Falsafah
Kebidanan
Falsafah
atau filsafat berasal dari bahasa Arab yaitu “Falsafa” (timbangan) yang dapat
diartikan pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala
yang ada, sebab, asal dan hukumnya (Harun Nasution, 1979).
Menurut
bahasa Yunani “Philosophy” berasal dari dua kata yaitu philos (cinta) atau
philia (persahabatan, tertarik kepada) dan sophos (hikmah, kebijaksanaan,
pengetahuan, pengalaman praktis, intelegensi). Filsafat secara keseluruhan
dapat diartikan “Cinta kebijaksanaan atau kebenaran”.
Falsafah-Filosofi
kebidanan merupakan pandangan hidup atau penuntun bagi bidan dalam memberikan
pelayanan kebidanan. Falsafah-filosofi kebidanan menyatakan bahwa :
1. Profesi
kebidanan secara nasional diakui dalam undang-undang maupun peraturan
pemerintah Indonesia yang merupakan salah satu tenaga pelayanan kesehatan
profesional dan secara internasional diakui oleh International Confederation of
Midwives (ICM), FIGO dan WHO.
2. Tugas, tanggung-jawab, dan kewenangan profesi bidan yang
telah diatur dalam beberapa peraturan maupun keputusan menteri kesehatan
ditujukan dalam rangka membantu program pemerintah bidang kesehatan khususnya
ikut dalam rangka menurunkan AKI, AKP, KIA, Pelayanan ibu hamil, melahirkan, nifas
yang aman, dan KB.
3. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan
manusia dan perbedaan budaya. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib
sendiri, mendapat informasi yang cukup dan berperan disegala aspek pemeliharaan
kesehatannya.
4. Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, persalinan,
dan menopause adalah proses fisiologis dan hanya sebagian kecil membutuhkan
intervensi medik.
5. Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa
normal, namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal.
6. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat,
untuk itu maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan, dan bayinya
berhak mendapat pelayanan yang berkualitas.
7. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan
keluarga yang membutuhkan persiapan mulai anak menginjak masa remaja.
8. Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh
perilaku ibu, lingkungan dan pelayanan kesehatan.
9. Intervensi kebidanan bersifat komprehensif mencakup upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif ditujukan pada individu,
keluarga, dan masyarakat.
10. Manajemen kebidanan diselenggarakan atas dasar pemecahan
masalah dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan yang profesional
dan interaksi sosial serta asas penelitian dan pengembangan yang dapat
melandasi manajemen secara terpadu.
11. Proses kependidikan kebidanan sebagai upaya pengembangan
kepribadian berlangsung sepanjang hidup manusia perlu dikembangkan dan
diupayakan untuk berbagai strata masyarakat.
Filosofi
kebidanan merupakan keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai
kerangka pikiran dalam memberikan asuhan kepada klien. Dalam filosofi asuhan kebidanan
dijelaskan beberapa keyakinan yang mewarnai asuhan kebidanan, yaitu :
1. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan.
Bidan
yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses alamiah, namun tetap
waspada.
2. Keyakinan tentang perempuan.
Bidan
yakin bahwa setiap perempuan merupakan pribadi yang unik, tidak sama baik
fisik, emosional, spiritual, dan budayanya. Dia punya hak untuk mengontrol
dirinya, keinginan, harapan, dan kebutuhannya patut dihormati.
3. Keyakinan mengenai fungsi profesi dan manfaatnya.
Fungsi
utama dari asuhan kebidanan adalah memastikan kesejahteraan janin dan ibunya. Bidan
mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi
klien dan keluarganya. Proses fisiologi normal harus dihargai dan dipertahankan
bila bermasalah gunakan teknologi tepat guna dan rujuk bila perlu.
4. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat
keputusan.
Bidan
yakin bahwa pilihan dan keputusan dalam asuhan terhadap perempuan patut
dihormati. Keputusan merupakan tanggung-jawab bersama antara perempuan,
keluarga, dan pemberi asuhan. Perempuan punya hak untuk memilih dan memutuskan
tentang pemberi asuhan dan tempat melahirkan.
5. Keyakinan tentang tujuan asuhan.
Bidan
yakin bahwa fokus asuhan kebidanan adalah upaya pencegahan dan peningkatan. Bidan
yakin bahwa kesehatan secara menyeluruh, meliputi pemberian informasi yang
relevan dan objektif, konseling serta memfasilitasi klien yang menjadi
tanggung-jawabnya. Asuhan harus diberikan dengan keyakinan bahwa dengan
dukungan dan perhatian, perempuan akan bersalin dengan aman dan selamat. Oleh karena
itu, asuhan kebidanan harus aman, memuaskan, menghormati, dan memberdayakan
perempuan dan keluarganya.
6. Keyakinan tentan kolaborasi dan kemitraan.
Bidan
yakin bahwa dalam memberikan asuhan tetap mempertahankan, mendukung, dan
menghargai proses fisiologi, intervensi dan penggunaan teknologi dalam asuhan
hanya atas indikasi, rujukan yang efektif dilakukan untuk menjamin kesejahteraan
ibu dan bayinya. Bidan adalah praktisi
mandiri, bekerjasama mengembangkan kemitraan dengan anggota tim kesehatan
lainnya.
7. Sebagai profesi bidan mempunyai pandangan hidup
Pancasila.
Seorang
bidan meganut filosofi yang mempunyai keyakinan didalam dirinya bahwa semua manusia adalah makhluk
bio-psiko-sosio-kultural da spiritual yang unik merupakan satu kesatuan jasmani
dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang sama.
8. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan
dan perbedaan kebudayaan. Setiap individu berhak menentukan nasib sendiri dan
mendapatkan informasi yang cukup dan untuk berperan disegala aspek pemeliharaan
kesehatannya.
9. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat,
untuk itu maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya
berhak mendapat pelayanan yang berkualitas.
10. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan
keluarga, yang membutukan persiapan sampai anak menginjak masa-masa remaja.
11. Keluarga-keluarga yang berada disuatu wilayah atau daerah
membentuk masyarakat kumpulan dan masyarakat Indonesia tehimpun didalam satu
kesatuan bangsa Indonesia. Manusia terbentuk karena adanya interaksi antara
manusia dan budaya dalam lingkungan yang bersifat dinamis mempunyai tujuan dan
nilai-nilai yang terorganisir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar