Jumat, 20 Mei 2016

Makalah Penyakit Jantung

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              LATAR BELAKANG
Jantung sebagai sebuah pemompa darah yang terdiri dari dua pompa yang terpisah yakni jantung kanan yang memompa darah ke paru- paru dan jantung kiri yang memompa darah ke organ- organ perifer. Selanjutnya setiap bagian jantung yang terpisah ini merupakan dua ruang pompa yang dapat berdenyut yang terdiri atas satu atrium dan satu ventrikel. Atrium terutama berfungsi sebagai pompa primer yang lemah, bagi ventrikel yang membantu mengalirkan darah masuk ke ventrikel. Ventrikel selanjutnya menyediakan tenaga utama yang dapat dipakai untuk mendorong darah ke sirkulasi pulmonal atau sirkulasi perifer.
Penyakit jantung merujuk pada penyakit menyerang jantung dan sistem pembuluh darah. Jantung merupakan organ strategis dalam tubuh seseorang karena perannya sebagai pemompa darah. Ada banyak penyebab penyakit jantung, seperti pola hidup, kelainan bawaan sejak lahir, dan pola makan yang tidak sehat. Serangan jantung merupakan akibat mematikan dari penyakit jantung koroner yang menjadi pembunuh wanita dan pria. Contoh – contoh penyakit jantung antara lain gagal jantung, masalah pada katup jantung, aritmia, perikarditis, dan penyakit jantung koroner.
1.2              RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada makalah penyakit jantung ini adalah :
1.      Apa saja penyakit jantung dan penyebab penyakit jantung?
2.      Apa gejala- gejala penyakit jantung?
3.      Bagaimana Diagnosis pertama penyakit jantung?
4.      Bagaimana penanganan dan perawatan penyakit jantung?
1.3              TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah penyakit jantung ini adalah :
1.      Untuk mengetahui apa saja penyakit jantung dan penyebabnya.
2.      Untuk mengetahhui gejala- gejala penyakit jantung.
3.      Untuk mengetahui diagnosis pertama penyakit jantung.
4.      Untuk mengetahui cara penanganan dan perawatan penyakit jantung
BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Landasan Teori
Jantung (bahasa latin : cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah.
Serangan jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan jantung sama sekali tidak berfungsi. Kondisi ini biasanya terjadi mendadak dan sering di sebut gagal jantung. Penyebabnya bervariasi, namun penyebab utamanya adalah terhambatnya suplai darah ke otot jantung oleh karena itu pembuluh- pembuluh darah yang biasanya mengalirkan darah ke otot- otot jantung tersebut tersumbat atau mengeras yang bisa disebabkan oleh lemak dan kolesterol atau pun oleh karena zat- zat kimia seperti penggunaan obat yang mengandung Phenol Prophano Alanin (PPA) yang banya di temukan dalam obat –obat seperti Decolgen, dan Nicotin.
2.2    Penyakit Jantung
Ada berbagai macam penyakit jantung yaitu :
2.2.1        Gagal Jantung
                        Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak bisa memasok aliran darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan berpotensi mematikan. Penyakit jantung jenis ini memiliki gejala antara lain : pembengkakan pada kaki dan tangan, penambahan atau pengurangan berat badan sebelum terjadi pembengkakan karena kelebihan cairan, napas pendek, kelelahan yang terus menerus, angina atau ketidak nyamanan pada dada dan lengan karena penyumbatan arteri koroner.
                        Gagal jantung (heart failure) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan/atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolic secara abnormal (Mansjoer, 2001).
            Ada 2 penyakit gagal jantung :
a)      Gagal jantung kiri / gagal jantung ventrikel kiri : terjadi karena adanya gangguan pemompaan darah oleh ventrikel kiri sehingga curah jantung kiri menurun dengan akibat tekanan terakhir diastolek dalam ventrikel kiri dan volume akhir diastolik dalam ventrikel kiri meningkat.
b)      Gagal jantung kanan. Dapat terjadi karena gangguan / hambatan pada daya pompa ventrikel kanan, sehingga isi sekuncup ventrikel kanan menurun tanpa didahului oleh adanya gagal jantung kiri sehingga tekanan dan volume akhir diastolek ventrikel kanan akan meningkatkan dan keadaan menjadi beban bagi atrium kanan dalam kerjanya mengisi ventrikel kanan pada waktu diastolik.

