RANGKUMAN
PEMBERIAN OBAT SECARA EPIDURAL
NAMA :PUPUT SRI UTARI
KELAS : A 12.1
NIM
: 15150020
PRODI : D-3 KEBIDANAN
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
PRODI D3 KEBIDANAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN
AKADEMIK 2015/2016
EPIDURAL
PEMBERIAN OBAT SECARA EPIDURAL
Pemberian obat secara epidural
adalah Anestesia epidural dihasilkan
dengan menyuntikkan obat anestesi local kedalam ruang epidural. Blok
saraf terjadi pada akar nervus spinalis yang berasal dari medula
spinalis dan melintasi ruang epidural. Anestetik local melewati duramater
memasuki cairan cerebro spinal sehingga menimbulkan efek anestesinya.
Efek anesthesia yang dihasilkan lebih lambat dari anesthesia spinal dan
terbentuk secara segmental
1.Suntikan Epidural
Menjelang akhir
persalinan tahap pertama dan saat persalinan tahap kedua, umumnya bantuan lebih
lanjut untuk mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman adalah anestesi atau
pembiusan. Pembiusan yang populer di Indonesia adalah epidural atau painless
labour. Pembiusan ini memblok rasa sakit di rahim, leher rahim, dan bagian
atas vagina. Meskipun demikian, otot panggul tetap dapat melakukan gerakan
rotasi kepala bayi untuk keluar melalui jalan lahir. Ibu tetap sadar dan bisa
mengejan ketika diperlukan meskipun dibius
2.
Mekanisme kerja epidural
sebagai berikut.
Tulang punggung terdiri dari tulang belakang yang terpisah-pisah. Tulang
belakang melindungi urat saraf tulang belakang
yang
membentang dari pinggul hingga ke pangkal leher. Urat saraf tulang belakang
terdiri dari jutaan serabut saraf. Semuanya terhubung ke otak dan ke seluruh
bagian tubuh dengan rute berbeda-beda. Secara fungsi, serabut saraf dibagi dua
jenis, yaitu serabut urat dan serabut urat . Serabut
saraf sensoris berfungsi menyampaikan pesan, seperti rasa sakit, panas, dan
dingin dari tubuh ke otak. Serabut saraf motoris bekerja sebaliknya, yaitu
menyampaikan pesan dari otak ke bagian tubuh, antara lain “menyuruh” tubuh bergerak
atau berkontraksi.
Padah
Padah
3
pembiusan epidural,
bagian yang dibius atau diberi
penawar sakit adalah urat saraf sensoris sehingga sakit saat kontraksi di rahim
tidak sampai ke otak. Akibatnya, ibu pun tidak merasakan sakit. Namun,
pembiusan ini tidak boleh terkena urat saraf motoris sehingga otak tetap dapat
“memerintahkan” otot-otot rahim berkontraksi.
Di punggung, urat saraf dikelilingi selubung berisi air yang disebut dura. Antara dura dengan tulang terdapat rongga yang dilalui serabut urat saraf menuju dan dari berbagai bagian tubuh yang disebut epidura. Pembiusan dilakukan dengan memasukkan jarum kecil berisi tabung (kateter) yang sangat kecil melalui otot punggung ibu hingga ke epidura, dan dengan sangat hati-hati menarik ujung jarum hingga tabung polythene tertinggal di dalam rongga epidura. Sekarang, dokter dapat memberi pembiusan melalui tabung di dalam rongga tersebut.
Pembiusan epidural harus dilakukan dokter spesialis anestesi. Ketika memasukkan jarum suntik, ibu diminta menekuk seperti posisi bayi dalam perut. Setelah itu, ibu harus diawasi karena dapat mengalami efek samping, seperti mual, kejang, dingin, sakit kepala, hingga penurunan tekanan darah sampai titik sangat rendah yang tentu tidak balk bagi ibu maupun janin. Untuk mengatasi penurunan tekanan darah, kadang dokter menyertai pembiusan epidural dengan suntikan 500 ml cairan ke pembuluh darah sebelum pembiusan.
Di punggung, urat saraf dikelilingi selubung berisi air yang disebut dura. Antara dura dengan tulang terdapat rongga yang dilalui serabut urat saraf menuju dan dari berbagai bagian tubuh yang disebut epidura. Pembiusan dilakukan dengan memasukkan jarum kecil berisi tabung (kateter) yang sangat kecil melalui otot punggung ibu hingga ke epidura, dan dengan sangat hati-hati menarik ujung jarum hingga tabung polythene tertinggal di dalam rongga epidura. Sekarang, dokter dapat memberi pembiusan melalui tabung di dalam rongga tersebut.
Pembiusan epidural harus dilakukan dokter spesialis anestesi. Ketika memasukkan jarum suntik, ibu diminta menekuk seperti posisi bayi dalam perut. Setelah itu, ibu harus diawasi karena dapat mengalami efek samping, seperti mual, kejang, dingin, sakit kepala, hingga penurunan tekanan darah sampai titik sangat rendah yang tentu tidak balk bagi ibu maupun janin. Untuk mengatasi penurunan tekanan darah, kadang dokter menyertai pembiusan epidural dengan suntikan 500 ml cairan ke pembuluh darah sebelum pembiusan.
Analgesia
unit konsultan persalinan menyediakan layanan epidural 24 jam yang diberikan
oleh ahli anastesis obstetri yang terlatih. Pemasukan anastesis lokal kedalam
ruang epidural dilumbal dapat memberikan efek analgesia ( bebas dari nyeri )
.selain tidak merasakan nyeri kontraksi , ibu juga mengalami ketidakmampuan
mengerakkan kaki, berkemih secara normal, dan merasakan dorongan untuk mengejan
pada kala II persalinan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya pengkatan dan
penabahan intervensi selama persalinan . megingat faktor-faktor tersebut ,
dilakukanlah modifikasi teknik pemberian analgesik yang tidak mempengaruhi
sensasi sepenuhnya yaitu dengan mengkobinasikan pemberian sepinal-epidural ( combined spinal epidural )
Klarifikasi istilah
Kebanyakan unit konsultan persalinan menyediakan layanan
epidural 24jam yang di berikan oleh ahli anastesi obstetri yang
terlatih.pemasukan anastesi lokal kedaam ruang epidural di lumbal dapat
memberikan efek analgesia (bebas dari nyeri)mau pun anastesia (penurunan
sensasi).selain tidak merasakan nyeri kontraksi,ibu juga mengalami
ketidakmampuan menggerakan kaki,berkemih seraca normal,dan merasakan dorongan
untuk mengejan pada kala II persalinan.hal tersebut menyebabkan terjadinya
peningkatan dan penambahan intervensi selama persalinan.mengingat faktor-faktor
tersebut,dilakukan modifikasi teknik pemberian analgesik yang tidak memengaruhi
sensasi sepenuhnya yaitu dengan mengombinasikan pemberian spinal-epidural.
Blok epidural
Anestesi lokal di injeksikan kedalam ruang epidural.kateter
kecil dipasang sehingga top-up (dosis
bolus)anastesi lokal dapat diberikan setelah dosis sebelumnya habis,atau infus
kontinu dapat diberikan menggunakan driver
spuit.
Analgesia dan anestesia yang diberikan biasanya bersifat
total.pemberian analgesia epidural meningkatkan risiko terjadinya persalinan
lama dan persalinan dengan bantuan alat,terutama
Anestesi spinal
Sedikit anestetik lokal diinjeksikan ke daerah
subaraknoid,di bawah LI,tempat ujung saraf spinal.analgesia dan anestesia
biasanya total.seksio sesaria biasanya dilakukan dibawah anestesi spinal.
