Materi konsep dasar kehamilan lengkap
A. Konsepsi kehamilan
1.
Definisi
|
Periode
antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid
terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan
sejati. Yang menandai awal periode antepartum. (Varney, 2006)
b. Kehamilan
adalah suatu keadaan dimana dalam rahim seorang wanita terdapat hasil konsepsi
(pertemuan ovum dan spermatozoa) (Rustam Mochtar, 1998).
c. Kehamilan
merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang
memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi dan melakukan
hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat
besar kemungkinanya akan mengalami kehamilan
(Mandriwati, 2007).
2.
Proses Kehamilan
Proses kehamilan
menurut Rustam Mochtar (1998), adalah :
a. Ovum (Sel
Telur)
Pertumbuhan
embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi digenital ridge.
Urutan
pertumbuhan ovum (oogenesis):
1) Oogonia
2) Oosit
pertama
3) Primary
ovarian follicle
4) Liquar
folliculi
5) Pematangan
pertama ovum
6) Pematangan
kedua ovum pada waktu sperma membuahi ovum
b. Spermatozoa
(Sel Mani)
Sperma
bentuknya seperti kecebong terdiri atas 4 bagian yaitu kepala yang berisi inti
(nukleus), leher, bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma
dapat bergerak dengan cepat, urutan pertumbuhan sperma : spermatogonium
membelah dan spermatosit pertama membelah dua, spermatosit kedua membelah dua,
spermatid tumbuh menjadi spermatozoon.
c. Pembuahan
(Konsepsi/Fertilisasi)
Pembuahan
adalah suatu peristiwa persatuan antara sel mani dengan sel telur dituba
fallopi.
Hanya satu
sperma yang telah mengalami proses kapasitasi dapat melintasi zona pellusida
masuk ke villetus ovum. Setelah itu zona pellusida mengalami perubahan sehingga
tidak dapat dilalui sperma lain. Persatuan ini dalam prosesnya diikuti oleh
persatuan pronuklei, keduanya yang disebut zygot yang terdiri dari atas acuan
genetik dari wanita dan pria.
Dalam
beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zygot yang berjalan lancar
dan dalam 3 hari sampai dalam stadium morula. Hasil konsepsi ini dengan urutan tetap bergerak ke arah rongga rahim. Hasil
konsepsi sampailah dalam kavum uteri dalam peringkat blastula.
d. Nidasi
(Implantasi)
Nidasi
adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi dalam endometrium. Blastula
diselubungi oleh simpai yang disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan dan
mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga
rahim, jaringan endometrium berada pada masa sekresi. Jaringan endometrium ini
banyak mengandung sel-sel desidua, yaitu sel-sel besar yang banyak mengandung
glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas.
Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-cell-mass) akan
mudah masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan
menutup lagi. Itulah sebabnya pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan
akibat luka desidua (Tanda Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan
atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri.
Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula.
Sel-sel lebih kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan
yolk sac. Sedang sel-sel yang lebih besar
menjadi endoderm dan membentuk ruang amnion. Maka terbentuklah lempeng
embrional (embryonal plate) diantara amnion dan yolk sac.
Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh sekitar mudigah (embrio) akan
melapisi bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik (chorionic
membrane) yang telah menjadi korion. Sel-sel trofoblas tumbuh menjadi 2 lapisan
yaitu sitotrofoblas yang disebelah dalam dan sinsitiotrofoblas yang disebelah
luar.
Villi
korionik yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang-cabang dan
disebut korion profundus. Sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis
kurang mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang disebut chorion leave.
e. Plasentasi
Pertumbuhan
dan perkembangan desidua sejak terjadi konsepsi karena pengaruh hormon terus
tumbuh sehingga makin lama menjadi tebal. Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan
yang terbagi atas :
1)
Desidua basalis
Terletak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim, disini plasenta terbentuk.
2)
Desidua kapsularis
Meliputi hasil konsepsi kearah rongga rahim yang lama
kelamaan bersatu dengan desidua vera kosena obliterasi.
3)
Desidua vera
Meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya.
3.
Diagnosa Kehamilan
Masa kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari
bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2002).
Kehamilan
melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial
dalam keluarga. Menurut Armi (2006), bahwa :
a. Tanda-tanda
dugaan hamil adalah :
1). Amenorea (tidak mendapat haid).
Gejala ini sangat penting karena umunnya wanita hamil tidak dapat haid lagi.
Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan
tuanya kehamilan
dan bila persalinan
diperkirakan akan terjadi.
2). Mual dan muntah. Umumnya terjadi
pada bulan-bulan pertama kehamilan,
keadaan ini sering terjadi pada pagi hari tetapi tidak selalu dan keadaan ini
disebut ”morning sickness”. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih
fisiologis, tetapi bila terlalu sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan
yang biasa disebut hiperemesis gravidarum.
3). Sering kencing. Keadaan ini
terjadi pada kehamilan
bulan-bulan pertama disebabkan uterus yang membesar menekan pada kandung kemih,
gejala ini akan hilang pada trimester kedua kehamilan.
Pada akhir kehamilan
gejala ini akan kembali terjadi karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
4). Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri. Disebabkan oleh pengaruh estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery
terlihat lebih membesar (Rustam Mochtar, 1998).
5). Striae dan hiperpigmentasi kulit.
Pada pipi, hidung dan dahi tampak deposit pigmen yang berlebihan yang dikenal
dengan cloasma gravidarum. Areola mammae menghitam. Pada linea alba tampak
menjadi lebih hitam.
6). Obstipasi terjadi karena tonus
otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid (Hanifa, 2005).
7). Epulis adalah suatu hipertrofi
papilla gingivae. Sering terjadi pada triwulan pertama (Hanifa, 2005).
8). Varises. Sering dijumpai pada
triwulan terakhir. Didapat pada daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki
dan betis. Pada multigravida kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan
yang terdahulu, timbul kembali pada triwulan pertama (Hanifa, 2005).
b. Tanda-tanda
kemungkinan hamil adalah :
1). Tanda hegar
Dengan
meletakkan 2 jari pada forniks posterior dan tangan lain di dinding perut
diatas simpisis pubis, maka terasa korpus uteri seakan-akan terpisah dengan
serviks ( istmus sangat lembek pada kehamilan).
Pada kehamilan
6 – 8 minggu dengan pemeriksaan bimanual sudah dapat diketahui tanda hegar ini
(Hanifa, 2005).
2). Tanda piskacek
Tanda
piskacek adalah suatu pembesaran uterus yang tidak rata hingga menonjol jelas
kejurusan uterus yang membesar (uterus dalam keadaan hamil tumbuh cepat pada tempat
implantasinya) (Armi, 2006).
3). Tanda Braxton hicks
Uterus pada
saat hamil bila dirangsang mudah berkontraksi. Kontraksi yang tidak teratur
tanpa nyeri disebut kontraksi Braxton Hicks. Adanya kontraksi Braxton Hicks ini
menunjukkan bahwa kehamilan
bukan kehamilan
ektopik (Armi, 2006).
4). Tanda ballotement
Pada kehamilan
muda (kira-kira 20 minggu) air ketuban jauh lebih banyak sehingga dengan
menggoyangkan uterus atau sekonyong-konyong uterus ditekan maka janin akan
melenting dalam uterus, keadaan inilah yang disebut dengan ballottement (Hanifa, 2005).
5). Tanda Chadwick adalah warna
selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu (Hanifa, 2005).
1). Gerakan janin dalam rahim
a). Terlihat
atau teraba gerakan janin
b). Teraba
bagian-bagian janin
2). Denyut jantung janin
a). Didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi, alat dopler.
b). Dilihat dengan ultrasonografi.
c). Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka
janin, ultrasonografi.
Untuk
membantu membuat diagnosa kehamilan
sedini-dininya dapat dilakukan beberapa pemeriksaan berdasarkan adanya
khoriogonadotropin (human chorionic gonadotropin = HCG) yang dihasilkan oleh
plasenta (Armi, 2006).
4.
Perubahan Fisiologis dan Psikologis
a.
Perubahan fisiologis ibu hamil
1). Rahim atau uterus
Rahim yang besarnya sejempol atau beratnya 30gram akan
menjadi 1000gram saat akhir kehamilan
(Rustam Mochtar, 1998).
2). Vagina (liang senggama)
Vagina dan vulva akan mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh
estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan.
3). Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan,
indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya
sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur kehamilan
16 minggu.
4). Payudara
Payudara menjadi lebih besar, glandula Montgomery makin tampak, areola payudara
makin hiperpigmentasi (menghitam), putting susu makin menonjol.
5). Sirkulasi darah
Sel darah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi pertumbuhan janin dalam
rahim. Serum darah (volume darah) meningkat sebesar 25-30% sedangkan sel darah
bertambah sekitar 20% (manuaba, 1998).
6). Berat badan ibu hamil bertambah
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil
atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg/minggu (Rustam Mochtar, 1998).
b.
Perubahan psikologis
1).
Perubahan psikologis trimester I
Segera setelah
konsepsi kadar harmon estrogen dan progesterone kehamilan
akan meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi
hari, lemah, lelah dan menyebabkan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat
dan sering kali membenci kehamilannya.
Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.
Sering kali biasanya pada awal kehamilannya
ibu berharap untuk tidak hamil.
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama, karena perutnya masih kecil, kehamilan
merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya pada orang lain
atau dirahasiakannya (PusDikNaKes, 2003).
2).
Perubahan psikologis trimester II
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa
dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah
berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai
beban. Ibu sudah menerima kehamilannya
dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif.
Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai
merasakan kehadiran bayinya bagi seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak
ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang
dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
3).
Perubahan psikologis trimester III
Trimester ketiga sering kali disebut periode menuggu dan waspada sebab pada
saat itu ibu merasa tidak sabar menuggu kelahiran bayinya. Seorang ibu mungkin
mulai merasakan takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada
waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan
timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh
dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dengan
bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada
trimester inilah ibu memerlukan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
5.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan
Ada tiga
faktor yang mempengaruhi kehamilan
yaitu faktor fisik, faktor psikologis, dan faktor sosial budaya dan ekonomi.
a. Faktor Fisik
Seorang ibu
hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi tersebut. Status
kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya
ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin atau poliklinik kebidanan.
Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh
selama masa kehamilan.
Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan
janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan
oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami
gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun
ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan
tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.
c. Faktor
Psikologis
1). Stess
Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.
Janin dapat mengalami keterlambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir
nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.
2). Dukungan keluarga
Merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh
keluarga mengharapkan kehamilan.,
mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil
akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan,
persalinan
dan masa nifas.
c. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi
Faktor ini
mempengaruhi kehamilan
dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja
ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang
ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap
rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus di perhatikan,
terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang di
pantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap
dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal
hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian
dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara,
dan pakaian yang menyerap keringat.
Ekonomi juga
selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan
yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya
secara rutin, merencanakan persalinan
di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan
adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan
dan proses persalinan
dapat berjalan dengan baik.
6.
Kebutuhan Ibu Hamil
a.
Kebutuhan ibu hamil trimester I
1). Diet
dalam kehamilan
Ibu dianjurkan untuk makan makanan yang mudah dicerna dan makan makanan yang
bergizi untuk menghindari adanya rasa mual dan muntah begitu pula nafsu makan
yang menurun. Ibu hamil juga harus cukup minum 6-8 gelas sehari.
2).
Pergerakan dan gerakan badan
Ibu hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari akan tetapi jangan terlalu
lelah sehingga harus di selingi dengan istirahat. Istirahat yang dibutuhkan ibu
8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
3). Hygiene
dalam kehamilan
Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan untuk mengurangi kemungkinan
infeksi, kebersihan gigi juga harus dijaga kebersihannya untuk menjamin
pencernaan yang sempurna.
4). Koitus
Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan
jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan,
sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.
Pada ibu yang mempunyai riwayat abortus, ibu dianjurkan untuk koitusnya di
tunda sampai dengan 16 minggu karena pada waktu itu plasenta telah terbentuk.
5). Ibu
diberi imunisasi TT1 dan TT2.
b.
Kebutuhan ibu hamil trimester II
1).
Pakaian dalam kehamilan
Menganjurkan ibu untuk mengenakan pakaian yang nyaman digunakan dan yang
berbahan katun untuk mempermudah penyerapan keringat. Menganjurkan ibu untuk
tidak menggunakan sandal atau sepatu yang berhak tinggi karena dapat
menyebabkan nyeri pada pinggang.
2). Nafsu makan meningkat dan pertumbuhan yang pesat,
maka ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi protein, vitamin, juga zat besi.
3). Ibu diberi imunisasi TT3.
c.
Kebutuhan ibu hamil trimester III
1). Mempersilahkan
kelahiran dan kemungkinan darurat
a) Bekerja sama
dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk mempersiapkan rencana
kelahiran, termasuk mengidentifikasi penolong dan tempat persalinan,
serta perencanaan tabungan untuk mempersiapkan biaya persalinan.
b) Bekerja sama
dengan ibu, keluarganya dan masyarakat untuk mempersiapkan rencana jika terjadi
komplikasi, termasuk :
- Mengidentifikasi
kemana harus pergi dan transportasi untuk mencapai tempat tersebut.
- Mempersiapkan
donor darah.
- Mengadakan
persiapan financial.
- Mengidentifikasi
pembuat keputusan kedua jika pembuat keputusan pertama tidak ada ditempat.
2). Memberikan
konseling tentang tanda-tanda persalinan
a) Rasa sakit
oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b) Keluar
lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada
servik.
c) Kadang-kadang
ketuban pecah dengan sendirinya.
d) Pada
pemeriksaan dalam: servik mendatar dan pembukaan telah ada (Rustam Mochtar,
1998).
7.
Tujuan Asuhan Kehamilan
Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan
yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah :
a) Memantau
kemajuan kehamilan,
dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat dipastikan keadaannya.
b) Meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam melakukan
pemeriksaan kehamilan,
petugas kesehatan (bidan
atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna
bagi ibu dan janinnya.
c) Mengenali
secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan
dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya.
d) Mempersiapkan
ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali kelainan secara
dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan
dan persalinan
pada ibu hamil, maka persalinan
diharapkan dapat berjalan dengan lancar, seperti yang diharapkan semua pihak.
e) Mempersiapkan
agar masa nifas
berjalan normal. Jika kehamilan
dan persalinan
dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas
pun dapat berjalan dengan lancar.
f) Mempersiapkan
peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu faktor kesiapan
dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan
tanpa kekurangan suatu apapun.
Tujuan utama ANC adalah untuk memfasilitasi hasil yang
sehat dan positif bagi ibu dan bayinya dengan cara membina hubungan saling
percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa,
mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan.
Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses
alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan
(PusDikNaKes, 2003).
8.
Kunjungan Antenatal
Standar pelayanan antenatal ada 14 T yaitu:
a. Tanya dan sapa ibu.
b. Timbang BB dan ukur TB.
c. Ukur tekanan darah.
d. Temukan kelainan.
e. Tekan payudara.
f. Ukur TFU.
g. Test Leopold dan DJJ.
h. Test laboratorium.
i. Imunisasi
TT.
j. Pemberian
tablet Fe.
k. Tingkatkan senam hamil.
l. Tingkatkan
pengetahuan.
m. Temu wicara.
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada
trimester III (Saifuddin, 2002).
Dengan
antenatal care harus diusahakan agar:
b. Mengurangi penyulit-penyulit atau
kelainan fisik dan psikologis serta menemukan dan mengobati secara dini.
c. Persalinan
berlangsung tanpa kesulitan dan anak yang dilahirkan sehat serta ibu dalam
kondisi sehat pasca persalinan
(Armi, 2006).
9. Proses
Pencapaian Peran Ibu
Menurut teori Rubin mengenai pencapaian peran ibu ada
suatu proses dari aktivitas Taking On, Taking In, dan Letting Go yaitu:
a. Aktivitas
Taking On: Mimicry/ meniru dan bermain peran/ role play
Mimicry adalah
meniru perbuatan atau sikap orang lain yang menjadi role model baginya (missal
wanita lain yang sedang hamil) dan belajar dari berbagai sumber tentang hal-hal
yang akan dihadapinya nanti, (missal: apa yang aka terjadi dan bagaimana
rasanya melahirkan, atau bagaimana bayi itu pada masa-masa awal setelah lahir),
yang disukai akan diadopsi dan yang tidak disukai akan dihindari.
b. Aktivitas
Taking In: Fantasi dan Introyeksi-Proyeksi-Rejeksi
Dalam
fantasi, seorang wanita membayangkan dirinya nanti. Misalnya: akan seperti apa
nanti saat melahirkan, baju apa yang akan dipakaikan ke bayinya, hubungannya
dengan suami dan anggota keluarga lain setelah persalinan.
Fantasi ini memungkinkan si wanita mengembangkan pemahaman tentang bagaimana ia
kan berperilaku.
c. Aktivitas
Letting Go: Griefwork
Mereview,
mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan peran diri sebelumnya dan
melepaskan peran yang tidak lagi sesuai atau tidak memungkinkan lagi dilakukan.
Pengalaman, hubungna interpersonal dan situasi yang berkaitan dengan diri yang
lalu dapat actual atau hanya harapan, menyenangkan atau tidak menyenangkan. Hal
ini membantu melepaskan secara perlahan-lahan kelekatannya dengan “mantan ”
dirinya. ()
10. Standar Pelayanan Antenatal
Terdapat
enam standar dalam standar pelayanan antenatal dari 25 standar pelayanan kebidanan
seperti berikut ini:
a. Standar 3:
Identifikasi Ibu Hamil
Pernyataan
standar:
Bidan
melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala
untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya
agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya
sejak dini secara teratur.
b. Standar 4: Pemeriksaan
dan Pemantauan Antenatal
Pernyataan
standar:
Bidan
memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan
pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal. Bidan
juga harus mengenal kehamilan
risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/ infeksi HIV;
memberikan pelayanan imunisasi, nasehat, dan penyuluhan kesehatan serta tugaas
terkit lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang
tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan. Mereka harus mampu
mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
c. Standar 5:
Palpasi Abdominal
Pernyataan
standar:
Bidan
melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melkakan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamailan; serta bila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masukna kepala janin ke
dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan sera melakukan rujukan tepat
waktu.
Pernyataaan
standar:
Bidan
melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/ atau rujukan semua
kasus anemia pada kehamialn sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pernyataan
standar:
Bidan
menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan
yang tepat dan merujuknya.
Pernyataan
standar:
Bidan
memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan
yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkanakan direncanakan dengan
baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba
terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. (Departemen Kesehatan RI,
1999)
Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-konsep-dasar-kehamilan-lengkap.html#ixzz43KIe3Jrl
Tidak ada komentar:
Posting Komentar