Gejala Gagal Jantung

·         Napas terengah-engah
·         Sering batuk, terutama ketika berbaring
·         Pembengkakan perut, kaki dan telapak kaki
·         Keletihan atau kurang energi
·         Kepala terasa pening atau pusing
·         Naik berat badan akibat penahanan cairan

Mendiagnosis Gagal Jantung

Angiogram koroner dapat dilakukan untuk mendiagnosis penghambatan yang menyebabkan gagal jantung. Sebuah pewarna disuntikkan ke dalam aliran darah dan menjelajahi seluruh pembuluh darah di dalam jantung dan tubuh. Pewarna ini terlihat dalam pemeriksaan sinar x, sehingga menjadikan pembuluh darah terlihat dalam angiogram. Hal ini memungkinkan dokter untuk menemukan pembuluh darah yang terhalang atau menyempit (Herdin, 2005).
2.2.2        Serangan Jantung (heart valve disease)
                        Serangan jantung adalah suatu kondisi penyempitan/blokade pada sebagian pembuluh darah sehingga aliran darah ke jantung terhambat, dan terjadi penurunan suplai oksigen dan zat makanan yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otot jantung. Kondisi penghambatan tersebut terjadi secara tiba-tiba atau mendadak yang umumnya menimbulkan nyeri atau ketidaknyamanan di tengah dada dalam beberapa menit.
                        Serangan jantung (heart valve disease) adalah keadaan dimana salah satu atau lebih katup jantung tidak bekerja dengan baik. Dalam beberapa kasus orang-orang terlair dengan masalah pada katup jantung sedangkan beberapa orang mendapatkan kelainan pada katup dimasa hidupnya. Kelainan pada katup jantung ini disebabkan oleh infeksi, usia, dan penyakit lain. Hampir tidak ada kejala yang ditemukan pada penderita kelainan penyakit jantung.
                        Penyebab utama serangan jantung adalah terhambatnya aliran darah ke jantung. Hambatan ini disebabkan oleh :
·         Penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan penyempitan dan kekakuan pada pembuluh darah disebut pengerasan pada arteri atau aterosklerosis. Penumpukan lemak dapat terjadi akibat : merokok, diet yang tidak sehat, dan kurang aktivitas.
·         Bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah.
Selain itu, serangan jantung juga dapat dipicu oleh adanya beberapa faktor risiko berikut:
·         Usia
·         Jenis kelamin
·         Riwayat keluarga
·         Riwayat penyakit jantung koroner sebelumnya
·         Kadar lemak darah tinggi (hiperlipidemia)
·         Riwayat penyakit diabetes, hipertensi, sindrom metabolik
·         Stres kronis
·         Penggunaan obat tertentu
·         Denyut jantung tidak teratur
Gejalanya
Serangan jantung umumnya diawali dengan rasa sakit atau ketidaknyamanan di tengah dada yang berlangsung lebih dari beberapa menit atau hilang timbul. Ketidaknyamanan yang terjadi bisa berupa rasa tertekan, seperti diremas-remas. Rasa sakit dan ketidaknyamanan juga terasa di telapak tangan, bahu kiri, siku, rahang atau punggung. Gejala lainnya adalah:
·         Kesulitan bernapas atau napas pendek
·         Merasa tidak enak badan atau muntah
·         Pusing
·         Keringat dingin
·         Pucat
                                    Ada tiga jenis penyakit katup jantung atau serangan jantung yaitu antara lain kebocoran, penyempitan, dan katup tanpa lubang. Tidak ada obat untuk kelainan katup jantung selain operasi. Penderita yang tidak terkena penyakit katup jantung sejak lahir dapat menjaga pola makan dan pola hidupnya utuk terbebas dari penyakit ini (Herdin, 2005).
2.2.3        Aritmia
Aritmia yang pada umumnya dikenal sebagai desiran jantung, adalah kondisi di mana laju detak jantung terlalu cepat, terlalu lambat atau tidak teratur. Takikardia adalah kondisi di mana jantung berdetak terlalu cepat. Bradikardia terjadi ketika detak jantung terlalu lambat. Aritmia tidak berbahaya, yang lainnya dapat mengancam nyawa.
Beberapa aritmia dapat menyebabkan jantung tidak memompakan cukup darah ke tubuh, sehingga menyebabkan kemungkinan kerusakan pada otak, jantung dan organ vital lainnya. Aritmia dapat disebabkan oleh serangan jantung sebelumnya. Kondisi lain yang juga merusak sistem listrik jantung mencakup tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner dan gagal jantung. Kebiasaan gaya hidup tidak sehat seperti merokok, peminum berat, terlalu banyak kafein dan penyalahgunaan obat-obatan juga dapat menyebabkan aritmia.
Aritmia adalah penyakit jantung yang mengganggu yakni gangguan irama atau detak jantung. Detak jantung bisa lebih cepat, lebih lambat, dan tidak teratur. Faktor utama penyakit aritmia adalah kurangnya kalsium dalam tubuh dan terjadinya penyumbatan pembuluh darah jantung.
Penyumbatan pembuluh darah jantung yang juga berefek pada detak jantung yang tidak normal akan berakibat pada serangan jantung. Selain itu penyebab aritmia lainnya yaitu diabetes, tekanan darah tinggi, merokok, kaffein, alkohol, strees, kematian otot jantung, penyalahgunaan obat da terlalu aktifnya kelenjar tiroid.

Gejala Aritmia mencakup:

·         Keletihan atau kurang energi
·         Palpitasi
·         Kecemasan
·         Berkeringat
·         Napas terengah-engah
·         Nyeri dada

Prosedur medis

Alat pacu jantung digunakan pada pasien yang detak jantungnya terlalu lambat serta mereka yang memiliki detak jantung tidak teratur. Alat pacu jantung adalah perangkat kecil yang diletakkan di bawah kulit di dada atau perut yang membantu mendeteksi kepekaan listrik jantung. Ketika alat ini merasakan irama jantung yang tidak normal, maka akan mengirimkan impuls listrik pada irama jantung yang tepat. Perangkat serupa bernama Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD) mengendalikan aritmia yang mengancam nyawa dengan memantau detak jantung secara terus menerus dan mengirimkan kejutan listrik untuk memulihkan detak jantung normal.
Kardioversi dapat dilakukan dengan menggunakan kejut energi (kardioversi listrik) atau obat-obatan (kardioversi farmakologis). Kardioversi listrik atau defibrilasi adalah sebuah proses di mana sentakan listrik dikirim ke jantung untuk memperbaiki irama jantung. Namun demikian, proses ini hanya cocok untuk jenis aritmia tertentu yang mengancam nyawa (Herdin, 2005).
2.2.4        Perikarditis
                        Perikarditis adalah peradangan pada kantong jantung atau perikardium sehingga menimbulkan penimbuna cairan dan penebalan. Peradangan ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti infeksi virus dan terapi penyinaran untuk kanker payudara.
                        Gejala yang timbul akibat perikarditis adalah sesak napas, batuk, tekanan darah tinggi dan kelelahan akibat kerja jantung menjatu tidak efisien. Penyakit jantung ini bisa didiagnosa melalui MRI atau Kateterisasi jantung. Mengkonsumsi obat untuk mengurangi cairan dapat membantu mengurangi gejala perikarditis, tetapi kesembuhan total dilakukan dengan mengangkat perikardium.
                         Pericarditis adalah proses peradangan yang mencakup lapisan parietal dan viseral dari pericardium dan lapisan terluar dari myocardium. Pericarditis terjadi sebagai proses isolasi atau komplikasi dari penyakit sistemik. Pericarditis dikatakan akut atau kronik ditentukan dari serangannya frekuensinya, terjadinya dan gejala-gejalanya. Pericarditis acut dapat terjadi dalam 2 minggu dan hal tersebut bisa mengganggu sampai 6 minggu, disertai dengan effusion atau tamponade, Pericarditis kronis diikuti oleh pericarditis akut dan gejalanya selambat-lambatnya 6 bulan.
                        Perikarditis Kronis adalah suatu peradangan perikardium yang menyebabkan penimbunanan cairan atau penebalan dan biasanya terjadi secara bertahap serta berlangsung lama. Pada Perikarditis Efusif Kronis, secara perlahan cairan terkumpul di dalam perikardium. Biasanya penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin disebabkan oleh kanker, tuberkolosis atau penurunan fungsi tiroid. Jika memungkinkan, penyebabnya diobati, jika fungsi jantung normal, dilakukan pendekatan dengan cara menunggu dan melihat perkembangannya.
                        Perikarditis konstriktif kronis adalah penyakit yang jarang terjadi jika jaringan fibrosa terbentuk disekitar jantung. Jaringan fibrosa cenderung untuk menetap selama bertahun-tahun, menekan jantung dan membuat jantung menjadi kecil. Penekanan jantung akan menyebabkan meningkatnya tekanan didalam vena yang mengangkut darah kejantung karena mengisi jantung diperlukan tekanan yang lebih tinggi. Cairan akan mengalir balik dan kemudian meresap dan terkumpl dibawah kulit, didalam perut dan kadang-kadang dirongga sekitar paru-paru (Mansjoer,2001)
                  Gejala
·         Kelelahan, Kelemahan
·         Takikardia, Disritmia
·         Dispneu dengan aktifitas
·         Nyeri pada dada anterior  diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakan menelan, berbaring.
·         Demam karena infeksi virus, bakteri, jamur.
Gejala-gejala yang dapat menjadi petunjuk penting bahwa seseorang menderita perikarditis kronis adalah tekanan darah tinggi, penyakit arteri koroner atau penyakit katub jantung.
2.2.4        Penyakit jantung koroner
                        Penyakit Jantung Koroner adalah penyempitan pembuluh darah kecil yang memasok darah dan oksigen ke jantung. Ini disebabkan oleh pembentukan plak di dinding arteri, dikenal pula sebagai pengerasan arteri. Pembentukan plak ini dapat menyertai perpaduan pradisposisi genetik dan pilihan gaya hidup. Faktor risiko mencakup usia, jenis kelamin, riwayat genetik dan ras. Faktor lain yang memengaruhi kemungkinan CCHD mencakup kolesterol tinggi, merokok, penyalahgunaan substansi dan masalah berat badan. Jika dibiarkan tidak diperiksa, CHD dapat menyebabkan serangan jantung dan bahkan kematian.

Gejala Penyakit Jantung Koroner mencakup:

·         Nyeri dada (angina)
·         Napas terengah-engah
·         Keletihan setelah kegiatan fisik
·         Merasa berat
·         Jantung terasa seperti diremas
                        Penyakit jantung koroner disebabkan oleh lapisan lemak atau kolestrol didinding nadi yang menyumbat pembuluh darah, sehingga suplai darai dari jantung dan kejantung terganggu. Ketika darah terus tersumbat lapisan lemak maka inilah yang disebut serangan jantung. Gejala-gejala penyakit jantung seperti nyeri didada bagian tengah yang menjalar kelengan kiri dan leher bahkan sampai kepunggung, keringat dingin dan rasa mual.
                        Seperti halnya anggota tubuh yang lain, jantung memerlukan oksigen dan zat makanan sebagai sumber energi agar dapat memompa darah ke seluruh tubuh. Bagian yang berperan mengantarkan zat makanan dan oksigen ini adalah pembuluh darah koroner. Pembuluh koroner merupakan cabang dari pembuluh besar aorta jantung. Jantung memiliki empat cabang besar pembuluh koroner, Pipa pembuluh darah koroner melekat pada dinding jantung. Penyakit jantung koroner terjadi jika pembuluh darah koroner tersumbat. Manifestasi penyakit jantung koroner disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen sel otot jantung dengan masukannya. Penyaluran oksigen yang kurang dari arteri koroner akan menyebabkan kerusakan sel otot jantung (Nadesul, 2009).
2.2.5        Penyakit jantung bawaan sejak lahir
                        Otot jantung yang lemah merupakan kelainan jantung bawaan sejak lahir. Hal ini membuat penderita tidak bisa melakukan aktivitas yang berlebihan karena pemaksaan kinerja jantung yang berlebihan akan menimbulkan rasa sakit dibagian dada dan kadangkala akan menyebabkan tubuh tampak kebiru-biruan, penderita lemah otot jantung ini mudah pingsan.
                        Penyakit jantung bawaan sebetulnya penyakit sejak lahir yang di mana si buah hati masih dalam kandungan dengan keadaan yang kurang sempurna di bagian jantung. Misalnya saja terdapat kebocoran jantung saat pembentukan jantung sewaktu masih dalam janin. Hal tersebut yang menjadikan penyakit jantung bawaan, maksudnya bawaan tersebut adalah penyakit atau ketidak sempurnaan jantung sewaktu masih dalam kandungan.
                        Selain itu masih banyak lagi jenis penyakit jantung bawaan sejak lahir pada anak. seperti pembuluh darah terbalik (TOF), Patent Ductus Arteriosus (PDA), bocor pada bagian bawah/Ventrical Septal Defect (VSD), bocor pada bagian atas/Atrial Septal Defect (ASD), dan mungkin masih ada lagi yang lainnya.
                        Penyakit jantung bawaan diderita sekitar satu persen dari jumlah kelahiran hidup dan sebagian besarnya harus dioperasi. Penyakit ini sudah dapat dideteksi melalui USG sejak bayi berusia 20 minggu di kandungan.
                        Bila dideteksi saat kehamilan dokter akan melakukan tindakan intervensi agar kelainan penyakitnya tidak parah. Deteksi kelainan jantung bawaan juga bisa dilakukan saat bayi lahir.
Penyebab Penyakit Jantung Bawaan
Walaupun penyakit jantung bawaan seperti penyakit yang tak bisa terhindarkan, namun dalam penelitian mendapati ada beberapa penyebab penyakit jantung bawaan yang menjadikan si buah hati lahir dalam keadaan tidak sempurna. Seperti disebabkan pengaruh obat-obatan/minum banyak anti biotik, makanan (pengawet, instan, pewarna kimia, dll), polusi udara dan lain sebagainya.
Risiko bayi menderita penyakit jantung bawaan meningkat jika ibu hamil punya kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan memiliki riwayat penyakit ini dalam keluarga.
Gejala Penyakit Jantung Bawaan
Pada bayi penyakit jantung bawaan ini bisa dikenali dari sejumlah gejala, misalnya lekas letih, ada gangguan tumbuh kembang, sering panas dan batuk, ada gangguan atau sering berhenti saat menyusu ibunya untuk bernapas. Gejala khas lainnya adalah biru pada ujung kuku-kuku dan lidah. Meski begitu ada juga yang tidak bergejala biru.
2.3    Penyebab dan Pencegahan Penyakit Jantung
Sejumlah perilaku dan gaya hidup kurang sehat yang sering dijumpai antara lain mengonsumsi makanan siap saji dengan kadar lemak tinggi, kebiasaan merokok, minuman berakohol, kerja berlebihan, kurang berolahraga, dan stress. Pergeseran gaya hidup ini mempercepat munculnya berbagai penyakit degeneratif, salah satunya adalah penyakit jantung (Utami, 2009).
Upaya pencegahan untuk menghindari penyakit jantung dimulai dengan memperbaiki gaya hidup dan mengendalikan faktor resiko sehingga mengurangi peluang terkena penyakit jantung. Pencegahannya antara lain dengan cara :
1.    Hindari obesitas dan kolesterol tinggi. Mulailah dengan mengkonsumsi sayuran, buah- buahan, padi- padian, makanan berserat dan ikan. Kurangi mengkonsumsi daging, makanan kecil atau cemilan dan makanan berkalori tinggi yang banyak mengandung lemak jenuh. Makanan yang banyak mengandung kolesterol akan tertimbun dalam dinding pembuluh darah yang menyebabkan aterosklerosis yang memicu penyakit jantung.
2.    Berhenti merokok, merokok menyebabkan elastisitas pembuluh darah berkurang sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri dan meningkatkan faktor pembekuan darah yang memicu penyakit jantung.
3.    Kurangi minum alkohol. Alkohol dapat menaikkan tekanan darah, memperlemah jantung, mengentalkan darah, dan menyebabkan kejang arteri. Melakukan olahraga agar dapat membantu mengurangi bobot badan, mengendalikan kadar kolesterol dan menurunkan tekanan darah, yang merupakan faktor resiko terkena jantung.
BAB III
DIAGNOSTIK PENYAKIT JANTUNG
Semakin banyak teknik diagnostik canggih yang memungkinkan kita mendeteksi penyakit jantung dan cacat klinisnya. Tetapi penggunaan teknik-teknik ini dan interpretasi hasil pemeriksaan gan hanyalah merupakan pelengkap penilaian klinis dan sistematis  dari pasien yang bersangkutan, dan bukan merupakan suatu pemeriksaan yang menggantikan, anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap dari pasien tersebut. Karena itu, suatu tinjauan singkat dari pemeriksaan sistematis di samping tempat tidur penderita penyakit jantung harus dilakukan sebelum melangkah ke prosedur diagnostik yang umum (Guyton, 1994).
3.1              PENILAIAN KLINIS
Penilaian klinis sistematis mencakup pemeriksaan fisik dan riwayat penyakit pasien secara lengkap dengan memakai teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan sistem kardiovaskuler harus meliputi jantung dan sistem pembuluh darah perifer (Guyton, 1994).
3.1.1 Anamnesis
Anamnesis mencakup penilaian dari gaya hidup individual serta pengaruh penyakit jantung terhadap kegiatan sehari-hari bila bertujuan merawat penderita dan bukannya penyakit itu sendiri. Tanda dan gejala penyakit jantung dibawah ini sering kali ditemukan pada pengambilan riwayat penderita penyakit jantung:
1)      Angina, atau nyeri dada akibat kekurangan oksigen atau iskemia miokardium
2)      Dispnea, atau kesulitan dalam bernafas akibat meningkatnya usaha bernafas yang ada hubungannya dengan kongesti pembuluh pulmoner dan perubahan kemapuan pengembangan paru-paru; ortopnea, atau kesulitan bernafas pada posisi berbaring; dispenea paropsismal nokturnal, atau seraangan yang terjadi pada waktu beristirahat di malam hari akibat payah ventrikel jantung
3)      Palpitasi, atau meraskan denyut jantung sendiri karena perubahan dalam kecepatan denyut, keteraturan atau kekuatan kontraksi jantung
4)      Edema perifer, atau pembengkakan yang disebabkan timbunan cairan diruang-ruang interstisial
5)      Sinkop, atau kehilangan kesadaran sesaat akibat aliran darah serebral yang kurang memadai
6)      Kelelahan dan kelemahan, biasanya diakibatkan curah jantung yang rendah dan perkusi perifer yang berkurang
3.1.2 Pemeriksaan fisik
Inspeksi saja terkadang sudah dapat memberikan banyak sekali informasi berharaga terhadap keadaan fisik dan psikologis penderita. Pengamatan seperti warna, bentuk tubuh, pola pernafasan, jalannya pernafasan, emosi atau perasaan penderita semuanya harus diikutsertakan dalam gambaran klinis. Biasanya dapat diamati dan berikut struktur-struktur yang biasa diperiksa secara berurutan :
3.1.2.1 Denyut dan tekanan arteria
Denyut nadi di raba untuk mendapatkan informasi berikut; kecepatan, keteraturan, amplitudo, kualitas denyut. Perubahan denyut arteri dan denyut yang tidak teratur merupakan pertanda adanya aritma jantung. Irama jantung yang tidak teratur dihubungkan dengan amplitudo denyut nadi yang berbeda-beda. Bila jarak antara implus jantung tidak teratur maka waktu pengisian ventrikel pun menjadi tidak teratur dan dengan sendirinya curah sekuncup pada setiap denyut jantung menjadi berbeda (Sylvia, 1994).
Kualitas denyut nadi merupakan indeks yang sangat penting dari perfusi perifer. Denyut nadi yang terus menerus lemah dan hampir tidak teraba dapat menandakan curah sekuncup yang kecil atau resistensi vaskular perifer yang meningkat. Cara terbaik untuk mengetahui bntuk denyut nadi adalah dengan palpasi ringan arteria karotis. Auskultasi tekanan darah untuk mendengar komponen sistolik dan diastolik mengakhiri pemeriksaan arteria. Tekanan darah arteria diukur dengan mendengar timbul dan menghilangnya bunyi yang disebut sebagai bunyi korotkoff pada arteria yang dibebat denagan manset alat pengukur tekanan darah.
3.1.2.2 tekanan dan denyut vena
Tekanan vena jugularis dan pulsasinya menggambarkan fungsi jantung bagian kanan. Peningkatan tekanan vena yang abnormal, seperti pada kegagaalan sisi kanan jantung, dapat diperkirakan dengan mengukur jarak vertikel antara tinggi denyut vena jugularis dan sudut sternum. Uji refluks heptojugular  merupakan suatu kunci diagnostik yang penting untuk mengetahui adanya gagal jantung kanan.
3.1.2.3 Gerakan prekordial
     Kerusakan miokardium disertai daya kontraksi yang terbatas atau hilang sama sekali akan menyebabkan tonjolan keluar yang bersifat pasif waktu sistolik sehingga menimbulkan gerakan prekordial yang paradoks. Selain itu, aliran turbulen yang berkaitan dengan bising jantung dapat menimbulkan getaran prekordial yang dapat diraba.
            3.1.2.4 Bunyi jantung
                        Auskultasi dada memungkinkan pengenalan bunyi jantung normal, bunyi jantung abnormal, bising dan bunyi-bunyi ekstrakardial. Bunyi jantung normal timbul akibat getaran volume darah dan bilik-bilik jantung pada penutupan katup (Guyton, 1994).
3.2                   PROSEDUR DIAGNOSTIK NON INVASIF
            3.2.1 Eektrokardiogram permukaan
                        Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu pencataatn grafis aktifitas lidtrik jantung. Pada EKG akan tergambar gelombang yang disebut sebagai gelombang P, QRS, dan T, sesuai dengan penyebaran eksitasi listrik dan pemulihannya melalui sistem kondusi dan miokardium.gelombang-gelombnag ini direkam pada kertas grafik dengan skala waktu horizontal dan skala voltase vertikal (Sylvia, 1994).
            3.2.2 Ekokardiografi
                        Ekokardiografi merupakan prosedur pemeriksaan mengenai ultrasound sebagai media pemeriksaan. Suatu transduser yang memancarkan gelombang ultrasonik atau gelombang suara dengan frekuensi tinggi diluar kemampuan pendengar manusia., di tempatkan pada dinding dada penderita dan di arahkan ke jantung. Ketika gelombang ultrasonik berjalan melewati jantung, gelombang ultrasonik tersebut akan di pantulkan kembali menuju transduser setiap kali gelombang itu melewati batas antara jaringan-jaringan dengan densitas berbeda atau yang memiliki impedansi akustik berbeda. Energi mekanik dari gelombang suara yang di pantulkan kembali atau disebut “echo” (=gema) dari jantung ini akan dikonversi menjadi implus listrik oleh transduser dan diperlihatkan sebagai citra jantung pada osiloskop atau pada secarik  kertas pencatat (Robbins dan kumar, 1995).
     3.2.3 CT (Computed Tomography)  scan
                        “Tomo” adalah kata Yunani yang berarti bagian atau potongan. Jadi, tomografi adalah suatu gambara potongan melintang tubuh. CT telah meningkatkan pencitraan jantung dari hanya 2-D menjadi gambaran 3-D untuk mendapatkan gambaran 3-D, sebuah kamera diputar 360 derajat melingkari dada, merekam gambaran-gambaran 2-D dari sudut-sudut yang berbeda. Sinar X ditransmisikan menembus tubuh untuk diterima oleh detektor pada sisi yang berlawanan. Setiap citra sinar-X menangkap selapis tipis potongan anatomi tubuh. Biasanya penderita mendapat suntikan bahan kontras dalam jumlah keecil. Suntikan, biasanya yodium diberikan melalui perifer, untuk mempertajam perbedaan antara struktur-struktur jantung dan darah (Robbins dan kumar, 1995).
     3.2.4 Pencitraan radionuklid
                        Pencitraan radionuklid memerlukan suntikan intravena suatu bahan isotop radioaktif dalam jumlah kecil. Suntikan ini di lakukan pada vena perifer. Isotop ini dapat berikatan dengan elemen darah atau secara selektif akan diambil oleh miokardium normal atau yang mengalami infark., sehingga menjadi suatu radioaktif pemandu (Sylvia, 1994).
                        Pada saat ini dipakai 3 teknik radionuklid yaitu: (1) pencitraan miokardium dengan thalium untuk evaluasi perfusi miokardium, (2) pencitraan lekatinfark memakai teknetium untuk mendeteksi nekrosis miokardium akut, (3) sidik pool darah dengan memakai teknetium untuk evaluasi fungsi vertikel (Robbins dan kumar, 1995).
     3.2.5 Computed Emission Tomography
                        Computed Tomography dapat dipakai bersama pencitraan radionuklid untuk membangun bayangan tiga dimensi. Cara pemeriksaan dengan tomografy ini disebut Computed Emission Tomography (CET) yang berbed dengan computed (transmission) tomography. Citra dari pemeriksaan CET berdasarkan pada deteksi radiasi yang dikeluarkan dari peluruhan radio nuklid dan bukan dengan jalan mendeteksi sinar-X yang di transmisikan ke seluruh tubuh (Robbins dan kumar, 1995).
     3.2.6 Digital Subtraction Angiography
                        Digital Subtraction Angiography (DSA) dipakai untuk mempertajam gambaran angiografy caranya yaitu dengan menyuntikan bahan kontras melalui vena sentral atau perifer. Gambaran yang disebut sebagai mask image, direkam dan disimpan sebelum penyuntikan bahan kontras. Kemudian dilakukan pengambilan berbagai gambar sewaktu bahan kontras berjalan melalui jantung (Robbins dan kumar, 1995).
     3.2.7 Magnetic Resonance Imaging
                        Magnetic Resonance Imaging (MRI), sebelumnya dikenal dengan nama nuclear magnetic resonance (NMR), adalah suatu teknik pencitraan dengan tomograpy yang tidak memerlukan radionuklid. Resolusi gambar MRI mendeteksi hasil pemeriksaan computed tomography. Tetapi, setelah menghitung biaya dari unit ini, pemakaian secara luas untuk melakukan pemeriksaan jantung tampaknya akan terbatas sebelum teknik analisis spektra biokimia atau teknik kuantifikasi jaringan (Robbins dan kumar, 1995).
     3.2.8 Uji berlatih
                        Latihan jasmani dengan memakai treamill atau sepeda argometer memungkinkan evaluasi gejala-gejala yang timbul akibat beraktifitas ataupun perubahan-perubahan elektrokardiografik. Selama pengujian dilakukan pemantauan berbagai hantaran EKG secara terus menerus, dan selain itu tekanan darah juga diperiks. Bila uji berlatih ini abnormal, namun tidak diagnostik untuk penyakit arteria koronaria, maka uji berlatih thalium atau stress imaging merupakan indikasi (Robbins dan kumar, 1995).
     3.2.9 Radiogram dada
                        Suatu seri pemeriksaan radiografi dada dalam 4 posisi standar dapat membantu menata kerangka diagnostik jantung. (1) posisi posteroanterior atau frontal, (2) posisi lateral kiri dengan sisi sebelah kiri ke depan, (3) posisi miring anterior kanan dengan tubuh berputar sekitar 60 derajat ke kiri, (4) posisi miring anterior kiri dengan bahu kiri ke depan. Pada radiogram dada akan didapat temuan-temuan sebagai berikut : (1) pembesaran jantung secara umum, atau kardiomegali, (2) pembesaran lokal salah satu ruang jantung, (3) klasifikasi katup atau arteria koronaria, (4) kongesti vena pulmonalis, (5) edema interstisal atau alveolar, (6) pembesaran arteria pulmonalis atau dilatasi aorta asendens (Sylvia, 1994).
3.3       PROSEDUR DIAGNOSTIK INVASIF
     3.3.1 Study elektrofisiologi
            Study elektrofisiologi (EP) memungkinkan suatu analisis mekanisme pembentukan implus dan konduksi jantung yang lebih rinci dibandingkan dengan pencatatan elektrokardiografik standar. Studi EP dipakai untuk tujuan-tujuan berikut: (1) untuk menilai fungsi sudut sinus, (2) untuk evaluasi hantaran nodus (3) untuk analisis kompleks atrial dan takikardia ventrikular dan (4) untuk menentukan evektifitas dari terapi farmakologi ataupun terapi pacu jantung disritmia refraker (Sylvia, 1994).
     3.3.2 Kateterisasi pada penyakit katup jantung
            Kateterisasi berguna untuk memastikan adanya stenosis atau insufisiensi katup, memperkirakan berat lesi, dan untuk memastikan atau menyingkirkan adanya gangguan tersebut. Cara pendekatan pada kedua lesi –stenosis atau obstruksi aliran darah dan regurgitasi atau aliran balik melalui katup (Sylvia, 1994).
     3.3.3 Pemantauan hermodinamik
            Parameter-parameter hermodinamik berikut dapat dipantau dengan unit perawatan gawat darurat (1) tekanan vena sentral atau tekanan atrium kanan dan tekanan atrium kiri  (2) tekanan ventrikel kanan dan secara tak langsung juga tekanan akhir diastolik pada ventrikel kiri (3) tekanan arteri pulmonalis dan tekanan baji kapiler paru, (4) tekanan arteria (5) curah jantung (Sylvia, 1994).
BAB IV
KESIMPULAN
Jantung merupakan organ vital yang berperan penting mengalirkan darah keseluruh tubuh dan membawa zat gizi bagi sel-sel organ di seluruh tubuh. Terdapat berbagai macam penyakit jantung, tetapi penyakit jantung yang umumnya diderita adalah penyakit jantung koroner. Selain penyakit jantung koroner, masih ada penyakit jantung lainnya diantaranya yaitu gagal jantung, serangan jantung, aritmania, perikarditis, dan penyakit jantung bawaan.
Semakin banyak teknik diagnostik canggih yang memungkinkan kita mendeteksi penyakit jantung dan cacat klinisnya. Tetapi penggunaan teknik-teknik ini dan interpretasi hasil pemeriksaan gan hanyalah merupakan pelengkap penilaian klinis dan sistematis  dari pasien yang bersangkutan, dan bukan merupakan suatu pemeriksaan yang menggantikan, anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap dari pasien tersebut. Karena itu, suatu tinjauan singkat dari pemeriksaan sistematis di samping tempat tidur penderita penyakit jantung harus dilakukan sebelum melangkah ke prosedur diagnostik yang umum.
Diagnosis penyakit jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan (1) penilaian klinis yang terdiri dari anamnesis, pemeriksaan fisik, denyut dan tekanan arteria, tekanan dan denyut vena, gerakan prekordial jantung, bunyi jantung. (2) prosedur diagnostik non invasif, yang terdiri dari ektrokardiogram permukaan, ekokardiografi, CT (Computed Tomography)  scan, pencitraan radionuklid, computed Emission Tomography, digital Subtraction Angiography, magnetic Resonance Imaging, uji berlatih, radiogram dada. (3) prosedur diagnostik invasif terdiri dari study elektrofisiologi, kateterisasi pada penyakit katup jantung, pemantauan hermodinamik.
.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A. C. 1994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran  Edisi 7. Jakarta : EGC
Herdin, sibuea. 2005. Ilmu penyakit dalam, cetakan kedua. Jakarta : PT Rineka Cipta
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita selekta kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI
Nadesul, H. 2009. Resep mudah tetap sehat. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara
Robbins dan kumar. 1995. Patologi II, Edisi 4. Jakarta : EGC
Sylvia. 1994. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit, Edisi 4. Jakarta : EGC
Sylvia. 1994. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit, Edisi 6. Jakarta : EGC
Utami, P. 2009. Solusi Sehat mengatasi jantung koroner. Jakarta : PT Agromedia Pustaka