MAKALAH
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA II
SUCTION
Disusun oleh : Puput sri utari
Nim : 15150020
Kelas :A.12.2
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR
“Segala puji dan syukur kita haturkan
atas
keridhoan Allah SWT, Tuhan yang telah
memberikan beragam nikmat-Nya kepada kita semua sehingga Alhamdulillah, saya
selaku penyusun diberikan kelancaran dalam menulis makalah yang berjudul “ Penghisapan Lendir ( Suction )
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih banyak
kepada Ibu Susmini, S.K.M,
M.Kes
selaku
dosen Mata Kuliah KDM II yang telah sudi memberikan sebagian ilmunya kepada kami
selaku mahasiswa terutama untuk saran perbaikan makalah ini, semoga semua
kebaikan beliau akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda, amin.
Tiada gading yang
tak retak, begitupun dalam penulisan makalah ini tentu terdapat banyak kesalahan
baik secara struktural penulisan maupun isi materi yang diuraikan didalamnya. Semua saran yang konstruktif
sangat saya harapkan demi perbaikan
penulisan pada masa yang akan datang.
Lubuklinggau, 5 April 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang 1
1.2 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Suction,
Tujuan, Prinsip,Komplikasi 2
3.1 Persiapan Alat, Lingkungan,
Klien 3
4.1 Pelaksaan 4
BAB III PENUTUP
5.1 Kesimpulan 8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk
mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran
gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan secret pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri. ( Ignativicius, 1999 ).
Sebagian pasien mempunyai permasalahan di pernafasan yang
memerlukan bantuan ventilator mekanik dan pemasangan ETT (Endo
Trakeal Tube), dimana pemasangan ETT (Endo Trakeal Tube) masuk
sampai percabangan bronkus pada saluran nafas. Pasien yang terpasang ETT (Endo
Trakeal Tube) dan ventilator maka respon tubuh pasien untuk
mengeluarkan benda asing adalah mengeluarkan sekret yang mana perlu dilakukan
tindakan suction
Suction adalah
suatu tindakan untuk membersihkan jalan nafas dengan memakai kateter penghisap
melalui nasotrakeal tube (NTT), orotraceal tube (OTT), traceostomy
tube (TT) pada saluran pernafasa bagian atas. Bertujuan untuk membebaskan
jalan nafas, mengurangi retensi sputum, merangsang batuk, mencegah terjadinya infeksi
paru. Prosedur ini dikontraindikasikan pada klien yang mengalami kelainan yang
dapat menimbulkan spasme laring terutama sebagai akibat penghisapan melalui
trakea gangguan perdarahan, edema laring, varises esophagus, perdarahan gaster,
infark miokard (Elly, 2000).
1.2
Tujuan
Tujuan
dalam pembuatan makalah tentang Suction meliputi dua bagian yaitu:
1.2.1
Tujuan umum :
·
Memberikan penjelasan tentang Suction,
tujuan, serta pelaksanaan
·
Menjadikan makalah ini sebagai sumber
referensi bacaan
1.2.2
Tujuan khusus :
·
Memenuhi salah satu tugas individu mata
kuliah Kebutuhan Dasar Manusia
BAB II
PEMBAHASAN
2 .1 Pengertian
Suction ( Penghisapan lender )
merupakan tindakkan penghisapan yang bertujuan untuk mempertahankan jalan nafas
sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara
mengeluarkan secret dari jalan nafas, pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri. Suction merupakan suatu metode untuk mengeluarkan
secret jalan nafas dengan menggunakan alat via mulut, nasofaring, atau trakeal
2.2
Tujuan
1. Mempertahankan
kepatenan jalan nafas
2. Membebaskan
jalan nafas dari secret/ lendir yang menumpuk
3. Mendapatkan
sampel / karet untuk tujuan diagnose
2.3 Prinsip
Tekhnik steril, agar
mikroorganisme tidak mudah masuk ke faring, trakeal dan bronki.
2.4 Komplikasi
a.
Hipoksia
b.
Trauma jaringan
c.
Meningkatkan resiko infeksi
d.
Stimulasi vagal dan bronkospasm
2.5 Kriteria
a.
Kelengkapan alat penghisap lender dengan ukuran slang yang tepat
b. Menggunakan satu selang penghisap lendir steril untuk satu klien
c. Menggunkan slang penghisap lendir yang lembut
d. Penghisapan dilakukan dengan gerakan memutar dan intermitten
e. Observasi tanda-tanda vital
b. Menggunakan satu selang penghisap lendir steril untuk satu klien
c. Menggunkan slang penghisap lendir yang lembut
d. Penghisapan dilakukan dengan gerakan memutar dan intermitten
e. Observasi tanda-tanda vital
2.6 Indikasi
1.
Klien mampu batuk secara efektif tetapi tidak mampu membersihkan sekret dengan
mengeluarkan atau menelan.
2.
Ada atau tidaknya secret yang menyumbat jalan nafas, dengan ditandai terdengar
suara pada jalan nafas, hasil auskultasi yaitu ditemukannya suara crakels atau
ronchi, kelelahan pada pasien. Nadi dan laju pernafasan meningkat, ditemukannya
mucus pada alat bantu nafas.
3.
Klien yang kurang responsive atau koma yang memerlukan pembuangan secret oral
3.1 Persiapan
3..2 Lingkungan
a.
Penjelasan pada kleuarga
b.
Pasang skerem/ tabir
c.
Pencahayaan yang baik
3.3 Klien
a. Penjelasan terhadap tindakan yang akan
dilakukan
b. Atur posisi klien :
1. Klien sadar : posisi semi fowler
kepala miring ke satu sisi (oral suction) dan posisi fowler dengan leher ekstensi (nasal suction)
2. Klien tidak sadar : baringkan klien
dengan posisi lateral menghadap pelaksana tindakan (oral/nasal suction)
3.4 Alat-alat
1. Regulator vakum set
2. Kateter penghiap steril sesuai ukuran
3. Air steril/ normal salin
4. Hanscoon steril
5. Pelumas larut dalam air
6. Selimut/ handuk
7. Masker wajah
8. Tong spatel k/p
2. Kateter penghiap steril sesuai ukuran
3. Air steril/ normal salin
4. Hanscoon steril
5. Pelumas larut dalam air
6. Selimut/ handuk
7. Masker wajah
8. Tong spatel k/p
3.5 Pelaksanaan
A.
Fase orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi/ validasi
3. Kontrak
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi/ validasi
3. Kontrak
1. Suction Orofaringeal
Digunakan
saat klien mampu batuk efektif tetapi tidak mampu mengeluarkan sekresi dengan
mencairkan sputum atau menelannya. Prosedur digunakan setelah klien batuk.
1.
Siapkan
peralatan disamping tempat tidur klien.
2.
Cuci tangan dan memakai sarung tangan.
3.
Mengatur
posisi klien (perhatikan keadaan umum klien).
4.
Pasang
handuk pada bantal atau di bawah dagu klien.
5.
Pilih
tekanan dan tipe unit vakum yang tepat.
6.
Tuangkan air steril/ normal salin dalam wadah
steril.
7.
Ambungkan kateter penghisap steril ke
regulator vakum.
8.
Ukur
jarak antara daun telinga dan ujung hidung klien.
9.
Basahi
ujung kateter dengan larutan steril.
10. Penghisapan,
masukkan ke satu sisi mulut klien dan arahkan ke orofaring dengan perlahan.
11. Sumbat “port”
penghisap dengan ibu jari. Dengan perlahan rotasi kateter saat menariknya, tidak boleh lebih dari 15 detik.
12. Bilas kateter
dengan larutan steril. Bila klien tidak mengalami disteress pernafasan,
istirahat 20-30 detik, sebelum memasukkan ulang kateter.
13. Bila diperlukan
penghisapan ulang, ulang langkah 9 -11.
14. Bila klien mampu
minta untuk nafas dalam dan batuk efektif diantara penghisapan.
15. Hisap secret
pada mulut atau bawah lidah setelah penghisapan orofaringeal.
16. Buang kateter
penghisap bersamaan dengn pelepasan hanscoon.
17. Cuci tangan.
2. Suction ETT
1.
Kaji
adanya tanda dan gejala yang mengindikasikan gejala adanya sekresi jalan nafas
bagian atas
2.
Jelaskan
pada klien prosedur yang akan dilakukan
3.
Persiapkan
alat dan bahan
4.
Tutup
pintu atau tarik gorden
5.
Berikan
pasien posisi yang benar
6.
Tempatkan
handuk di atas bantal atau di bawah dagu klien
7.
Pilih
tipe tekanan pengisap yang tepat untuk klien. Misalnya tekanan 110-150 mmHg
untuk dewasa, 95-110 mmHg untuk anak-anak, dan 50-95 untuk bayi.
8.
Cuci
tangan
3. Suction tracheostomy
1. Nyalakan
peralatan pengisap dan atur regulator vakum pada tekanan negative yang sesuai
2. Jika
diindikasikan tingkatkan oksigen tambahan sampai 100% atau sesuai program
dokter
3. Gunakan
peralatan pengisap dengan membuka bungkusan dengan tetap menjaga kesterilan
pengisap tersebut.
4. Buka
pelumas. Tekan dalam bungkusan kateter steril yang terbuka tersebut tanpa
menyentuh bungkusannya.
5. Kenakan
masker dan pelindung mata
6. Kenakan
sarung tangan steril pada kedua tangan atau kenakan sarung tangan bersih pada
tangan tidak dominan dan sarung tangan steril pada tangan dominan.
7. Angkat
kateter pengisap dengan tangan dominan tanpa menyentuh permukaaan yang tidak
steril. Angkat selang penghubung dengan tangan tidak dominan. Masukkan kateter
ke dalam selang
8. Periksa
apakah peralatan berfungi dengan baik dengan mengisap sejumlah normal saline
dari Waskom
9. Lumasi
6-8 cm kateter distal dengna pelumas larut air
10. Angkat peralatan pemberian oksigen, jika
terpasang dengan tangan tidak dominan. Tanpa melakukan pengisapan, dengan
perlahan tetapi cepat, insersikan kateter dengan ibu jari dan jari telunjuk
dominan ke dalam hidung dengan gerakan sedikit mirimg ke arah bawah atau
melalui mulut saat klien menghirup nafas
11. Lakukan
pengisapan secara intermitten sampai selam 10 detik dengan meletakkan dan
mengangkat ibu jari tidak dominan dari lubang ventilasi kateter sambil
memutarnya ke dalam dan keluar di antara ibu jari dan jari telunjuk dominan.
12. Bilas
kateter dengan selang penghubung dengan normal saline sampai bersih.
B. Fase
Terminasi
1. Evaluasi terhadap tindakan yanmg telah dilakukan
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak yang akan datang
C. Evaluasi dari hasil yang diharapkan setelah
melakukan tindakan
penghisapan sekret endotrakeal adalah (Setianto,
2007):
1.
Meningkatnya
suara napas
2.
Menurunnya
Peak Inspiratory Pressure, menurunnya ketegangan saluran pernapasan,
meningkatnya dinamik campliance paru, meningkatnya tidal volume.
3.
Adanya
peningkatan dari nilai arterial blood gas, atau saturasi oksigen yang
bisa dipantau dengan pulse oxymeter
4.
Hilangnya
sekresi pulmonal.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
Suction
(Pengisapan Lendir) merupakan tindakan pengisapan yang bertujuan untuk
mempertahankan jalan napas, sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran
gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan secret dari jalan nafas, pada klien
yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri.
Suction
merupakan suatu metode untuk mengeluarkan secret jalan nafas dengan menggunakan
alat via mulut, nasofaring, atau trakeal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar