Senin, 13 Juni 2016

Paradigma Kebidanan


Paradigma Kebidanan
Paradigma atau cara pandang seseorang terhadap objek berpengaruh dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan suatu tindakan, begitu juga dalam kebidanan, paradigma seorang bidan. Paradigma kebidanan sangat penting untuk diketahui agar para bidan mempunyai pandangan yang sama terhadap individu dan lingkungan yang akan dihadapinya.
Paradigma dalam bahasa Inggris disebut “Paradigm” dan dalam bahasa Perancis disebut “Paradigme”, istilah tersebut berasal dari bahasa Latin, yakni “Para” dan “Deigma”. Secara etimologis, “Para” berarti (disamping, disebelah) dan “Deigma” berarti (memperlihatkan, yang berarti, model, contoh, arketipe, ideal). Sedangkan deigma dalam bentuk kata kerja diyakini berarti menunjukkan atau mempertunjukkan sesuatu. Berdasarkan uraian tersebut, secara epistemologis paradigma juga bisa berarti, sesuatu yang menampakkan pola, model atau contoh (Lorens Bagus, 2005). Selanjutnya, secara sinonim, arti paardigma bisa disejajarkan dengan guiding principle, basic point of view atau dasr perspektif ilmu atau gugusan pikir, terkadang juga ada pula yang menyejajarkannya dengan konteks (Zumri, 2003).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paradigma adalah suatu kerangka pikir, model yang diterapkan dalam ilmu pengetahuan.pengertian lain dari paradigma juga terdapat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang mengartikan paradigma sebagai seperangkat unsur bahasa yang sebagian bersifat konstan (tetap) dan sebagian berubah-ubah.
Lorens Bagus (2005) dalam Kamus Filsafat memaparkan beberapa pengertian tentang paradigma secara lebih sistematis. 1) Cara memandang sesuatu, 2) Dalam ilmu pengetahuan artinya menjadi model, pola, ideal. Dari model-model ini fenomena yang dipandang  dijelaskan, 3) Totalitas premis-premis teoritis dan metodologis yang menentukan atau mendefinisikan  suatu studi ilmiah konkret, dan ini melekat didalam praktik ilmiah pada tahap tertentu, 4) Dasar untuk menyeleksi problem-problem dan pola untuk memecahkan problem-problem riset.
Dengan demikian, paradigma merupakan teori-teori yang membentuk susunan yang mengatur teori itu berhubungan dengan satu dan yang lainnya.
Dengan demikian, yang dimaksud paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan. Keberhasilan pelayanan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara pandang bidan dalam kaitan atau hubungan timbal balik antara manuasia atau wanita, lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan atau kebidanan dan keturunan (Mustika, 2004).
Paradigma Kebidanan dan Asuhan Kebidanan
1.      Pandangan tentang kehamilan dan persalinan.
Bidan yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses alamiah, namun tetap waspada pada kondisi yang semula normal dapat tiba-tiba menjadi tidak normal.
2.      Pandangan tentang perempuan.
Bidan yakin bahwa perempuan merupakan pribadi yang unik, mempunyai hak mengontrol dirinya sendiri, kebutuhan, harapan, dan keinginan yang patut dihormati.
3.      Pandangan mengenai fungsi profesi dan pengaruhnya.
Bidan mengupayakan kesejahteraan ibu dan bayinya, bidan mempunyai power untuk mempengaruhi pemberian asuhan kebidanan (kepada ibu dan keluarganya).
4.      Pandangan tentang pemberdayaan dan membuat keputusan.
Perempuan harus memberdayakan untuk mengambil keputusan tentang kesehatan diri atau keluarganya melalui komunikasi edukasi dan informasi (KIE) serta konseling. Pegambilan keputusan merupakan kesepakatan bersama antara ibu atau perempuan, keluarga, dan bidan dengan ibu sebagai penentu utama dalam proses keputusan.
5.      Pandangan tentang asuhan.
Asuhan kebidanan difokuskan pada aspek prevensi dan promosi kesehatan serta kealamiahannya. Asuhan kebidanan harus dilaksanakan secara kreatif, fleksibel, mendukung, melayani, membimbing, memantau, dan mendidik yang berpusat pada kebutuhan personal yang unik pada perempuan selama masa kehamilan.
6.      Pandangan tentang kolaborasi.

Bidan adalah pemberi layanan kesehatan yang mempunyai otonomi penuh dalam praktiknya yang juga berkolaborasi dengan anggota tim kesehatan lainnya. Bidan dalam praktik kebidanan menempatkan perempuan atau ibu sebagai mitra dengan pemahaman kompetensi terhadap perempuan baik aspek sosial emosi, budaya, spiritual, psikologi, fisik, maupun pengalaman reproduksinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar