janin minggu ke 32 :
• Diakhir minggu ke 32 gesatasi janin mulai menetapkan diri pada posisi lahir.
• Perkembangan pada minggu ke 32 gestasi mencakup yang berikut :
- Panjang 38 – 43 cm- Berat 1600 gram- Terdapat simpanan lemak subkutan
- Reflek moro aktif- Terbentuk cadangan zat besi
- Janin mulai peka terhadap suara – suara dari luar kandungan
- Kuku jari memenuhi ujung – ujung jari.
e. Tahap perkembangan janin minggu ke 36 :
• Diakhir minggu ke 36 janin berada pada posisi verteks atau kepala berada dibawah
• Perkembangan pada minggu ke 36 gestasi mencakup sebagai berikut :
- Panjang 42 – 49 cm- Berat 1900 – 2700 gram
- Terdapat simpanan glikogen, besi, karbohidrat dan kalsium- Simpanan lemaksubkutan meningkat- Lipatan plantar terbentuk 1 – 2- Laguno menghilang- Biasanya berada pada posisi verteks
f. Tahap perkembangan janin pada minggu ke 40 :
• Pada primipara, janin biasanya masuk kejalan lahir selama 2 minggu terakhir kehamilan yang membuat ibu merasa bahwa bayi siap lahir. Ini merupakan peringatan bahwa trimester ke 3 kehamilan sudah berakhir dan persalinan siap dimulai.
• Pada perkembangan minggu ke 40 gestasi mencakup yang berikut - Panjang 48 – 52 cm- Berat 3000 gram- Ginjal janin aktif- Verniks kaseosa terbentuk lengkap- Plantar mulai banyak
1.1.5. Faktor – Faktor yang mempengaruhi konsepsi :
    1. Infertilitas pada wanita
Untuk menjadi hamil, wanita perlu memiliki siklus ovulasi yang teratur, ovumnya harus normal dan tidakboleh ada hambatan dalam jalur lintasan sperma atau amplantasi ovum yang sudah di buahi. Oleh karena itu, penyebeb infertilitas pada wanita, yang dapat disebabkan oleh faktor, psikologis, atau kombinasi keduanya, dapat dibagi menjadi masalah ovulasi atau hambatan atau abnormalitas dalam saluran reproduksi.
  2. Masalah ovulasi
Karena ovulasi normal berlangsung dibawah kendali hormone, gangguan tertentu dalam system endokrin dapat mempengaruhi fertilisasi. Dengan menelusuri kembali peristiwa – peristiwa yang menyebabkan ovulasi, area – area yangn terkait dengan sistem endokrin menjadi jelas. Pertama hipotalamus perlu melepaskan faktor pelepasan gonadotropin yang bekerja pada kelenjar hipofisis, menyebabkan pelepasan FSH dan LH. FSH menstimulasi sebuah folikel menjadi matang dan menyebabkan produksi estrogen, sedangkan LH menstimulasi pelepasan ovum dan produksi progesterone. Produksi estrogen dan progesterone juga dipengaruhi oleh kadar prolaktine yang bersikulasi dari kelenjar hipofisis.
Masalah ovulasi dapat disebabkan oleh difungsi hipotalamus, kelenjar hipofisis, atau kelenjar tyroid ( karena peningkatan kadar prolaktin dapat disebabkan baik oleh masalah kelenjar hipofisis ataupun kelenjar tyroid ). Dari perspektif psikologi, terdapat juga suatu kolerasi antara hiperprolaktinemia dan tingginya tingkat stress ( diantara pasangan yangn mendatangi klinik infertilitas ), walaupun efek stress pada fertilisasi memerlukan penelitian lebih lanjut. Penyakit sistematik,yang meliputi DM, penyakit gagal ginjal yang mempengaruhi fungsi endokrin dapat juga menggangu siklus normal.
Walaupun fungsi hormone dapat berada dalam keadaan normal, gangguan pada ovarium dapat mempengaruhi ovulasi. Misalnya kista atau tumor ovarium, penyakit ovarium polikistis atau kerusakan ovarium akibat endomestiotis atau riwayat pembedahan dapat menggangu siklus ovarium sehingga mempengaruhi fertilitas. 
1.1.6   ORGAN  REPRODUKSI PRIA
 1. ANATOMI DAN FISIOLOGI GENETALIA EKSTERNA PADA ORGAN  REPRODUKSI PRIA
a. Penis
Penis terdiri dari 3 bagian  akar, badan dan glans penis yang membesar yang banyak mengandung ujung-ujung saraf sensorik. Organ ini berfungsi untuk tempat keluar urine dan semen serta sebagai organ korpulasi. Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali di dekat akar organ. Prepusium (kulup) adalah lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.Badan penis dibentuk dari tiga massa jaringan erektil silindris, dua korpus kavernosum dan satu korpus spongiosum ventral di sekitar uretra.
Jaringan erektil adalah jaring-jaring ruang darah irregular (venosa sinusoid) yang diperdarahi oleh arteriol aferen dan kapiler, didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang disebut tunika albugenia.Korpus kavernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat yang disebut tunika albugenia.
b. Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia dan otot polos yang membungkus dan menopang testis di luar tubuh pada suhu optimum untuk prosuksi spermatozoa.Dua kantong scrotal, setiap scrotal berisi satu testis tunggal, dipisahkan oleh septum internal.Otot Dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit scrotal sebagai respon terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.

1.1.7. ANATOMI DAN FISIOLOGI GENETALIA INTERNA PADA ORGAN  REPRODUKSI PRIA
a. Testis
Adalah organ lunak, berbetnuk oval, dengan panjang 4 – 5 cm (1,5 – 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci).Tunika albugenia adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang ke arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.Tubulus seminiferus , tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobulus. Epithelium germinal khusus melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang kemudian mengandung sperma ; sel sertoli yang menopang dan memberi nutrisi speerma yang sedang berkembang dan sel-sel interstisial (leydig) yang memiliki fungsi endokrin.
b. Epididimis
Adalah tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20 kaki (4–6 M) yang terletak di sepanjang sisi posterior testis. Bagian ini memerima sperma dari duktus eferen.
Epididimis menyimpan sperma dan mampu mempertahankannya sampai 6 minggu. Selama 6 minggu tersebut, sperma akan menjadi motil, matur sempurna dan mampu melakukan fertilisasi.
Selama eksitasi seksual, lapisan otot polos dalam dinding epididimal berkontraksi untuk mendorong sperma kedalam duktus deferen.
c. Duktus Deferen
Adalah kelanjutan epididimis. Duktus ini adalah tuba lurus terletak dalam korda spermatic yang juga mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik, saraf SSO, otot-otot kremaster dan jaringan ikat. Masing duktus deferen meninggalkan skrotum , menanjak menuju dinding abdominal kanal inguinal. Duktus ini mengalir di balik kandung kemih bagian bawah untuk bergabung dengan duktus ejaculator.
d. Duktus Ejakulator
Pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran (ampula) di bagian ujung dektus deferen dan duktus dari vesikel seminalis. Setiap duktus ejaculator panjangnya mencapai sekitar 2 cm dan menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung kemih.
e. Uretra
Uretra merentang dari kandung kemih sampai ujung penis dan terdiri dari tiga bagian :
1.      Uretra prostatik merentang mulai dari bagian dasar kandung kemih,     menembus prostat dan menerima sekresi kelenjar tersebut.
2.      Uretra membranosa panjangnya mencapai 1 – 2 cm. bagian ini dikelilingi    sfingter uretra eksternal.
3.      Uretra penis (cavernous, berspons) dikelilingi oleh jaringan erektil berspons    (kospus spongiosum). Bagian ini membesar ke dalam fosa navicularis sebelum berakhir pada mulut uretra eksternal dalam glans penis.
f. Vesika Seminalis
Sepasang vesikel seminalis adalah kantong terkonvolusi (berkelok-kelok) yang bermuara ke dalam duktus ejaculator. Sekretnya adalah cairan kental dan basa yang kaya akan fruktosa, berfungsi untuk memberi nutrisi dan melindungi sperma. Setengah lebih sekresi vesikel seminalis adalah semen (cairan sperma yang meninggalkan tubuh).
g.  Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat menyelubungi uretra saat keluar dari kandung kemih. Sekresi prostat bermuara ke dalam uretra prostatik setelah melalui 15 sampai 30 duktus prostatik.
Prostat mengeluarkan cairan basa menyerupai susu yang menetralisir asiditas vagina selama senggama dan meningkatkan motilitas sperma yang akan optimum pada pH 6,0 – 6,5. Kelenjar prostat membesar pada saat remaja dan mencapai ukuran optimalnya pada laki-laki yang berusia 20-an. Pada banyak laki-laki, ukurannya terus bertambah seiring pertambahan usia. Saat berusia 70 tahun, dua pertiga dari semua laki-laki mengalami pembesaran prostat yang mengganggu perkemihan.

h. Kelenjar Bulbouretral
Sepasang kelenjar bulbouretral (Cowper) adalah kelenjar kecil yang ukuran dan bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini mensekresi cairan basa yang mengandung mucus ke dalam uretral penis untuk melumasi dan melindungi serta ditambahkan pada semen.

1.1.8. SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis adalah proses pembentukan atau pemasakan spermatozoa. Proses pembentukan spermatozoa ( sel kelamin jantan ) berlangsung didalam testis yang terdapat didalam skrotum ( kantong pelir ). Didalam testis terdapat banyak saluran seminiferus ( tubulus seminiferus ) yang berdinding jaringan epitelium dan jaringan ikat. Pada jaringan epitelium terdapat sel induk spermatozoa (spermatogenium) dan sel sertoli yang berfungsi member makanan spermatozoa. Pada jaringan ikat terdapat sel leydig yang berfungsi dalam proses spermatogenesis membentuk testosteron.
            Spermatogenesis bermula dari sel spermatogonia yang terdapat pada dinding tubulus seminiferus. Setiap spermatogenia yang mengandung 23 pasang kromosom, melakukan pembelahan mitosis membentuk spermatosit primer yang juga mengandung 23 pasang kromosom. Spermatosit primer melakukan pembelahan miosis pertama membentuk 2 (dua) spermatosit sekunder yang haploid. Tiap spermatosit sekunder membelah  secara meosis ( meosis kedua ) menghasilkan 2(dua) spermatid yang haploid. Sperma yang telah masak akan menuju epididimis. Keempat  spermatid berkembang menjadi sperma masak yang bersifat haploid. Setiap proses spermatogenesis memerlukan waktu 65-75 hari.
Pada orang dewasa normal setiap 1 ml semen ( air mani ) mengadung lebih kurang 20 juta spermatozoa. Sperma yang matang mempunyai tiga bagian, yaitu bagian kepala(head), bagian tengah (mid piece ), dan bagian ekor ( tail ).
1.               Bagian kepala ( head )
Bagian kepala mengandung inti sel ( nukleus ) yang haploid dan bagian ujungnya mengandung akrosom yang berisi enzim hialuronidase dan proteinase yang berperan membantu menembus lapisan yang melindungi sel telur.
2.               Bagian tengah ( mid piece )
Bagian tengah mengandung mitokondria yang berperan dalam pembentukan energi yang digunakan untuk pergerakan ekor sperma.
3.          Bagian ekor ( tail )
Bagian ekor sebagai alat gerak sperma agar dapat sampai ke ovum.




