CARA CARA PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA
DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
NAMA :Puput Sri Utari
KELAS : A 12.1
NIM
: 15150020
PRODI : D-3 KEBIDANAN
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
PRODI D3 KEBIDANAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN
AKADEMIK 2015/2016
1.
Cara-Cara Pendekatan Sosial Budaya Dalam
Praktik Kebidanan
Jawaban
Dalam
cara-cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan ada lima cara
pendekatan yaitu
1.1.Pendekatan
melalui agama
1.2.Pendekatan
melalui kesenian tradisional
1.3.Pendekatan
melalui sistem banjar
1.4.Pendekatan
melalui pesantren
1.5.Pendekatan
melalui paguyuban
1.1 Pendekatan Melalui Agama
Agama dapat memberikan
petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam menjalani hidup meliputi seluruh aspek
kehidupan. Selain itu agama juga dapat membantu umat manusia dalam memecahkan
berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek pendekatan
melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya :
1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya.
2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita
1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya.
2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita
dan perilaku manusia dalam menjalani
kehidupan yang bermanfaat baik bagi dirinya,
keluarga, masyarakat serta bangsa.
3. Agama mengharuskan umat manusia untuk
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dalam segala aktivitasnya
4. Agama dapat menghindarkan umat manusia
dari segala hal-hal/perbuatan yang
bertentangan dengan ajarannya.
Berbagai
aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari upaya-upaya
pelayanan kesehatan yang ditinjau dari segi agama, diantaranya :
a. Upaya pemeliharaan kesehatan
Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil yaitu
a. Upaya pemeliharaan kesehatan
Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil yaitu
sejak janin di dalam kandungan. Hal
tersebut bertujuan agar bayi yang dilahirkan dalam
keadaan sehat begitu juga dengan ibunya.
Kesehatan merupakan faktor utama bagi umat
manusia untuk dapat melakukan/menjalani
hidup dengan baik sehingga dapat terhindari
dari berbagai penyakit dan kecacatan
Ada beberapa langkah yang dapat memberikan
tuntunan bagi umat manusia untuk
memelihara kesehatan yang dianjurkan oleh
agama antara lain :
1. Makan
makanan yang bergizi
2. Menjaga kebersihan (Hadist mengatakan : kebersihan sebagian dari iman)
3. Berolah raga
4. Pengobatan diwaktu sakit
2. Menjaga kebersihan (Hadist mengatakan : kebersihan sebagian dari iman)
3. Berolah raga
4. Pengobatan diwaktu sakit
2
b. Upaya pencegahan penyakit
Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu sakit.
Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain:
1. Dengan pemberian imunisasi
Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas 1
Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu sakit.
Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain:
1. Dengan pemberian imunisasi
Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas 1
sampai kelas 3.
2. Pemberian
ASI pada anak sampai berusia 2 tahun
(Surah Al-Baqarah ayat 233). Ayat tersebut pada dasarnya memerintahkan seorang ibu
(Surah Al-Baqarah ayat 233). Ayat tersebut pada dasarnya memerintahkan seorang ibu
untuk menyusui bayinya dengan ASI sampai ia
berusia 2 tahun.
3.
Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada kelompok pengajian, atau
kelompok-kelompok kegiatan keagamaan
lainnya.
c. Upaya pengobatan penyakit
Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada obat yang diturunkan-Nya.”Dalam hati ini umat manusia dinjurkan untuk berobat jika sakit.
Pandangan agama (agama Islam) terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada dua pendapat mengenai hal tersebui yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan alat kontrasepsi. Karena ada beberapa ulama yang .mengatakan penggunaan alat kontrasepsi itu adalah sesuatu/hal yang sangat bertentangan dengan ajaran agama karena berlawanan dengan takdir/kehendak Allah. Pendapat/pandangan agama (agama Islam) dalam pemakaian IUD. Ada dua pendapat yaitu memperbolehkan / menghalalkan dan melarang / mengharamkan.
Pendapat /
pandangan agama yang memperbolehkan/menghalalkan pemakaian kontrasepsi IUD :
a. Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan.
Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat merencanakan jarak kehamilan
a. Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan.
Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat merencanakan jarak kehamilan
sehingga ibu tersebut dapat menjaga
kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan baik.
3
b. Pemakaian
IUD bertujuan menghentikan kehamilan.
Jika didalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak, tentunya sangat
Jika didalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak, tentunya sangat
merepotkan dan membebani perekonomian keluarga. Selain itu
bertujuan memberikan
rasa aman kepada ibu. Karena persalinan
dengan factor resiko/resiko tinggi dapat
mengancam keselamatan jiwa ibu. Agar ibu
dapat beristirahat waktu keseharian ibu tidak
hanya digunakan untuk mengurusi anak dan keluarga.
