Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Pada kesempatan kali ini kami
membahas “KONSEP
PERAWATAN LUKA DEKUBITUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN”. Dalam
menulis makalah ini, kami mengalami
beberapa kesulitan. Namun dengan usaha dan kesungguhan kami dalam mengerjakan
penyususnan makalah ini akhirnya kami dapat menyajikan makalah ini.
Kami berharap makalah yang kami susun ini dapat
bermanfaat bagi kita semua khususnya yang membaca, sehingga apa bila kita bila
menjumpai klien dengan resiko dekubitus kita bisa mencegah dan menangganinya
sejak awal.
Dalam penyusunan maakalah ini
tentunya kami tidak lepas dari bantuan dan bimbingan orang –orang terdekat
kami. Maka pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu
Irdawati, S.Kep,Ns,M.Kes,Med. sebagai
dosen mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia II yang dengan sabar selalu
membimbing kami dakam penyusunan makalah kami.
2.
Para pembaca yang telah mau meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna maka, kami sangat mengharapkan
kritik ataupun saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah yang kami
susun.
Akhir kata
saya mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Tim Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman judul ............................................................................................... 1
Kata Pengantar
..............................................................................................
2
Daftar Isi
....................................................................................................... 3
Pendahuluan
.................................................................................................. 4
Pembahasan................................................................................................... 5
Konsep Dasar
Asuhan Keperawatan.............................................................
9
Penutup
.........................................................................................................18
Daftar pustaka
...............................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah
satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah memepertahankan integriras
kulit. Intervensi perawatan kulit yang terencana dan konsisten merupakan
intervensi penting untuk menjamin perawatan yang berkualitas tinggi (Hoff,
1989). Gangguan integritas kulit terjadi akibat tekanan yang lama, iritasi
kulit atau imobilisasi, sehingga menyebabkan terjadi dekubitus. Oleh karena itu
sebagai perawat kita harus mengenal tentang dekubitus
sehingga dapat mencegah dan mengenal gejala awal dari dekubitus.
Dekubitus merupakan problem yang serius karena dapat
mengakibatkan meningkatnya biaya, lama perawatan dirumah sakit karena
memperlambat program rehabilitasi bagi penderita (Potter, Perry, 1993). Selain
itu dekubitus juga dapat menyebabkan nyeri yang berkepanjangan, rasa tidak
nyaman, tergangu dan frustasi yang menghinggapi para pasien dan meningkatkan
biaya dalam penaganan.
Dan angka kejadian Luka Dekubitus (ulkus) di Indonesia
mencapai 33,3%. Angka ini lebih tinggi dari Negara Asia lainnya. Langkah
pertama dalam mencegah terjadinya luka adalah mengidentifikasi faktor resiko
luka dekubitus. Usia juga dapat mempengaruhi terjadinya luka dekubitus. Usia
lanjut atau lansia (>50th) mudah sekali untuk terjadi luka dekubitus. Hal
ini karena pada usia lanjut terjadi perubahan kualitas kulit dimana adanya
penurunan elastisitas, dan kurangnya sirkulasi darah pada dermis, Ketika pasien
berbaring atau duduk maka berat badan berpindah pada penonjolan tulang. Semakin
lama tekanan diberikan, semakin besar resiko kerusakan kulit (Suriadi, 2004)
B. Rumusan Masalah
1. Apa
definisi dari dekubitus?
2. Apa
faktor dan penyebab yang mempengaruhi luka dekubitus?
3. Bagaimana
cara mencegah terjadinya dekubitus?
4. Bagaimana
proses terjadinya dekubitus?
5. Bagaimana
cara melakukan perawatan luka dekubitus?
6. Bagaimana
penatalaksanaan medis dan keperawtan luka dekubitus?
7. Bagaimana
interverensi dan implementasi yang diberikan pada klien?