1.1.9. AKTIFITAS SEKSUAL PRIA
         Rangsangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual menjalar melalui saraf pudendu. Melalui pleksus sakralis dari medulla spinalis membantu rangsangan aksi seksual yang berasal dari dalam. Akibat dari dorongan seksual akan mengisi organ seksual dengan mukosa uretra. unsur psikis rangsangan seksual sesuai dengan meningkatnya kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan seksual dengan memikirkan atau berkhayal menyebabkan terjadinya aksi seksual sehingga menimbulkan ejakulasi atau pengeluaran sperma pada saat bermimpi terutama usia remaja.
1.1.10. PENGATURAN FUNGSI SEKSUAL PRIA
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon seperti : testosterone, LH, FSH, estrogen dan hormon pertumbuhan.
Pelepasan hormon gonadotropin ( GnRH ) oleh hippotalamus merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk meyekresi LH, hormon, perangsang LH dan FSH. Hipotalamus melepaskan GnRH yang diangkut ke kelenjar hipotalamus anterior dalam merangsang pelepasan LH dan FSH darah porta. Perangsangan hormon ini ditentukan oleh frekuensi dari siklus sekresi dan jumlah GnRH yang dilepaskan setiap siklus.

2.1.1 ORGAN  REPRODUKSI WANITA
 1. ANATOMI DAN FISIOLOGI GENETALIA EKSTERNA PADA ORGAN REPRODUKSI WANIT
a. Mons Pubis
Adalah bantalan jaringan lemak dan kulit yang terletak di atas simfisis pubis. Bagian ini tertutup rambut pubis setelah pubertas.
b. Labia Mayora
Adalah dua lipatan kulit longitudinal yang merentang ke bawah dari mons pubis dan menyatu di sisi posterior perineum, yaitu kulit antara pertemuan dua lipatan ini dan anus. Labia mayora homolog (serupa dalam struktur dan asalnya) dengan skrotum pada laki-laki.
c. Labia Minora
Adalah dua lipatan kulit di antara labia mayora. Lipatan ini tidak berambut, tetapi mengandung kelenjar sebasea dan beberapa kelenjar keringat.Prepusium klitoris adalah pertemuan lipatan-lipatan labia minora di bawah klitoris. Frenulum adalah area lipatan di bawah klitoris.

d. Klitoris
Homolog dengan penis pada laki-laki, tetapi lebih kecil dan tidak memiliki mulut uretra.Klitoris terdiri dari dua krura (akar), satu batang dan satu glans klitoris bundar yang banyak mengandung ujung saraf dan sangat sensitive.Batang klitoris mengandung dua korpora kavernosum yang tersusun dari jaringan erektil. Saat menggembung dengan darah selama eksitasi seksual, bagian ini bertanggung jawab untuk ereksi klitoris.

e. Vestibula
Adalah area yang dikelilingi labia minora. Vestibula menutupi mulut uretra, mulut vagina dan duktus kelenjar bartolini (vestibular besar).Kelenjar bartolini homolog dengan kelenjar bulbouretral pada laki-laki. Kelenjar ini memproduksi beberapa tetes sekresi mucus untuk membantu melumasi orifisium vaginal saat eksitasi seksual.Bulba vestibular adalah massa jaringan erektil dalam di substansi jaringan labial. Bagian ini sebanding dengan korpora spongiosum penis.

f. Himen ( Selaput dara )
Himen Adalah selaput tipis selaput lendir yang menutupi sebagian lubang vagina. Selaput dara mempunyai lubang yang berlainan besarnya pada setiap perempuan. Pada perempuang yang masih perawan selput dara itu jelas kelihatan.Pada orang yang telah bersetubh dan lebih lebih pada orang yang telah melahirkan selaput dara itu, telah putus-putus, sehingga kesudahannya hamper tidak kelihatan lagi ada kalanya pada orang perawan selaput itu tertutup betul sehingga bisa memisahkan pada waktu haid.
g. Mulut Vagina
Terletak di bawah orifisium uretra. Hymen (selaput dara), suatu membran yang bentuk dan ukurannya bervariasi, melingkari mulut vagina.