Pendapat/pandangan
agama yang melarang/mengharamkan pemakaian kontrasepsi IUD :
a. Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi
b. Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak menghalangi pembuahan sel
a. Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi
b. Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak menghalangi pembuahan sel
telur
bahkan adanya IUD sel mani masih dapat masuk dan dapat membuahi sel
telur
(masih ada
kegagalan).
c. Pemakaian
IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada obat-obatan dan alat
lainnya.
Pelayanan
kotrasepsi system operasi yaitu MOP dan MOW juga mempunyai dua
pendapat/pandangan yaitu memperbolehkan dan melarang. Pendapat/pandangan yang
memperbolehkan:
a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam kaedah hukum
a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam kaedah hukum
(Islam)
mengatakan ” Keadaan darurat memperbolehkan hal-hal yang dilarang dengan
alasan
kesehatan/keselamatan jiwa “
b. Begilu.
juga halnya mengenai melihat aura orang lain apabila diperlukan untuk
kepentingan
pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat dibenarkan.
Pandangan/pendapat
yang melarang :
a. Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan tujuan utama perkawinan
a. Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan tujuan utama perkawinan
yang mengatakan bahwa perkawinan bertujuan
untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan
akhirat juga untuk mendapatkan keturunan.
b. Mengubah
ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat sebagian tubuh yang sehat
dan
berfungsi (saluran mani/tuba).
c. Dengan
melihat aura orang lain.
1.2
PENDEKATAN MELALUI KESENIAN TRADISIONAL
Bidan adalah seorang wanita yang tlah
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan. Lulus dengan persyaratan yang ditelah
ditetapkan dan memperoleh kualifikasi untuk registrasi dnn memperole izin untuk
melaksanakan praktik kebidanan.
Praktik Bidan adalah
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada
pasien (individu, keluarga dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan
kemampuannya.
Rumah sakit sebagai sarana
pelayanan kesehatan saat ini dihadapkan pada masyarakat yang lebih terdidik,dan
mampu memberi pelayanan kesehatan yang di tawarkan atau dibutuhkan oleh
masyarakat. Masyarakat mengiginkan pelayanan kesehatan yang murah,
nyaman,sehingga memberi kepuasan ( sembuh dengan cepat dengan pelayanan
yang baik ). Rumah sakit perlu mengembangkan suatu sistem pelayanan yang
didasarkan pada pelayanan yang berkualitas baik, biaya yang dapat dipertanggung
jawabkan dan diberikan pada waktu yang cepat dan tepat. Rumah sakit sebagai
suatu institusi pelayanan kesehatan, dalam memproduksi jasa pelayanan kesehatan
( pelayanan medis dan pelayanan kebidanan), untuk masyarakat menggunakan
berbagai sumber daya seperti ketenanagaan, mesin, bahan, fasilitas, modal,
energi dan waktu.
Pelayanan praktik kebidanan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan rumah sakit. Oleh karena
itu, tenaga bidan bertanggung jawab memberikan pelayanan kebidanan yang optimal
dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan kebidanan yang diberikan
selama 24 jam secara berkesinambungan. Bidan harus memiliki keterampilan professional,
ataupun global. Agar bidan dapat menjalankan peran fungsinya dengan baik, maka
perlu adanya pendekatan sosial budaya yang dapat menjembatani pelayanannya
kepada pasien.
Program pelayanan kebidanan yang
optimal dapat dicapai dengan adanya tenaga bidan yang professional dan dapat
diandalkan dalam memberikan pelayanan kebidanannya berdasarkan kaidah-kaidah
profesi yang telah ditentukan,seperti memiliki berbagai pengetahuan yang luas
mengenai kebidanan, dan diterapkan oleh para bidan dalam melakukan pendekatan
asuhan kebidanan kepada masyarakat.
Bidan dapat menunjukan otonominya
dan akuntabilitas profesi, melalui pendekatan sosial dan budaya yang akurat.
Terdapat beberapa bentuk pendekatan yang dapat digunakan atau diterapkan oleh
para bidan dalam melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada masyarakat
misalnya paguyuban, kesenian tradisional, agama dan sistem banjar. Hal
tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam menerima, bahwa
pelayanan atau informasi yang diberikan oleh petugas, bukanlah sesuatu yang
tabu tetapi sesuatu hal yang nyata atau benar adanya.
Dalam memberikan pelayanan
kebidanan, seorang bidan lebih bersifat :
- Promotif, bidan yang bersifat promotif berarti bidan berupaya menyebarluaskan informasi melalui berbagai media Metode penyampaian, alat bantu, sasaran, media, waktu ideal, frekuensi, pelaksana dan bahasa serta keterlibatan instansi terkait maupun informal leader tidaklah sama di setiap daerah, bergantung kepada dinamika di masyarakat dan kejelian kita untuk menyiasatinya agar informasi kesehatan bisa diterima dengan benar dan selamat. Penting untuk diingat bahwa upaya promotif tidak selalu menggunakan dana negara, adakalnya diperlukan adakalanya tidak. Selain itu, penyebaran informasi hendaknya dilakukan secara berkesinambungan dengan memanfaatkan media yang ada dan sedapat mungkin dikembangkan agar menarik dan mudah dicerna. Materi yang disampaikan seyogyanya selalu diupdate seiring dengan perkembangan ilmu kesehatan terkini.
- Preventif berarti bidan berupaya pencegahan semisal imunisasi, penimbangan balita di Posyandu dll. Kadang ada sekelompok masyarakat yang meyakini bahwa bayi berusia kurang dari 35 hari (jawa: selapan) tidak boleh dibawa keluar rumah.
- Kuratif berarti bidan tidak dikehendaki untuk mengobati penyakit terutama penyakit berat.
- Rehabilitatif berarti bidan melakukan upaya pemulihan kesehatan, terutama bagi pasien yang memerlukan perawatan atau pengobatan jangka panjang.
Serta seorang bidan juga harus
mampu menggerakkan Peran serta Masyarakat khususnya, berkaitan dengan kesehatan
ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut.
Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas,
peran serta tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau pelayanan
kebidanan dengan baik,hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan misalnya
pendekatan melalui kesenian tradisional.
pengertian dari seni pada mulanya
berasal dari kata Ars (latin) atau Art (Inggris) yang artinya kemahiran.Tetapi
beberapa juga ada yang mengatakan bahwa kata seni berasal dari bahasa belanda
yang artinya genius atau jenius. Sementara kata seni sendiri dalam bahasa
Indonesia berasal dari kata sangsekerta yang berarti pemujaan atau persembahan.
Namun dalam bahasa tradisional jawa, seni mempunyai rti Rawit pekerjaan
yang rumit – rumit / kecil. Dibawah ini terdapat beberapa hal tentang seni baik
pendapat dari para ahli budaya,maupun arti kesenian secara umum.
a. Seni menurut para ahli budaya
- Drs. Popo Iskandar
Seni adalah suatu hasil dari ungkapan emosi yang ingin disampaikan
oleh seseorang
kepada orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat / berkelompok.
- Ahdian karta miharja
Seni adalah kegiatan rohani yang merefleksikan suatu realitas dalam suatu
karya seni yang bentuk dan isinya, mempunyai kemampuan untuk
membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohani penerimanya.Dan menurut beliau
Kesenian Merupakan produk dari manusia sebagai homeostetiskus. Setelah manusia
merasa cukup atau dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka manusia tersebut
perlu dan akan selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya.
Manusia semata-mata tidak hanya memenuhi isi perut, tetapi perlu juga memenuhi
pandangan indah serta suara merdu, semua kebutuhan manusia tersebut dapat
dipenuhi melalui kesenian.
b.
Kesenian secara umum
Secara umum kesenian dikenal dengan suatu rasa keindahan karena
diperuntukkan guna melengkapi kesejahteraan hidup manusia. Rasa keindahan yang
dirasakan oleh seseorang tersebut, dapat dimiliki dan disalurkan oleh setiap
orang ke orang lain lagi.
c.
Kesenian tradisional
Kesenian tradisional adalah kesenian yang dipegang teguh pada norma dan
adat kebiasaan,yang ada secara turun menurun atau kesenian baru,hasil dari
pengembangan kebudayaannya
Manusia sebagai mahluk ciptaan
Tuhan yang di anugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara naluriah.
Memerlukan prantara budaya, untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif
dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif. Maksud
dari menyatakan rasa seni secara aktif adalah seseorang jika memiliki suatu
rasa seni, harus dikembangkan atau diapresikan kepada orang lain agar
bermanfaat bagi orang lain. Agar rasa seni tersebut dapat disalurkan atau
diberikan kepada orang lain supaya rasa seni yang dimiliki dapat bermanfaat
bagi orang lain.
Dalam kegiatan apresiatif,
maksudnya yaitu mengadakan suatu pendekatan terhadap kesenian seolah – olah
kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Kesenian sebagai karya kasat
mata, perwujudannya itu adalah merupakan wadah seseorang dalam pembabaran
ide yang bersifat batiniah dalam mengadakan pendekatan terhadap kesenian
seluruh panca indera kita, khususnya penglihatan, perabaan dan perimbangan kita
terlibat dengan asiknya terhadap bentuk kesenian itu yang terdiri dari aneka
warna, garis, bidang, tekstur dan sebagainya, yang bersifat lahiriah untuk
lebih jauh menghayati isi yang terbabar dalam karya kesenian itu, serta ide
yang melatar belakangi kehadirannya.