C. Tujuan
1. Mengetahuidefinisidari dekubitus
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi
lukadekubitus
3. Mengetahui cara mencegah terjadinya dekubitus
4. Mengetahui proses terjadinya dekubitus
5. Mengetahui cara melakukan perawatan luka
dekubitus
6. Mengetahui penatalaksanaan medis dan
keperawatan luka dekubitus
7. Mengetahui intervensi dan implementasi yang di
berikan pada klien
BAB II
TINJAUAN
TEORI
A.
PENGERTIAN
DEKUBITUS
Dekubitus
adalah suatu keadaan dimana timbul ulkus sebagai akibat penekanan yang lama
yang mengenai suatu tempat pada permukaan tubuh penderita (Bouwhuizen, 1986).
Hal ini dapat terjadi karena terjepitnya pembuluh darah antara tulang penderita
dan papan tempat tidurnya. Akibat terjepitnya pembuluh darah tersebut,
maka jaringan yang terdapat pada daerah itu tidak bisa memperoleh bahan
makanan dan oksigen, akibatnya jaringan tersebut mengalami kematian.
Dekubitus adalah kerusakan struktur
anatomis dan fungsi kulit normal akibat dari tekanan eksternal yang berhubungan
dengan penonjolan tulang dan tidak sembuh dengan urutan dan waktu biasa.
Selanjutnya, gangguan ini terjadi pada individu yang berada di atas kursi atau
di atas tempat tidur , sering kali pada inkontinensia dan malnutrisi ataupun
individu yang mengalami kesulitan makan sendiri, serta mengalami gangguan
tingkat kesadaran(Margolis 1995)
Ulkus dekubitus merupakan nekrosis jaringan lokal yang cenderung terjadi ketika
jaringan lunak tertekan di antara tonjolan tulang dengan permukaan eksternal
dalam jangka waktu lama (National Pressure Ulcer Advisory Panel [NPUAP], 1989a,
1989b).
Dekubitus adalah gangguan pada kemampuan untuk melakukan
garakan, maka kemungkinan over-kompresi dengan akibat kerusakan jaringan akan
terjadi (Nancyroper, 1986)
B.
FAKTOR
DAN PENYEBAB TERJADINYA DEKUBITUS
Berikut
faktor dan penyebab terjadinya dekubitus meunurut(Bouwhuizen, 1986):
1. Faktor Dekubitus
a. Tekanan
b. Gesekan dan pergeseran
c. Kelembaban dan kebersihan tempat
tidur
2.
Penyebab tambahan yang dapat mengakibatkan timbulnya dekubitus adalah:
a. Peredaran
darah yang jelek
b. Keadaan
gizi penderita yang buruk
c. Akibat
pengaruh cairan, misalnya keringat, air kemih dan tinja pada kulit
d. Kerusakan
yang terjadi pada kulit akibat lipatan, benda-benda kecil atau karena kuku yang
panjang.
Tempat-tempat
yang sering terancam bahaya dekubitus adalah:
a. Pada
penderita yang berbaring terlentang, pada daerah belakang kepala, daerah tulang
belikat, daerah bokong dan daerah tumit
b. Pada
penderita yang berbaring miring, daerah
pinggir kepala, (terutama daun telinga), bahu, siku, daerah pangkal paha,
lutut, pergelangan kaki, dan bagian atas jari-jari kaki.
c. Daerah-daerah
yang mendapat tekanan sebagai akibat pemakaian alat-alat bantu, misalnya
protesa, kantung air kemih, uritif dan sebagainya.
C.
CARA
PENCEGAHAN TERJADINYA DEKUBITUS
Beberapa
petunjuk untuk mencegah timbulnya
dekubintus menurut (Patricia
A.potter & Anne Griffin Perry,2006)
Kita dapat ikut bekerjasama dalam
usaha memperbaiki keadaan umum penderita dengan mengikuti segala nasihat yang
diberikan oleh dokter yang merawat dan mengobati. Suatu susunan makanan yang
baik, dimana terutama harus terdapat cukup banyak protein an penting
mengusahakan pula agar pemasukan cairan mencukupi.
2. Pemeliharaan dan perawatan kulit yang baik
3. Kulit
kita perlu dibasuh dan dibersihkan secara teratur. Disamping itu,kulit harus
pula kita keringkan dengan baik. Kalau perlu lindungilah kulit kita dengan menggosoknya
dengan krem cuci lanette atau suatu krem pelindung yang lain. Dengan pembasuhan
danpengosokan, maka peredaran darah kulit merangsang pembuluh darh yang
terdapat pada permukaaan tubuh kita.
4. Papan/
alas tempat tidur yang baik
Papan/alas tempat tidur, penderita
harus berbaring,hendaknya keadaanya rata, kering dan elastis
Elastisitas alas tempat tidur dapat
kita perbaiki dengan:
a. Cincin
udara(terutama rumah perawatan
keberatan
mempergunakan alat tersebut)
b. Lempeng
karet busa atau busa plastik
c. Kulit
domba
d. Tempat
tidur udara atau air
e. Kasur
anti dekubitus
f. Tempat
tidur khusus
g. Bantal gelatin
h. Bye-bye/bantal
udara
i.
Tumit dan siku
penderita dapat kita bungkus dengan bahan yang dapat memegas dengan baik
5. Pencegahan
terjadi luka
Untuk mencegah terjadinya luka pada
penderita,maka perawat yang bertugas mearawat penderita tidak diperkenankan
antara lain memakai perhiasan dan memelihara kuku sampai panjang.
6. Berbaring
yang berubah-ubah
Dengan seelang waktu tertentu,
misalnya setiap 2-3 jam sekali, secara bergantian penderita kita baringkan pada
punggung, sisi kiri atau sisi kiri atau sisi kanan tubuh mereka. Dalam
melakukan tindakan ini anda hendaknya selalu memperhatikan waktu berkunjung dan
waktu makan. Pada keadaan-keadaan tertentu,dapat juga diterapkan kedudukan
berbaring pada perut atau sikap tubu setengah miring,yang ditompang dengan
sejumlah bantal atau kantung pasir.Sebelum kita menerapkan sikap tubuh lain pda
penderita, mereka lebih dahulu kita gosok,setelah sebelumnya mereka kita basuh.
Berbaring berubah ubah hanya mempunyai arti kalau dapat kita terapkan dengan
baik. Oleh karena itu, kita perlu
membuat sebuah daftar yang berisi waktu pelaksanaan dan sikap tubuh yang
harus diterapkan pada penderita pada masing masing waktu tersebut. Kita mutlak
perlu melaksanakan jumlah dan sikap tubuh yang lelah ditetapkan setiap 24 jam
.Pada pengobatan dan perawatan dekubitus, pertama tama haru kita terapkan apa
yang telah diketengahkan pada waktu pembicaraan mengenai pencegahan terjadinya
dekubintus. Kalau keadaan penderita mengizinkan, pengeterapan skema berbaring
yang diubah ubah, yang dilaksanakan secara ketat, memang merupakan tuntutan
yang pertama tama harus dikerjakan. Bergantung kepada penderita dan pandangan
dan pendapat yang dianut di masing masing tempat perawatan tersebut, maka
dipergunakan salep yang bekerjanya menyembuhkan, mendesinfektan, atau yang
mempunyai daya kerja yang lain. Dengan permufakatan dan atas nasehat dokter
yang merawat,maka kita berusaha memperbaiki keadaan umu dan peredaran darah
penderita1n
D.
PROSES
TERJADINYA DEKUBITUS
Salah satu cara yang paling dini
untuk mengklasifikasikan dekubitus adalah dengan menggunakan system nilai atau tahapan
menurut (Patricia A.potter & Anne Griffin Perry,2006)
1. Tahap I
Eritema
tidak pucat pada kulit utuh,lesi ulkus kulit yang di perbesar.kulit tidak
berwarna,hangat,atau keras juga dapat menjadi indikator.
2. Tahap II
Hilangnya
sebagian ketebalan kulit meliputi epidermis atau dermis.ulkus superfisial dan
secara klinis terlihat seperti abrasi,lecet,atau lobang yang dangkal.
3. Tahap III
Hilangnya
seluruh ketebalan kulit meliputi jaringan subkutan yang rusak atau nekrotik
yang mungkin akan melebar ke bawah,tapi tidak melampaui fascia yang berada di
bawahnya.ulkus secara klinis terlihat seperti lubang yang dalam atau tanpa
merusak jaringan sekitarnya.
4. Tahap IV
Hilangnya
seluruh ketebalan kulit disertai destrubsi ekstensif;nekrosis jaringan;atau
kerusakan otot,tulang,atau struktur penyangga(misal tendon,kapsul sendi).
E.
PENGOBATAN
LUKA DEKUBITUS
Pengobatan
ulkus dekubitus dengan pemberian bahan topikal, sistemik ataupun dengan
tindakan bedah dilakukan sedini mungkin agar reaksi penyembuhan terjadi lebih
cepat. Pada pengobatan ulkus dekubitus ada beberapa hal yang perlu diperhatkan
antara lain sebagai
berikut menurut (Patricia A.potter & Anne Griffin Perry,2006):
1. Mengurangi
tekanan lebih lanjut pada daerah ulkus. Secara umum sama dengan tindakan
pencegahan yang sudah dibicarakan di tas. Pengurangan tekanan sangat penting
karena ulkus tidak akan sembuh selama masih ada tekanan yang berlebihan dan
terus menerus.
2.
Mempertahankan
keadaan bersih pada ulkus dan sekitarnya. Keadaan
tersebut akan menyebabkan proses penyembuhan luka lebih cepat dan baik. Untuk
hal tersebut dapat dilakukan kompres, pencucian, pembilasan, pengeringan dan
pemberian bahan-bahan topikal seperti larutan NaC10,9%, larutan H202 3% dan
NaC10,9%, larutan plasma dan larutan Burowi serta larutan antiseptik lainnya.
3.
Mengangkat
jaringan nekrotik. Adanya jaringan nekrotik pada ulkus akan menghambat aliran
bebas dari bahan yang terinfeksi dan karenanya juga menghambat pembentukan
jaringan granulasi dan epitelisasi. Oleh karena itu pengangkatan jaringan nekrotik
akan memper-cepat proses penyembuhan ulkus.
F.
PENATALAKSANAAN
MEDIS
Penatalaksanaan
medis perawatan luka dekubitus (Doengoes,2000),
1.
Perawatan luka
dekubitus.
2.
Terapi fisik dengan
menggunakan pusaran air untuk menghilangkan jaringan yang mati.
3.
Terapi obat:
a. Obat
antibacterial topical untuk mengontrol pertumbuhan bakteri
b. Antibiotic
prupilaksis agar luka tidak terinfeksi
4. Terapi diet. Agar
terjadi penyembuhan luka yang cepat, maka nutrisi harus adekuat yang terdiri
dari kalori, protein, vitamin, mineral dan air.
G. PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
klien
i. Nama
ii. Usia
iii. Alamat
iv. Jenis
kelamin
v. Agama
vi. Status
b. Riwayat
keperawatan sekarang
Hal- hal yang perlu dikaji adalah mulai kapan keluhan
dirasakan, lokasi keluhan, intensitas, lama nya atau frekuensi, faktor yang
memperberat atau memperingan serangan, serta keluhan- keluhan lain yang
menyertai dan upaya- upaya yang telah dilakukan perawat disini harus
menghubungkan masalah kulit dengan gejalanya seperti: gatal, panas, mati rasa,
immobilisasi, nyeri, demam, edema, dan neuropati( Carpenito , L.J , 1998)
c. Riwayat Personal dan Keluarga
Riwayat penyakit keluarga perlu ditanyakan karena
penyembuhan luka dapat dipengaruhi oleh penyakit – penyakit yang diturunkan
seperti : DM, alergi, Hipertensi ( CVA ). Riwayat penyakit kulit dan prosedur
medis yang pernah dialami klien. Hal ini untuk memberikan informasi apakah
perubahan pada kulit merupakan manifestasi dari penyakit sistemik seperti :
infeksi kronis, kanker, DM(Asmadi, 2008).