2.1.2 ANATOMI DAN FISIOLOGI GENETALIA INTERNA PADA ORGAN REPRODUKSI WANITA
a. Ovarium
Panjang 3 – 5 cm, lebar 2 – 3 cm, dan tebal 1 cm. berbentuk seperti kacang kenari.Masing-masing ovarium terletak pada dinding samping rongga pelvis posterior dalam sebuah ceruk dangkal, yaitu fosa ovarian dan ditahan dalam posisi tersebut oleh mesenterium pelvis (lipatan peritoneum antara peritoneum viseral dan peritoneum parietal). Ovarium adalah satu-satunya organ dalam rongga pelvis yang retroperitoneal (terletak di belakang peritoneum).
Ovarium dilapisi epithelium germinal (permukaan). Jaringan ikat ovarium disebut stroma dan tersusun dari korteks pada bagian luar dan medulla pada bagian dalam. Medulla ovarium adalah area terdalam. Medulla mengandung pembuluh darah dan limfatik , serabut saraf, sel otot polos, dan sel-sel jaringan ikat.
Korteks adalah lapisan stroma luar yang rapat. Korteks mengandung folikel ovarian, yaitu unit fungsionalpada ovarium.
b. Tuba Fallopi ( Oviduk )
Dua tuba uterine / tuba fallopi menerima dan mentransport oosit ke uterus setelah ovulasi.Setiap tuba uterin, dengan panjang 10 cm dan diameter 0,7 cm, ditopang oleh ligament besar uterus. Salah satu ujungnya melekat pada uterus dan ujung lainnya membuka ke dalam rongga pelvis.Infundibulum adalah ujung terbuka menyerupai corong (ostium) pada tuba uterin. Bagian ini memiliki prosesus motil menyerupai jaring (fimbrae) yang merentang di atas permukaan ovarium untuk membantu menyapu oosit terovulasi ke dalam tuba.Ampula adalah bagian tengah segmen tuba.Ismus adalah segmen terdekat dari uterus.Dinding tuba uterin terdiri dari serabut otot polos, jaringan ikat dan sebuah lapisan epitel bersilia yang sirkular, tersusun secara longitudinal.Fertilisasi biasanya terjadi di 1/3 bagian atas tuba fallopi.
c. Uterus
Merupakan organ tunggal muscular dan berongga. Uterus berbentuk seperti buah pear terbalik dan dalam keadaan tidak hamil memiliki panjang 7 cm, lebar 5 cm dan diameter 2,3 cm ( 3 inci X 2 inci X 1 inci). Organ ini terletak di dalam rongga pelvis di antara rectum dan kandung kemih.Uterus pada dasarnya ditopang oleh lipatan peritoneal, ligament besar yang melekatkan uterus pada dinding pelvis.
d. Vagina
Adalah tuba fibromuskular yang dapat berdistensi. Organ ini merupakan jalan lahir bayi dan aliran menstrual, fungsinya adalah organ kopulasi perempuan.Vagina panjangnya sekitar 8 – 10 cm. organ ini menghadap uterus pada sudut sekitar 45° dari vestibula genitalia eksternal dan terletak antara kandung kemih dan uretra di sisi anterior dan rectum di sisi posterior.Dinding vagina tersusun dari atventisia terluar , satu lapisan otot polos dan epithelium skuamosa bertingkat nonkeratinisasi yang dikenal sebagai lapisan vaginal. Sel-sel pada lapisan vaginal memiliki reseptor yang terikat pada membran untuk estrogen.Sebelum pubertas dan setelah menopause , jika konsentrasi estrogen darah rendah, lapisan vagina menjadi tipis dan hampir seluruhnya terdiri dari sel-sel basal.Vagina dilembabkan dan dilumasi oleh cairan yang berasal dari kapilar pada dinding vaginal dan sekresi dari kelenjar-kelenjar serviks. pH cairan vaginal tergantung pada kadar estrogen.

e. Perineum
Pada laki-laki atau perempuan adalah area berbentuk seperti iritan yang terbentang dari simfisis pubis di sisi anterior sampai ke koksiks di sisi posterior dan ke tuberositas iskial di sisi lateral.
2.1.3  OOGENESIS
Proses pembentukan gamet betina ( sel telur ) pada wanita disebut oogeniesis dan terjadi di ovarium.Pada masa Fetus, ovarium mengandung sel pemula atau oogonium sejak bayi lahir oogonium berkembang menjadi oosit primer hingga pubertas, melalui fase profase pada pembelahan meiosis.
                         
2.14  SIKLUS MENSTRUASI PADA WANITA
Siklus menstruasi berkaitan dengan pelepasan sel telur ( ovulasi ) dan terjadi pad hari ke-28 dari siklus. Setiap orang mempunyai siklus yang beraneka, dengan periode antara 21 hari ( 3 minggu ) sampai 30 hari. Menstruasi atau haid dialami oleh wanita normal, sehat, sejak akil balig. Kira-kira sejak usia 11 tahun atau 13 tahun.




Hormon reproduksi wanita
Kelenjar Endokrin  dan Hormon-hormon yang dihasilkan
Jaringan tujuan
Fungsi
d.   Hipotalamus
-          Hormon Gonadotropin

Hipofisis anterior

Merangsang pengeluaran FSH dan LH
e.    Hipofisi anterior
-          FSH


-          LH

-          Hormon oksitosin

-          Hormon Ptolaktin

Ovarium


Ovarium

Ovarium

Payudara

Merangsang perkembangan folikel dan bersama LH. Merangsang sekresi, estrogen dan ovulasi.
Merangsang ovulasi dan perkembangan korpus luteum.
Memengaruhi kontraksi otot rahim dan memengaruhi kelancaran air susu.
Merangsang produksi air susu.
f.    Ovarium
-          Hormon Estrogen

-          Hormon Progesteron

Seluruh tubuh


Alat reproduksi

Uterus

Payudara

Pertumbuhan organ kelamin dan pubertas, serta perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder.
Pendewasaan, persiapan bulanan endometrium dalam kehamilan.
Menyempurnakan penyiapan endometrium dalam kehamilan.
Merangsang produksi air susu.






BAB III
PENUTUP

A.        Kesimpulan
 Dari uraian tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi, maka kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 
1.      Organ reproduksi pria terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian eksterna dan bagian interna. Bagian eksterna terdiri dari penis yang merupakan organ yang banyak mengandung darah dan skrotum yang merupakan organ yang membungkus dan menopang testis diluar tubuh. Sedangkan bagian interna terdiri dari testis, epididimis, duktus deferens, duktus ejakulator, uretra, vesika seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretral.
2.      Organ reproduksi wanita terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian eksterna dan bagian interna. Bagian eksterna terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibula, himen dan  mulut vagina. Sedangkan pada bagian interna terdiri dari ovarium, tuba fallopi ( oviduk ), uterus, vagina dan pireneum.
3.      Spermatogenesis adalah proses pembentukan atau pematangan spermatozoa yang terjadi didalam testis serta melibatkan pembelahan sel secara mitosis dan meiosis.
4.      Oogenesis adalah proses pembentukan ovum ( sel telur ) yang terjadi didalam ovarium. Hasil dari oogenesis yaitu ovum dan tiga badan polar.
B. SARAN
- Diharapkan setiap perawat dapat mengenal dan memahami secara utuh tentang anatomi dan fisiologi system reproduksi dan menerapkannya dalm pemberian pelayanan terhadap pasien
            -Mengetahui  dam memahami secara rinci tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pada pria dan wanita.






DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin,1997, Anatomi Fisiologi untuk siswa perawat.jakarta:EGC
Dewi, Rosana & dkk, 2003,biologi 2B, Klaten: Intan pariwara.
Http//rudyregobiz.wordpress.com/2009/11/18/system-reproduksi-pada-manusia/
Http//info.medis.blogspot.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar