Pemberian Obat pada Kulit
Merupakan cara memberikan obat pada
kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan
kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit
dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei.
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim,aerosol, sprei).
2. Pinset anatomis.
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Balutan.
6. Pengalas.
7. Air sabun, air hangat.
8. Sarung tangan.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah yang akan di beri obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
6. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan, mengompres.
7. Kalau perlu tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati.
8. Cuci tangan.
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim,aerosol, sprei).
2. Pinset anatomis.
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Balutan.
6. Pengalas.
7. Air sabun, air hangat.
8. Sarung tangan.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah yang akan di beri obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
6. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan, mengompres.
7. Kalau perlu tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati.
8. Cuci tangan.
2.2 Pemberian Obat Topikal pada Kulit
2.2.1 Pengertian
Pemberian obat topikal pada kulit
merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan obat yang akan
diberikan. Pemberian obat topikal pada kulit memiliki tujuan yang lokal,
seperti pada superficial epidermis. Obat ini diberikan untuk mempercepat proses
penyembuhan, bila pemberian per-oral tidak dapat mencapai superficial epidermis
yang miskin pembuluh darah kapiler. Efek sistemik tidak diharapkan pada
pemberian obat topikal pada kulit ini. Apabila terjadi kerusakan kulit setelah
penggunaan obat topikal pada kulit, maka kemungkinan besar efek sistemik akan
terjadi.2
Pemberian obat topikal pada kulit
terbatas hanya pada obat-obat tertentu karena tidak banyak obat yang dapat
menembus kulit yang utuh. Keberhasilan pengobatan topical pada kulit tergantung
pada:
·
Umur
·
Pemilihan
agen topikal yang tepat
·
Lokasi dan
luas tubuh yang terkena atau yang sakit
·
Stadium
penyakit
·
Konsentrasi
bahan aktif dalam vehikulum
·
Metode
aplikasi
·
Penentuan
lama pemakaian obat
Penetrasi obat topical pada kulit, melalui: stratum
korneum à epidermis à papilla
dermis à aliran darah2
Proses penyerapan obat topikal jika diberikan pada
kulit, yaitu:
·
Lag phase -
hanya di atas kulit, tidak masuk ke dalam darah
·
Rising -
dari stratum korneum diserap sampai ke kapiler dermis darah
·
Falling -
obat habis di stratum korneum. Jika terus diserap kedalam, khasiatnya akan
semakin berkurang
Kurangnya konsentrasi obat yang sampai ke tempat
sasaran bisa karena proses eksfoliasi (bagian atas kulit mengelupas), terhapus
atau juga karena tercuci.
Faktor-faktor yang berperan dalam penyerapan obat,
diantaranya adalah2:
·
Keadaan
stratum korneum yang berperan sebagai sawar kulit untuk obat.
·
Oklusi,
yaitu penutup kedap udara pada salep berminyak yang dapat meningkatkan
penetrasi dan mencegah terhapusnya obat akibat gesekan, usapan serta pencucian.
Namun dapat mempercepat efek samping, infeksi, folikulitis dan miliaria jika
penggunaannya bersama obat atau kombinasinya tidak tepat.
·
Frekuensi
aplikasi, seperti pada obat kortikosteroid yang kebanyakan cukup diaplikasikan
satu kali sehari, serta beberapa emolien (krim protektif) yang akan meningkat
penyerapannya setelah pemakaian berulang, bukan karena lama kontaknya.
·
Kuantitas
obat yang diaplikasi
Jumlah pemakaian obat topikal pada kulit ini harus
cukup, jika pemakaiannya berlebihan justru malah tidak berguna. Jumlah yang
akan dipakai, sesuai dengan luas permukaan kulit yang terkena infeksi (setiap
3% luas permukaan kulit membutuhkan 1 gram krim atau salep).
·
Faktor lain
Faktor lain seprti peningkatan penyerapan, dapat
terjadi apabila:
-
Obat
dipakaikan dengan cara digosok sambil dipijat perlahan
-
Dioles
searah dengan pertumbuhan folikel rambut
-
Ukuran
partikel obat diperkecil
-
Sifat
kelarutan dan penetrasi obat diperbaiki
-
Konsentrasi
obat yang diberikan tepat
Contoh obat topikal untuk kulit :
1. Anti jamur
: ketoconazol, miconazol, terbinafin
2. Antibiotik
: oxytetrasiklin
3. Kortikosteroid
: betametason, hidrokortison
2.2.2 Tujuan
Pemberian obat topikal pada kulit
bertujuan untuk mempertahankan hidrasi atau cairan tubuh untuk mencapai
homeostasis, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit,
menghilangkan gejala atau mengatasi infeksi. 2
2.2.3 Jenis
Pemberian obat topikal pada kulit dapat bermacam-macam
seperti:
- · Krim
- · Salep (ointment)
- · Lotion
- · Lotion yang mengandung suspensi
- · Bubuk atau powder
- · Spray aerosol.
2.2.4 Keuntungan dan Kerugian
·
Keuntungan
Untuk efek lokal, mencegah first-pass effect serta
meminimalkan efek samping sistemik.
Untuk efek sistemik, menyerupai cara pemberian obat
melalui intravena (zero-order)
·
Kerugian
Secara kosmetik kurang menarik
Absorbsinya tidak menentu
2.2.5 Alat dan Bahan
-
Troli
-
Baki dan
alas
-
Perlak dan
alas
-
Bengkok (nierbekken)
-
Air DTT
dalam kom
-
Kapas
-
Sarung
tangan
-
Kassa kecil
steril (sesuai kebutuhan)
-
Kassa
balutan, penutup plastik dan plester (sesuai kebutuhan)
-
Lidi kapas
atau tongue spatel
-
Obat topikal
sesuai yang dipesankan (krim, salep, lotion, lotion yang mengandung suspensi,
bubuk atau powder, spray aerosol)
-
Buku obat
(ISO)
-
Baskom
-
Larutan
klorin 0.5% dalam tempatnya
-
Sabun cuci
tangan
-
Lap handuk
-
Tempat
sampah basah dan kering
Tidak ada komentar:
Posting Komentar