d. Riwayat Pengobatan
Apakah klien pernah menggunakan obat- obatan. Yang perlu
dikaji perawat yaitu: Kapan pengobatan dimulai, Dosis dan
frekuensi,Waktu berakhirnya minum obat(Asmadi, 2008).
e. Riwayat Diet
Yang dikaji yaitu berat badan, tinggi badan, pertumbuhan
badan dan makanan yang dikonsumsi sehari- hari. Nutrisi yang kurang adekuat
menyebabkan kulit mudah terkena lesi dan proses penyembuhan luka yang
lama(Asmadi, 2008).
f. Status Sosial Ekonomi
Untuk mengidentifikasi faktor lingkungan dan tingkat
perekonomian yang dapat mempengaruhi pola hidup sehari- hari, karena hal ini
memungkinkan dapat menyebabkan penyakit kulit(Asmadi, 2008).
g. Status nutrisi
Kondisi malnutrisi atau kakesia dan berat badan kurang dari
90 % berat badan ideal lebih eresiko terjadinya dekubitus(Asmadi, 2008).
h. Aktivitas Sehari- Hari
Pasien yang immobilisasi dalam waktu yang lama maka bukan
terjadi ulkus pada daerah yang menonjol karena berat badan bertumpu pada daerah
kecilyang tidak banyak jaringan dibawah kulit untuk menahan kerusakan kulit.
Sehingga diperlukan peningkatan latihan rentang gerak dan mengangkat berat
badan. Tetapi jika terjadi paraplegi maka akan terjadi kekuatan otot tidak ada
(pada ekstremitas bawah), penurunan peristaltik usus (terjadi konstipasi),
nafsu makan menurun dan defisit sensori pada daerah yang paraplegi(Asmadi,
2008).
i.
Pengkajian Psikososial
Kemungkinan hasil pemeriksaan psikososial yang tampak pada
klien yaitu: Perasaan depresi , Frustasi , Ansietas/kecemasan
,Keputusasaan (Asmadi, 2008)
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun diagnosa keperawatan yang
lazim dijumpai pada klien menurut (NANDA, 2012-2014) sebagai berikut:
PROBLEM: KERUSAKAN INTEGRITAS
KULIT
1. Batasan
karakteristik (Symtom)
a. Kerusakan
lapisan kulit
b. Gangguan
permukaan kulit
c. Invasi
struktur tubuh
2. Factor
yang berhubungan (Etiologi)
a. Eksternal
i. Zat kimia
ii.
Usia yang ekstrem
iii.
Kelembaban
iv.
Hipertermia
v.
Hipotermia
vi.
Faktor
mekanik (mis., gaya gunting[shearing forces], tekanan, pengekangan)
vii.
Medikasi
viii.
Lembap
ix.
Imobilisasi fisik
x.
Radiasi
b.
Internal
i.
Perubahan status cairan
ii.
Perubahan pigmentasi
iii.
Perubahan turgor
iv.
Factor perkembangan
v.
Kondisi ketidakseimbangan nutrisi (mis.,
obesitas, emasiasi)
vi.
Penurunan imunologis
vii.
Penurunan sirkulasi
viii. Kondisi
gangguan metabolic
ix.
Gangguan sensasi
x.
Tonjolan tulang
I.