Maka itu dalam mengadakan
pendekatan terhadap kesenian, kita tidak cukup hanya bersimpati terhadap
kesenian itu, tetapi lebih dari itu yaitu secara empati. Empati berasal dari
kata yunani berarti merasa sama. Jadi dalam menghayati suatu karya seni secara
empati berarti kita menempatkan diri kita ke dalam karya seni itu.
2.2.1.Apresiasi Seni
Apresiasi Seni adalah kesadaran akan nilai seni yang meliputi pemahaman dan
kemampuan untuk menghargai karya seni, seseorang yang memiliki rasa apresiasi
seni berarti orang tersebut memiliki kesadaran akan nilai dari sebuah karya
seni sehingga orang tersebut mampu menghargai karya seni tersebut.
Yang menjadi sumber apresiasi seni adalah :
a. Kepekaan eksistensi yang
berkembang pada diri masing-masing, yang tidak disadari sesuai dengan
lingkungan yang membinanya.
b. Pengetahuan kesenian yang
meliputi pengetahuan mengenai karya seni, sejarah seni, perkembangan kesenian
dan estetika manusia. Hakikat karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha
untuk mengungkapkan gagasan persepsi citreu pemecahan bentuk dan penemuan-penemuan
baru. Hakekat karya seni adalah
wujud dari hasil dan usaha.
2.2.2. Peranan Seni
Seni memliki
beberapa peranan, diantaranya :
- Seni sebagai kebutuhan.
Seni sebagai kebutuhan
berarti seni merupakan salah satu dari beberapa kebutuhan bagi manusia yang
perlu dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan hidup maka manusia melengkapi dirinya
dengan berbagai perlengkapan dan peralatan sebagai penunjang atau pelengkap
untuk penyempurnaan pekerjaannya.
b. Seni
sebagai ungkapan gagasan dan alat komunikasi
1)
Sebagai ungkapan gagasan
Seni sebagai gagasan berarti
seni dapat digunakan untuk mengungkapkan buah pikiran dalam suatu wujud, yang
nyata dan dapat ditanggapi atau dipergunakan oleh orang lain.
2) Alat komunikasi
Berisi pesan yang diinformasikan
pada orang lain, dan masyarakat baik dalam bentuk buah pikiran, perasaan,
maupun segala harapan dapat juga berupa pernyataan kritik, ketidaksetujuan atau
ketidaksepahaman biasanya diungkapkan dalam bentuk karton dan nyanyian dalam
drama modern.
3)
Kesenian Sebagai Pembentuk Peradaban Manusia
Kesenian dalam kehidupan
manusia ikut mendidik manusia dan masyarakat menjadi beradab, agar kehidupan
manusia menjadi lebih harmonis. Seni menjadikan manusia berbudi luhur
Sejarah telah mencatat akan prestasi-prestasi
kesenian dalam peranannya membentuk sikap budi manusia. Karya-karya seni pada
zaman primitif merupakan alat-alat yamg mampu menimbulkan suasana magis dan
misterius dalam pemujaan serta kehidupan pada waktu itu. Juga karya-karya
kesenian klasik yang puitik heroik maupun karya-karya modern, kesemuanya
memberi pengaruh yang besar dalam peradaban manusia.
Secara keseluruhan kesenian
hanyalah ditujukan untuk kebahagiaan manusia, baik kebahagiaan manusia secara
materi maupun spirituil. Kesenian diciptakan oleh manusia untuk melengkapi
kebahagiaan manusia seluruhnya. Ternyata seni mempunyai peranan dalam kehidupan
manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hasrat mengungkapkan atau menyatakan
perasaan pribadi mengenai aspek-aspek pokok kehidupan sehari-hari tentang
kelahiran, cinta, perkawinan, iri hati, kematian dan lain-lainnya.
Disamping memenuhi kebutuhan dalam
hubungan kegiatan sosial kita mengenai situasi politik, ekonomi, kepercayaan,
menyatakan keinginan atau tujuan bersama, menyusun komunikasi antar individu,
mempengaruhi situasi masyarakat dan lain-lainnya. Juga memenuhi kebutuhan fisik seperti gedung, alat pengangkutan, alat
penyimpanan, bahan pembungkus. Jadi peranan seni dalam kehidupan manusia
merupakan suatu cara atau usaha hasil budi manusia untuk mencapai tujuan,
kebahagiaan atau kesejahteraan. Inilah kenyataan tentang suatu gejala aktivitas
manusia yang dinamakan SENI.
2.2.3. Kesenian sebagai media
penyuluhan kesehatan
Dalam penyuluhan kesehatan maupun
dalam praktik kebidanan, seni dapat digunakan sebagai media dalm melakukan
pendekatan kepada masyarakat, Seorang petugas bisa menyelipkan pesan-pesan
kesehatan didalamnya, misalnya:
* Dengan Kesenian wayang kulit
Melalui pertunjukan
ini diselipkan pesan-pesan kesehatan yang ditampilkan di awal pertunjukan dan
pada akhir pertunjukan, dapat diisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan pesan-pesan yang telah disampaikan di awal pertunjukan atau
pertanyaan – prtanyaan yang diberikan oleh penonton.
* Menciptakan lagu-lagu berisikan
tentang permasalahan kesehatan dalam bahasa daerah setempat.
2.2.4.
Kesenian sebagai seni terapi
Kesenian sebagai terapi pada kejiwaan,sebagai pelipur rala. Kita ketahui
kehidupan zaman sekarang ini permasalahan semakin kompleks, tubuh dan jiwa manusia
mempunyai batas untuk dapat mengatasinya. Untuk itu dengan seni diharapkan akan
memberikan dampak positif dalam mengatasi stress tersebut baik stres fisik
maupun batin. Misalnya dengan menyanyi, menciptakan lagu, seni memahat patung,
dll.
1.3.Pendekatan melalui Paguyuban dan
sistem Banjar
2.3.1. Pendekatan dalam sistem Banjar
Bentuk kesatuan sosial yang berdasarkan kesatuan wilayah ialah,desa .
Kesatuan - kesatuan sosial yang diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara - upacara keagamaan yang keramat.
Pada umum nya tampak beberapa perbedaan antara desa dipegunungan dan desa adat ditanah datar . menjadi warga desa adat dan mendapat tempat duduk yang khas dibalai desa yang disebut Bale Agung, dan berhak mengikuti rapat - rapat desa yang diadakan secara teratur pada hari tetap.
Cara Cara Pendekatan Bidan dalam wilayah Banjar Bali
Para bidan mempunyai berbagai cara untuk pendekatan diantara nya :
2.3.1. Pendekatan dalam sistem Banjar
Bentuk kesatuan sosial yang berdasarkan kesatuan wilayah ialah,desa .
Kesatuan - kesatuan sosial yang diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara - upacara keagamaan yang keramat.
Pada umum nya tampak beberapa perbedaan antara desa dipegunungan dan desa adat ditanah datar . menjadi warga desa adat dan mendapat tempat duduk yang khas dibalai desa yang disebut Bale Agung, dan berhak mengikuti rapat - rapat desa yang diadakan secara teratur pada hari tetap.
Cara Cara Pendekatan Bidan dalam wilayah Banjar Bali
Para bidan mempunyai berbagai cara untuk pendekatan diantara nya :
- menggerakan dan membina peran serta masyarat dalam bidang kesehatan dengan melakukan penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan dan masalah kesehatan setempat .
- Pemerintah memberikan ,menerapkan dan menjalalnkan PosKesDes (pos kesehatan Desa) yang ditujukan kepada seluruh masyarakat setempat sampai kedaerah pedalaman.
- Penyuluhan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4.Membina dan memberikan bimbingan (peran
bidan sebagai pendidik).Bersama sampai
Kelas 3.
1.4 .PENDEKATAN DALAM SISTEM PAGUYUBAN
Paguyuban adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para warganya di warnai dengan hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan , bersifat batiniah dan kekal serta jauh dan pamri- pamri ekonomi.
Pelayanan Kebidanan dengan pendekatan paguyuban
Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan pendekatan - pendekatan khususnya paguyuban. untuk itu kita sebagai tenaga kesehatan khusisnya calon bidan agar mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatan peran aktif masyarakakt agar masyarakat sadar pentingnya kesehatan. misalnya saja denagn mengadakan kegiatan posyandu di puskesmas .
Ciri - ciri Paguyuban
- Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra
- Private : hubungan bersifat pribadi .
- Exclusive : bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk "kita" saja dan tidak untuk orang lain diluar kita.
Ciri - Ciri umum
- adanya hubungan perasaan kasih sayang
- adanya kenginan untuk meningkatkan kebersamaan
- Hubungan kekeluargaan masih kental
- sifat gotong royong masih kuat
Tipe
Paguyuban
Memiliki tiga tipe di masyarakat yaitu :
Memiliki tiga tipe di masyarakat yaitu :
- Paguyuban karena ikatan darah Yaitu paguyuban berdasarkan keturunan. contoh kelompok kekeluargaan,keluarga besar.
2. Paguyuban karena
tempat Yaitu paguyuban yang terdiri dari orang yang berdekatan
tempat tinggal.Contoh arisan RT,RW,dan karang
taruna.
3. Paguyuban karena jiwa
pikiran Yaitu paguyuban yang terdiri dari orang - orang yang
tidak punya hubungan darah
atau tempat tinggalnya tidak berdelatan tetapi mereka mempunyai jiwa dan
pikiran yang sama. contohnya organisasi.
Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan pendekatan-pendekatan khususnya paguyuban.untuk itu kita sebagai tenaga kesehatan khususnya calon bidan agar mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat agar masyarakat sadar pentingnya kesehatan.misalnya saja dengan mengadakan kegiatan posyandu di puskesmas puskesmas
POSYANDU
1.PENGERTIAN POSYANDU
Posyandu merupakan suatu forum komunikasi alih teknologi dan sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
2.MANFAAT POSYANDU
1.Sebagai sarana pelayanan terdekat di masyarakat dan mudah dijangkau oleh masyarakat
1.PENGERTIAN POSYANDU
Posyandu merupakan suatu forum komunikasi alih teknologi dan sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
2.MANFAAT POSYANDU
1.Sebagai sarana pelayanan terdekat di masyarakat dan mudah dijangkau oleh masyarakat
Setempat.
2.Sebagai
sarana pendidikan dan pelatihan bagi,masyarakat dalam pembentukan kader leader
dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk
masyarakat.
3.Memberikan nilai strategis untuk pembangunan sumber daya manusia sejak dini.
4.Mendorong peran serta masyarakat sehingga aktif dalam meningkatkan kesehatan.
3.Memberikan nilai strategis untuk pembangunan sumber daya manusia sejak dini.
4.Mendorong peran serta masyarakat sehingga aktif dalam meningkatkan kesehatan.
3.PELAKSANAAN
SISTEM PELAYANAN DI POSYANDU
Pelaksanaan system pelayanan di posyandu agar lebih teratur dan lebih terkoordinir maka dilakukan dengan lima meja diantaranya:
1.Meja pertama pendaftaran
2.Meja kedua penimbangan
3.Meja ketiga pencatatan
4.Meja keempat penyuluhan
5.Meja kelima pelayanan
Selain diadakan posyandu dipuskesmas-puskesmas upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1)Mengadakan pendekatan pendekatan dan menjalin kerja sama.
Petugas kesehatan harus mengadakan pendekatan-pendekatan dengan organisasi masyarakat yang ada di lingkungan tersebut seperti kader desa,tokoh masyarakat,kelompok PKK,RT,RW,karang taruna,dll. Contohnya adalah petugas kesehatan atau bidan arus mengadakan kerja sama dengan pamong desa yaitu mengajak masyarakat untuk memanfaatkan posyandu dengan giat datang ke posyandu baik menimbang balita,imunisasi,KB,dll.selain itu juga dapat dilakukan dengan cara mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki balita untuk mengadakan penyuluhan kesehatan agar ingin mendatangi posyandu.
Pelaksanaan system pelayanan di posyandu agar lebih teratur dan lebih terkoordinir maka dilakukan dengan lima meja diantaranya:
1.Meja pertama pendaftaran
2.Meja kedua penimbangan
3.Meja ketiga pencatatan
4.Meja keempat penyuluhan
5.Meja kelima pelayanan
Selain diadakan posyandu dipuskesmas-puskesmas upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1)Mengadakan pendekatan pendekatan dan menjalin kerja sama.
Petugas kesehatan harus mengadakan pendekatan-pendekatan dengan organisasi masyarakat yang ada di lingkungan tersebut seperti kader desa,tokoh masyarakat,kelompok PKK,RT,RW,karang taruna,dll. Contohnya adalah petugas kesehatan atau bidan arus mengadakan kerja sama dengan pamong desa yaitu mengajak masyarakat untuk memanfaatkan posyandu dengan giat datang ke posyandu baik menimbang balita,imunisasi,KB,dll.selain itu juga dapat dilakukan dengan cara mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki balita untuk mengadakan penyuluhan kesehatan agar ingin mendatangi posyandu.
2)Teknik penggunaan ancaman
Disini petugas memberikan ancaman baik dalam bentuk sangsi ataupun hukuman. Contohnya petugas memberikan sangsi tertentu kepada masyarakat yang tidak bersedia menjadi akseptor KB,karena ingin menghindari hukuman maka muncul peran serta masyarakat yang sifatnya terpaksa. Penggunaan teknik ini memang akan memunculkan peran serta dari masyarakat yang sifatnya terpaksa maka tidak akan lestari jika ada orang yang memberi ancaman lagi maka masyarakat tidak akan berperan serta lagi.
3)Teknik pemberian imbalan.
Disini petugas memberikan suatu imbalan bagi masyarakat yang ingin turut serta berperan aktif , bentuk-bentuk imbalannya dapat berupa materi,penghargaan ataupun hadiah hadiah yang lainnya. Akan tetapi kelemahan dari teknik adalah perlunya disediakan imbalan yang bersifat materil sehingga memberitakan keadaan ekonomi seperti yang terjadi sekarang ini serta dapat menurunkan peran serta masyarakat jika imbalan ini kurang atau dihilangkan sehingga peran serta yang ada tidak lestari.
Disini petugas memberikan ancaman baik dalam bentuk sangsi ataupun hukuman. Contohnya petugas memberikan sangsi tertentu kepada masyarakat yang tidak bersedia menjadi akseptor KB,karena ingin menghindari hukuman maka muncul peran serta masyarakat yang sifatnya terpaksa. Penggunaan teknik ini memang akan memunculkan peran serta dari masyarakat yang sifatnya terpaksa maka tidak akan lestari jika ada orang yang memberi ancaman lagi maka masyarakat tidak akan berperan serta lagi.
3)Teknik pemberian imbalan.
Disini petugas memberikan suatu imbalan bagi masyarakat yang ingin turut serta berperan aktif , bentuk-bentuk imbalannya dapat berupa materi,penghargaan ataupun hadiah hadiah yang lainnya. Akan tetapi kelemahan dari teknik adalah perlunya disediakan imbalan yang bersifat materil sehingga memberitakan keadaan ekonomi seperti yang terjadi sekarang ini serta dapat menurunkan peran serta masyarakat jika imbalan ini kurang atau dihilangkan sehingga peran serta yang ada tidak lestari.
4)Teknik kombinasi
Dalam teknik kombinasi menggabungkan berbagai teknik yang ada hal ini sangat penting karena penggunaan salah satu teknik di atas mempunyai keterbatasan keterbatasan. Dengan cara memilah maka kelemahan kelemahan teknik diatas dapat meminimalisasikan. Alasan lainnya karena adalah karena masyarakat memiliki budaya dan kesadaran yang berbeda-beda.sebagai contoh : upaya imunisasi untuk pencegahan penyakit, pertama-tama pemong desa dapat memberikan pemerintah bahwa semua bayi harus di imunisasi.para tooh masyarakat, pemimpin kader dan para kader selalu mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki bayi untuk memperlihatkan manfaat imunisasi bagi bayi. Hal ini dapat mengubah motivasi masyarakat untuk ikut serta dalam kesehatan.
Penggunaan teknik ini memang akan memunculkan peran serta dari masyarakat yang sifatnya terpaksa maka tidak akan lestari jika ada orang yang memberi ancaman lagi, maka masyarakat tidak akan berperan serta lagi.
5) Teknik kombinasi
Dalam teknik kombinasi menggabungkan berbagai teknik yang ada, hal ini sangat penting karena penggunaan salah satu teknik diatas mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Denga cara memilah maka kelemahan-kelemahan teknik diatas dapat diminimalisasikan. Alasan lainnya adalah karena masyarakat memiliki budaya dan kesadaran yang berbeda-beda. Sebagai contoh: upaya imunisasi untuk pencegahan penyakit, pertama-tama pamong desa dapat memberikan perintah bahwa semua bayi harus diimunisasi. Para tokoh masyarakat, pemimpin leader, dan para kader selalu mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki bayi untuk memperlihatkan manfaat imunisasi bagi bayi. Hal ini dapat menggugah motivasi masyarakat untuk ikut serta dalam kesehatan.
Dalam teknik kombinasi menggabungkan berbagai teknik yang ada hal ini sangat penting karena penggunaan salah satu teknik di atas mempunyai keterbatasan keterbatasan. Dengan cara memilah maka kelemahan kelemahan teknik diatas dapat meminimalisasikan. Alasan lainnya karena adalah karena masyarakat memiliki budaya dan kesadaran yang berbeda-beda.sebagai contoh : upaya imunisasi untuk pencegahan penyakit, pertama-tama pemong desa dapat memberikan pemerintah bahwa semua bayi harus di imunisasi.para tooh masyarakat, pemimpin kader dan para kader selalu mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki bayi untuk memperlihatkan manfaat imunisasi bagi bayi. Hal ini dapat mengubah motivasi masyarakat untuk ikut serta dalam kesehatan.
Penggunaan teknik ini memang akan memunculkan peran serta dari masyarakat yang sifatnya terpaksa maka tidak akan lestari jika ada orang yang memberi ancaman lagi, maka masyarakat tidak akan berperan serta lagi.
5) Teknik kombinasi
Dalam teknik kombinasi menggabungkan berbagai teknik yang ada, hal ini sangat penting karena penggunaan salah satu teknik diatas mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Denga cara memilah maka kelemahan-kelemahan teknik diatas dapat diminimalisasikan. Alasan lainnya adalah karena masyarakat memiliki budaya dan kesadaran yang berbeda-beda. Sebagai contoh: upaya imunisasi untuk pencegahan penyakit, pertama-tama pamong desa dapat memberikan perintah bahwa semua bayi harus diimunisasi. Para tokoh masyarakat, pemimpin leader, dan para kader selalu mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki bayi untuk memperlihatkan manfaat imunisasi bagi bayi. Hal ini dapat menggugah motivasi masyarakat untuk ikut serta dalam kesehatan.
1.5 PENDEKATAN DALA SISTEM PESANTREN
PENGERTIAN
Pondok pesantren adalah lembaga Pendidikan Islam yang menggembangkan fungsi pedalaman agama, kemasyarakatan dan penyiapan sumber daya manusia.
2.4.2. TUJUAN DAN SASARAN PONDOK PESANTREN
Bidan harus memiliki keterampilan professional agar dapat memberikan pelayanan kebidanan yang bermutu untuk memenuhi tuntutan kebutuhan rasional, agar bidan dapat menjalankan peran fungsiya dengan baik maka perlu adanya pendekatan social budaya yang dapat menjembati pelayanan pasien. Tercapainya pelayanan kebidanan yang optimal, perlu adanya tenaga bidan yang professional dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan kebidanan berdasarkan kaidah-kaidah profesi, antara lain memiliki pengetahuan yang kuat, menggunakan pendekatan asuhan kebidanan. Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi melalui pendekatan sosial dan budaya yang kuat. Bentuk-bentuk pendekatan yang dapat digunakan oleh bidan dalam pelayanan kesehatan sebagai berikut
a.pendekatam sosial
b.survai mawas diri
c.musyawarah masyarakat pondok pesantren
d.pelatihan
e.pelaksanaan kegiatan
f.pembinaan
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang mengembangkan fungsi pendalaman agama, kemasyarakatan dan penyiapan sumber daya manusia. Melalui pedidikan agama, pendidikan formal, pendidikan kesenian.
Tujuan umum : tercapainya pengembangan dan pemantapan kemandirian pondok pesantren dan masyrakat sekitar dalam bidang kesehatan.
Tujuan khusus : tercapainya pengertian positif pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya tentang norma hidup sehat, meningkatkan peran serta pondok pesantren dalam menyelenggarakan upaya kesehatan, terwujudnya keteladanan hidup sehat di lingkungan pondok pesantren.
Pondok pesantren adalah lembaga Pendidikan Islam yang menggembangkan fungsi pedalaman agama, kemasyarakatan dan penyiapan sumber daya manusia.
2.4.2. TUJUAN DAN SASARAN PONDOK PESANTREN
Bidan harus memiliki keterampilan professional agar dapat memberikan pelayanan kebidanan yang bermutu untuk memenuhi tuntutan kebutuhan rasional, agar bidan dapat menjalankan peran fungsiya dengan baik maka perlu adanya pendekatan social budaya yang dapat menjembati pelayanan pasien. Tercapainya pelayanan kebidanan yang optimal, perlu adanya tenaga bidan yang professional dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan kebidanan berdasarkan kaidah-kaidah profesi, antara lain memiliki pengetahuan yang kuat, menggunakan pendekatan asuhan kebidanan. Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi melalui pendekatan sosial dan budaya yang kuat. Bentuk-bentuk pendekatan yang dapat digunakan oleh bidan dalam pelayanan kesehatan sebagai berikut
a.pendekatam sosial
b.survai mawas diri
c.musyawarah masyarakat pondok pesantren
d.pelatihan
e.pelaksanaan kegiatan
f.pembinaan
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang mengembangkan fungsi pendalaman agama, kemasyarakatan dan penyiapan sumber daya manusia. Melalui pedidikan agama, pendidikan formal, pendidikan kesenian.
Tujuan umum : tercapainya pengembangan dan pemantapan kemandirian pondok pesantren dan masyrakat sekitar dalam bidang kesehatan.
Tujuan khusus : tercapainya pengertian positif pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya tentang norma hidup sehat, meningkatkan peran serta pondok pesantren dalam menyelenggarakan upaya kesehatan, terwujudnya keteladanan hidup sehat di lingkungan pondok pesantren.
DAFTAR PUSTAKA
- George M. Foster dan Barbara Galatin
Anderson. Antropologi Kesehatan. UI Press. Jakarta 1986