Combined spinal
epidural (CSE)
Sedikit anestetik lokaldan atau analgesik opiat diinjeksikan
kedaerah subaraknoid.kemudian sebuah kateter dimasukan kedalam ruang epidural
sehingga analgesia berikutnya dapat diberikan baik secara bolus maupun melalui
infus kontinu.keuntungan dari teknik ini adalah analgesia-lah yang berhasil
dicapai,bukan anestesia.penggunaan opiat (sering kali fentani) memberikan efek
analgesia yang cepat,tetapi berlangsung lama,dan disertai retensi
sensasi.pemberian dosis opiat kepada ibu harus diobservasi,komplikasi dari
prosedur ini dapat berupa depresi pernapasan pada iu dan janin.
CSE masih harus dievaluasi sepenuhnya.peran bidan sama
dengan saat CSE sedang dipasang atau analgesia berikutnya sedang diberikan,tetapi asuhan kontinu yang
diberikan berbeda dengan asuhan yang diberikan pada ibu yang mendapat epidural
standar.infus intravena dapat dihentikan setelah CSE.terpasang,sensasi ibu
cukup baik untuk bermobilisasi,berkemih dan mengejan,semua gambaran yang dapat
menfasilitasi hasil dan pengalaman proses persalinan yang sangat berbeda.pada
pemasangan CSE banyak terjadi pruritis.
Indikasi blok
epidural
Ø
Pereda nyeri atau atas permintaan ibu.
Ø
Bermanfaat saat terdapat kecenderungan
persalinan dengan bantuan alat : malposisi,malpresentasi,kehamilan
kembar,persalinan lama.
Ø
Hipertensi.
Ø
Persalinan praterm.
Kontraindikasi
Ada beberapa kontraindikasi untuk analgesia epidural atau spinal.
Ø
Semua jenis malfungsi pembekuan darah.
Ø
Beberapa gangguan neurologi.
Ø
Deformitas spinal.
Ø
Sepsis lokal.
Efek samping epidural
·
Hipotensi (lebih menurun dengan
CSE)mual,pingsan.
·
Dural tap,bila jarum secara tidak sengaja
menusuk dura mater,mengakibatkan menurunnya tekanan intrakranial yang berpotensi
menimbulkan sakit kepala berat selama beberapa hari berikutnya.
·
Anestesi spinal total.terlalu banyak memberikan
injeksi anestesi lokal kedalam ruang subaraknoid dapat menyebabkan henti napas.
·
Blok parsial (nyeri membandel),yaitu saat
kontraksi masih tetap dirasakan di salah satu area abdomen.
·
Toksisitas pbat : gelisah,pusing titinus,rasa
logam,mengantuk.
·
Perubahan suhu,ibu biasanya mengalami efek
vasodilatasi dari bupivakain yang menyebabkan kaki terasa hangat,suhu meningkat
tetapi tubuh menggigil.
·
Rentesi urine.
Prosedur pemasangan
blok epidural tradisonal
Teknik ini dimodifikasi bila diberikan sebagai CSE (seperti
telah dibahas di atas) atau bila pemberiannya menggunakan infus kontinu.
·
Dapat persetujuan tindakan dari ibu.
·
Anjurkan ibu untuk berkemih.
·
Panggil dokter anestesi.
Siapkan alat :
·
Perlengkapan untuk infus intravena
·
Monitor CTG
·
Skort dan sarung tangan steril
·
Paket balutan steril,dengan linen berlubang (duk
bolong ) dan kasa
·
Losion antiseptik,biasanya klorheksidin dalam
alkohol isopropil 70%
·
Paket epidural,biasanya berisi jarum touby,spuit,slang kateter dan filter
·
Obat anastesi lokal untuk kulit dan
epidural,seperti lignokainan bupivakain
·
Spuit dan jarum steril
·
Plester
·
Balutan plastik untuk kulit
Ø
pasang infus intravena,berikan cairan dosis pembebanan
untuk mencegah hipotensi ( sesuai permintaan dokter anestesis )
Ø
posisikan ibu , biasanya salah satu diantara dua
cara di bawah ini
1.
miring kekiri dengan lutut dtekuk dan dagu
kedada , tetapi punggung ibu sanggat dekat dengan tepi tempat tidur
2.
duduk ditepi tempat tidur degan kedua kaki dipotong
kursi , lengan bersandar diatas meja tempat tidur
Ø
bantu dokter anestesi memakai sarung tangan dan
skort dan membuat daerah aseptik yang benar : tuangkan losium , buku jarum dan
sput , pegang ampul anastetik lokal untuk diisap isinya , dll
Ø
anjurkan ibu untuk tetap diam pada posisinya
pada saat epidural dipasang oleh dokter anestesi . selama aktifitas berlangsung
dibagian punggung ibu.
Berikut ini adalah dukungan dan bantuan
yang diperlukan .
1.
punggung ibu dibersihkan , line berlubang
dibentangkan ditempatnya dan anastetik lokal diinsersikan kedalam kulit
2.
jarum tuoby diinsersikan pada saat ibu bebas kontraksi dan sagat tenang
3.
digunakan sepuit epidural ( menginjeksikan udara
untuk mengkaji adanya tahanan) untuk memastikan bahwa jarum tuoby berada
ditempat yang benar
4.
kateter dimasukan ketempat tersebut dan jarum
tauoby dicabur
Ø
semprotkan kulit plastik disekitar daerah
rusukan fiksasi kateter dengan plaster, bila anastetik telah siap , fiksasi
fiter ditempat yang mudah dianjurkan
sering kali dibahu ibu
Ø
berikan sedikit dosis uji , dosis pertama
diberikan jika dokter anestesis merasa yakin bahwa kateter sudah diinsersikan
dengan benar
Ø
bantu ibu keposisi yang sesuai dengan permitaan
dokter anestesi selama 20 menit pertama setelah pemberian ( sering kali
semi-rekumbed )
Ø
kaji dan catat tekanan darah dan nadi setiap 5
menit selama 20 menit berikutnya
Ø
observasi kondisi ibu termasuk tingkat nyeri ,
kehangatan , keamanan ,infus , intravena , warna dan tanda tanda mual
Ø
panggil dokter anestesi bila ada tanda dan
gejala yag membutuhkan perhatian ( hipotensi dapat diatasi dengan peningatan
kecepatan tetesan infus , tetapi dokter anestesi tetap harus dipanggil)
Ø
bereskan alat dengan benar
Ø
pantau kondisi janin catat epidural pada
gambaran CTG
Ø
bila dalam 20 menit semuah hasi obserfasi
kondisi ibu dalam keadaan normal dan tigkat analgesi telah tercapai , posisikan
kembali sesuai keinginannya
Ø
lanjutkan perawatan persalinan , termasuk
perawatan kandung kemih dan tugkai kebas, dan buat catatan yang benar
Ø
setelah
2-8 jam adanya obserfasi adanya tanda tanda kehamilan berikan top-up
sebelum ibu merasa tidak nyaman .
Top-up epidural
Top-up epidural
diberikan jika pemberiaan anestesi tidak kontinu baik dalam bentuk epidural standar
maupun CSE.bidan yang telah dilatih khusus dan berada dibawah pengawasan,dapat
memberikan top-up sesuai kebijakan
setempat.dokter anestesi menetapkan dosis anastetik lokal (konsentrasi dan
jumlah),frekuensi,dan posisi ibu.memberikan dosis dua kali setengah dengan
jarak 5 menit dapat dilakukan untuk berjaga-jaga seandainya kateter bergeser
kecairan cerebrospinal.meskipun demikian instruksi pemberian yang kontinu dan
lambat juga harus ditulis dalam bentuk resep tretulis.
Prosedur top-up
epidural
·
kaji adanya kebutuhan pemberian top-up,periksa infus intravena dan
siapkan alat :
1.
obat sesuai resep (biasanya bupivakain)
2.
jarum dan spuit steril
3.
kapas alkohol untuk penghapus kuman
·
posisikan ibu sesuai intruksi kembali obat
anestesi,biasanya popisi miring pada kala 1 persalinan,dan duduk pada kala 2
·
cuci tangan dan periksa kembali obat anastetik
lokal bersama bidan lainnya dan ambil obat dengan dosis yang benar
·
bila ibu bebas dari kontraksi,buka penutup
filter,desinfeksi port tersebut dengan kapas alkohol dan injeksikan obat
anastetik lokal dengan kecepatan 5 ml/30 detik
·
observasi ibu untuk adanya reaksi merugikan
seperti titinus,mengantuk dan bicara tidak jelas
·
pasang kembali tutup filter
·
nadi dan tekanan darah diukur pada pemberian
awal,setiap 5 menit selama sedikitnya 20 menit
·
bila perlu posisikan ibu kembali
·
bereskan alat dengan benar
·
dokumentasikan pemberian dan pengaruhnya serta
lakukan tindakan yang sesuai
·
lakukan observasi untuk dampak dan efek
sampingnya,panggial dokter anestesi bila perlu
prosedur pelepasan
kanula epidural
kanula dicabut setelah epidural tidak lagi di
perlukan,biasanya setelah persalinan selesai.
·
Dapatkan persetujuan tindakan dari ibu dan perhatikan pirvasinya
·
Pasang sarung tangan steril,balutan tahan air
dan kulit plastik pada ibu
·
Cuci tangan,pakai sarung tangan steril
·
Buka plester dan minta ibu untuk membungkukkan
punggungnya (sama dengan posisi pada
saat insersi epidural).tarik keluar kateter tersebut dengan hati-hati,tetapi
cepat
·
Pasang kulit plastik dan balutan tahan air steril
·
Periksa kateter untuk kelengkapannya dengan
mengkaji gradasi dan keadaan sekeliling ujung kateter,untuk meyakinkan
kondisinya,periksa ulang oleh orang kedua
·
Dokumentasi pencabutan kanula dan lakukan
tindakan yang sesuai
Peran dan tanggung
jawab bidan
Ø
Memberi penyuluhan dan melakukan persiapan pada
ibu,termasuk mendapatkan persetujuan tindakan dari ibu.
Ø
Mengkaji perkembangan yang dialami ibu,misalnya
perkembangan persalinan.
Ø
Menetapkan beban kerja bidan agar ibu dapat
dirawat secara ideal satu bidan untuk satu pasien setelah insersi.
Ø
Memposisikan ibu dengan benar dan memberi
dukungan pada ibu selama pemasangan epidural.
Ø
Membantu dokter anestesi selama persiapan dan
pemasangan.
Ø
Memberikan asuhan yang kontinu dan mengobservasi
ibu dan janin.
Ø
Mengetahui berbagai penyimpangan dari
normal,berespons dan menghubungi dokter anestesi.
Ø
Melatih dan kompeten untuk melakukan tops-up atau perwatan infus kontinu.
Ø
Melepas kateter epidural dengan benar.
Ø
Melakukan pencatacomtan dengan benar.
Referensi
Bennett U R, Brown L K (eds) 1997
Mysles
textbook for midwives,13
eds. Churchill
Livingstone, Edinburgh
Collis R
E, Davies D, Aveling 1995 Randomised comparison of combined
spinal-epidural and
Standard epidural analgesia in
labour.The Lancet 3 june (345):1413-1416
May A 1994
Epidurals for childbirth. Oxford University press, Oxford
O’Sullivan G
1997 epidural analgesia in labour: recent developments. British Journal of
Midwifery
5(9):555-556