INTERVERENSI
KEPERAWATAN
Fokus
interverensi keperawatan dan rasional merujuk pada (NIC,
Intervensi
untuk diagnosis ini belum dikembangkan; akan tetapi, intervensi di bawah ini
mungkin bermanfaat:
1. Manajemen
lingkungan: memanipulasi lingkungan di sekitar pasien untuk manfaat terapiutik,
stimulasi sensorik, dan kesejahteraan psikologis
2. Promosi
latihan fisik: memfasilitasi aktivitas fisik rutin untuk mempertahankan atau
meningkatkan kebugaran dan kesehatan
3. Fasilitasi
meditasi: memfasilitasi individu untuk mengubah tingkat kewaspadaannya dengan
berfokus pada gambaran atau pemikiran secara spesifik
4. Masase
sederhana: menstimulasi kulit dan jaringan dibawahnya dengan berbagai derajat
tekanan tangan untuk meredakan nyeri, prosedur relaksasi dan/atau memperbaiki
sirkulasi
5. Terapi
relaksasi sederhana: menggunakan teknik untuk mendorong dan memperoleh
relaksasi dengan tujuan menurunkan tanda dan gejala yang tidak diharapkan,
seperti nyeri, ketegangan otot, atau ansietas
6. Sentuhan
terapeutik: membiasakan diri dengan bidang penyembuhan yang universal,
keinginan untuk bertindak sebagai instrument bagi pengaruh penyembuhan, dan
menggunakan sensitivitas alamiah tangan untuk secara lembut berfokus dan
mengarah pada proses intervensi
J.
TUJUAN/KRITERIA
HASIL PERAWATAN LUKA DEKUBITUS
Tujuan /
criteria hasil(Menurut NOC,
Memperlihatkan
tingkat kenyamanan, yamg dibuktikan oleh indicator sebagai berikut (sebutkan
1-5: tidak memuaskan, kurang memuaskan, cukup memuaskan, memuaskan, atau sangat
memuaskan):
1. Kesejahteraan
fisik
2. Pengendalian
gejala
3. Hubungan
sosial
4. Tingkat
kemandirian
5. Pengendalian
nyeri
6. Melaporkan
perbaikan kenyamanan fisik dan/atau psikososial-emosional
7. Melaporkan
peningkatan kemampuan untuk relaks
8. Melaporkan
atau memperlihatkan perbaikan kemampuan kopingMelaporkan perasaan lebih puas
dan bahagia
K. EVALUASI
Berikut
evaluasi menurut (Anthony, 1985)
1. Mengurangi rasa nyeri yang dialami
pasien
2. Mengembalikan kondisi kulit klien
secara anatomis
3. Mencegah terjadi kembali dekubitus
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dekubitus adalah kerusakan struktur
anatomis dan fungsi kulit normal akibat dari tekanan eksternal yang berhubungan
dengan penonjolan tulang dan tidak sembuh dengan urutan dan waktu biasa.
Selanjutnya, gangguan ini terjadi pada individu yang berada di atas kursi atau
di atas tempat tidur , sering kali pada inkontinensia dan malnutrisi ataupun
individu yang mengalami kesulitan makan sendiri, serta mengalami gangguan
tingkat kesadaran(Margolis 1995)
Jadi dapat disimpulkan bahwa dekubitus adalah luka yang
terjadi karena adanya tekanan eksternal pada penonjolan tulang.
Bouwhuizen, M. 1986. Ilmu Keperawatan (verpleegkunde zv).
EGC: Jakarta.
Dongeos,
Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan, Edisi 3. EGC : Jakarta
Herdman, Heather. 2012-2014.Nanda International Diagnosa Keperawatan.
EGC: Jakarta.
Judith M.Wilkinson & Nancy R.Ahern.2012 . Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
EGC: Jakarta.
Patricia A.potter & Anne Griffin Perry.2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4
Volume 2. EGC: Jakarta.
Rooper, Nancy. 1986.
Prinsip-Prinsip Keperawatan Edisi 1. Asan Essentia Medica dan Penerbit
Andi: Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar