KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan
makaahl yang berjudul ‘’EVALUASI KESEHATAN’’untuk memenuhi tugas mata kuliah
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Yogyakarta, juni 2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebuah organisasi pada
umumnya dibangun dengan tujuan untuk mencapai target tertentu, demikian juga
dengan organisasi yang bergerak dibidang kesehatan. Dan untuk mencapai target
yang telah ditentukan tersebut maka manajemen organisasi akan melakukan berbagai
langkah perencanaan (planning) sesuai dengan analisa situasi yang sudah
dilaksanakan sebelumnya.
Ketika perencanaan itu
sudah dilaksanakan maka akan dihasilkan capaian-capain tertentu dari
masing-masing program dan unit organisasi. Maka kegiatan selanjutnya dari
organisasi tersebut adalah mengukur sejauh mana capaian dari masing-masing
program dibandingkan dengan perencanaan yang sudah ditetapkan diawal kegiatan
organisasi. Dari keinginan untuk mengukur pencapaian hasil kerja inilah maka
evaluasi dilaksanakan, baik terhadap program itu sendiri maupun terhadap
langkah-langkah dalam pelaksanaan program.
Evaluasi program, merupakan suatu istilah dalam
manajemen yang cukup populer pada dekade terakhir ini, akan tetapi ini bukanlah
suatu hal yang baru. Secara historis evaluasi program berkembang dan muncul
dalam administrasi secara independen.
Evaluasi atau kegiatan
penilaian merupakan bagian yang penting dari proses manajemen dan didasarkan
pada sistem informasi manajemen. Evaluasi dilaksanakan karena adanya dorongan
atau keinginan untuk mengukur pencapaian hasil kerja atau kegiatan pelaksanaan
program terhadap tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan evaluasi akan diperoleh umpan balik (feed
back) terhadap program atau pelaksanaan suatu kegiatan. Tanpa adanya evaluasi,
sulit rasanya untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan yang sudah
direncanakan oleh sebuah organisasi telah tercapai atau belum.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan evaluasi
program kesehatan?
2. Apa saja tujuan dari evaluasi program
kesehatan ?
3. Apa saja ruang lingkup evaluasi program
kesehatan ?
4.
Bagaimana cara pengukuran dan analisa ?
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah
1.3.1 Tujuan umum
1.Untuk
mengetahui bagaimana cara melakukan evaluasi program kesehatan.
1.3.2 Tujuan khusus
1.
Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan evaluasi program kesehatan.
2.
Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari evaluasi program kesehatan.
3. Untuk mengetahui dan memahami
apa saja ruang lingkup dari evaluasi program kesehatan.
4. Untuk
mengetahui bagaimana cara melakukan pengukuran dan analisa dalam evaluasi
program kesehatan.
1.4 Manfaat Penulisan Bagi Mahasiswa
Untuk menambah wawasan
dan pengetahuan tentang evaluasi program kesehatan.
Untuk menambah
pengalaman dalam hal melakukan evaluasi program kesehatan serta cara melakukan pengukuran
dan analisanya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
devinisi evaluasi kesehatan
Menurut
American Public Health Association (Azwar, 1996)
evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya sukses dalam
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Proses ini mencakup
langkah-langkah memformulasikan tujuan, mengidentifikasi kriteria secara tepat
yang akan dipakai mengukur sukses, menentukan besarnya sukses dan rekomendasi
untuk kegiatan program selanjutnya.Evaluasi adalah suatu proses yang
menghasilkan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah
dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan standar tertentu untuk
mengetahui apakah ada perbedaan antara keduanya dan bagaimana manfaat yang
telah dikerjakan dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.
Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan dengan
cara membandingkan hasil yang telah dicapai dengan rencana yang telah
ditentukanEvaluasi merupakan alat penting untuk membantu pengambilan keputusan
sejak tingkat perumusan kebijakan maupun pada tingkat pelaksanaan program (Wijono, 1999).
Evaluasi juga merupakan
serangkaian prosedur untuk menilai suatu program dan memperoleh informasi
tentang keberhasi lan pencapaian tuj uan, kegiatan, hasil dan dampak serta
biayanya. Fokus utama dari evaluasi adalah mencapai perkiraan yang sistematis
dari dampak program. Dengan demikian evaluasi merupakan suatu usaha untuk
mengukur suatu pencapaian tujuan atau keadaan tertentu dengan membandingkan
dengan standar nilai yang sudah ditentukan sebelumnya. Juga merupakan suatu
usaha untuk mencari kesenjangan antara yang ditetapkan dengan kenyataan hasil pelaksanaan.
Menurut Wijono (1997),
evaluasi adalah prosedur secara menyeluruh yang dilakukan dengan menilai
masukan, proses dan indikator keluaran untuk menentukan keberhasilan dari
pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Sementara menurut kamus besar bahasa Indonesia,
kata evaluasi berarti penilaian hasil. Evaluasi juga merupakan upaya untuk
mendokumentasikan dan melakukan penilaian tentang apa yang terjadi dan juga
mengapa hal itu terjadi atau dengan kata lain evaluasi adalah upaya untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara program yang dilaksanakan dengan hasil
yang dicapai. Lebih jauh dikatakan bahwa evaluasi yang sederhana adalah
mengumpulkan informasi tentang keadaan sebelum dan sesudah pelaksanaan suatu
program.
Menurut
WHO (1990) pengertian evaluasi adalah suatu cara sistematis
untuk mempelajari berdasarkan pengalaman dan mempergunakan pelajaran yang
dipelajari untuk memperbaiki kegiatan-¬kegiatan yang sedang berjalan serta men
ingkatkan perencanaan yang lebih baik dengan seleksi yang seksama untuk
kegiatan masa datang.
Menurut definisi dan
pandangan yang telah dikemukakan terdapat beberapa pokok pikiran yang dapat
disimpulkan, antara lain sebagai berikut :
1.Evaluasi merupakan
prosedur atau cara membandingkan informasi tentang kegiatan pelaksanaan program
atau hasil kerja dengan suatu kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan.
2.Hasil evaluasi dapat
digunakan untuk memperbaiki, mempertahankan ataupun mengakhiri program.
3.Dalam kaitannya
dengan pengambilan keputusan, evaluasi merupakan sumber informasi yang
digunakan untk memperbaiki kegiatan program yang sedang dilaksanakan atau untuk
perencanaan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
4.Evaluasi bidang
kesehatan (WHO) termasuk kegiatan analisis berbagai macam aspek perkembangan
dan pelaksanaan program dengan mempelajari relevansi, adekuasi, progres,
efektivitas, efisiensi dan dampak dari program.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
evaluasi adalah prosedur penilaian pelaksanaan kerja dan hasil kerja secara menyeluruh
dengan cara sistematik dengan membandingkan kriteria atau tujuan yang telah
ditetapkan guna pengambilan keputusan.
2.2
Jenis-jenis evaluasi
Evaluasi terdiri atas
dua macam, yaitu Evaluasi formative dan Evaluasi summative :
1.Evaluasi formative, adalah
evaluasi yang dilakukan pada tahap pelaksanaan program dengan tujuan untuk
mengubah atau memperbaki program. Evaluasi ini dilakukan untuk memperbaiki
program yang sedang berjalan dan didasarkan atas kegiatan sehari-hari, minggu,
bulan bahkan tahun, atau waktu yang relatif pendek . Manfaat evaluasi formative
terutama untuk memberikan umpan balik kepada manajer program tentang hasil yang
dicapai beserta hambatan-hambatan yang dihadapi. Evaluasi formative sering
disebut sebagai evaluasi proses atau monitoring.
2 Evaluasi summative,
adalah evaluasi yang dilakukan untuk melihat hasil keseluruhan dari suatu
program yang telah selesai dilaksanakan. Evaluasi ini dilakukan pada akhir
kegiatan atau beberapa kurun waktu setelah program, guna menilai keberhasilan program.
Sedangkan
menurut Azwar (1996), jenis evaluasi antara lain :
1.Evaluasi formatif
(Formative Evaluation) yaitu suatu bentuk evaluasi yang yang dilaksanakan pada
tahap pengembangan program dan sebelum program dimulai. Evaluasi formatif ini
menghasilkan informasi yang akan dipergunakan untuk mengembangkan program, agar
program bisa lebih sesuai dengan situasi dan kondisi sasaran.
2.Evaluasi proses
(Process Evaluation) adalah suatu proses yang memberikan gambaran tentang apa
yang sedang berlangsung dalam suatu program dan memastikan ada dan
terjangkaunya elemen¬elemen fisik dan struktural dari pada program.
3.Evaluasi sumatif
(Summative Evaluation) adalah suatu evaluasi yang memberikan pernyataan
efektifitas suatu program selama kurun waktu tertentu dan evaluasi ini menilai
sesudah program tersebut berjalan.
4.Evaluasi dampak
program adalah suatu evaluasi yang menilai keseluruhan efektifitas program
dalam menghasilkan target sasaran.
5.Evaluasi hasil adalah
suatu evaluasi yang menilai perubahan-perubahan atau perbaikan dalam hal
morbiditas, mortalitas atau indikator status kesehatan lainnya untuk sekelompok
penduduk tertentu.
2.3Tujuan
evaluasi
1.Tujuan diadakan
evaluasi suatu program biasanya bervariasi, tergantung pada pihak yang
memerlukan informasi hasil tersebut.
Pimpinan tingkat atas memerlukan informasi hasil evaluasi berbeda dengan
pimpinan tingkat menengah atau pimpinan tingkat pelaksana. Walaupun demikian pada
dasarnya evaluasi dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
2.Untuk menetapkan
penilaian terhadap program yang sedang berjalan dan kecenderungannya, apakah
pencapaian target seperti yang telah ditetapkan dalam rencana program telah
berjalan secara efektif dan efisien.
3.Sebagai alat untuk
memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan program da perencanaan program yang akan
datang. Hasil evaluasi akan memberikan pengalaman mengenai hambatan atau
pelaksanaan program yang lalu selanjutnya dapat dipergunakan untuk memperbaiki
kebijaksanaan dan pelaksanaan program yang akan datang.
4.Sebagai alat untuk
memperbaiki alokasi sumber dana, daya, dan manajemen (resources) saat ini serta
di masa-masa mendatang. Tanpa adanya evaluasi akan terjadi pemborosan pengunaan
sumber dana dan daya yang sebenarnya dapat diadakan penghematan serta
penggunaan untuk program-program yang lain.
5.Memperbaiki
pelaksanaan dan perencanaan kembali suatu program. Sehubungan dengan hal ini
perlu adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain; mengecek relevansi
dari program dalam hal perubahan-perubahan kecil yang terus-menerus, mengukur
kemajuan terhadap target yang direncanakan, menentukan sebab dan faktor di
dalam maupun di luar yang mempengaruhi pelaksanaan program.
6.Untuk meningkatkan
efektivitas administrasi manajemen
program atau untuk memberikan kepuasan sehubungan dengan akuntabilitas
yang diharapkan oleh atasan, penyandang dana program atau sponsor. Apabila
evaluasi ini dikerjakan pada proyek atau program yang sedang berjalan akan
membantu memotivasi dalam pelaksanaan program utamanya untuk meningkatkan
kinerja (perfomance).
7.Untuk menilai manfaat
program bagi masyarakat sasaran program. Masyarakat sasaran perlu mengetahui
dengan kesadaran penuh mengenai hasil evaluasi program yang menyangkut dirinya.
Misal : masyarakat sasaran tentu ingin
tahu bagaimana hasil program penyuluhan kesehatan ibu dan anak , dapat
menurunkan angka kesakitan atau kematian bayi, atau pada program yang lain
pemberian garam yodium
dapat menurunkan penderita gondok endemik di daerahnya. Sayangnya, hasil
evaluasi seperti ini jarang disampaikan oleh penanggung jawab program kepada
masyarakat sasaran dengan berbagai
evaluasinya.
Evaluasi harus
digunakan secara konstruktif seperti terkandung dalam maksud dan tujuan , bukan
untuk membenarkan tindakan yang telah lalu atau mencari-cari kekurangan dan
tidak dimaksudkan untuk mengadili seseorang.
2.4
Sasaran Evaluasi Program
Evaluasi program
merupakan kebutuhan banyak pihak, menjadi penting dan kompleks. Seperti telah
disampaikan definisi adalah suatu evaluasi dalam pekerjaan adalah evaluasi suatu proses penilaian suatu kinerja
dari suatu proses kegiatan; dalam arti sempit biasanya evaluasi program
dibatasi atau berfokus pada evaluasi hasil (out put) yang berhubungan dengan
pencapaian sasaran program. Sedang evaluasi out come atau impact dibatasi
terhadap “apa dampak yang secara nyata diterima akibat program yang diberikan
(ditunjukan) dan manfaatnya (benefit) bagi masyarakat yang menerima pelayanan”
. di dalam pengertian tersebut mencakup evaluasi terhadap : input-proses-out
put-out come- dan impact. Evaluasi
program adalah suatu bentuk khusus dari evaluasi. Sesuai namanya evaluasi ini
dilakukan terhadap program. Sebagaimana diketahui program adalah suatu rencana
yang telah nyata kongrit ; suatu rencana yang telah mencantumkan tujuan,
sasaran atau targetnya, penyediaan anggaran, SDM, sarana prasarana lainnya dan
waktu yang dijadwalkan. Masing-masing elemen program tersebut telah ditetapkan
atau telah dibuat standar sebelumnya yang daapt diukur dalam perkembangan
pelaksanaannya. Seiring dengan penjelasan tersebut, evaluasi program mencakup :
1.Evaluasi terhadap
tujuan program yang telah ditentukan
2.Evaluasi terhadap
sasaran program yang dituju
3.Evaluasi terhadap
target (hasil) program yang ditetapkan
4.Evaluasi terhadap
kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan, sasaran dan target.
5.Evaluasi terhadap
sumber daya yang digunakan
6.Evaluasi terhadap
waktu yang diperulukan dalam pelaksanaan
Dengan demikian
evaluasi program berhubungan dengan nilai atau harga dari elemen-elemen ;
tujuan, sasaran, target, sumber daya dan waktu penyelesaiansuatu proyek atau
program.Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1.Evaluasi program
bukanlah suatu keputusan, namun suatu penetapan penilaian, yang dikenadalikan
oleh aturan-aturan. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan barulah dibuat suatu
keputusan, seperti sukses atau tidak sukses, gagal atau berhasil
2.Evaluasi program
difokuskan pada penilaian terhadap kinerja (performance) program bukan terhadap
orangnya.
3.Evaluasi berdasarkan
standar dan perbandingan yaitu perbandingan antara hasil yang direncanakan atau
dikerjakan dengan hasil yang dicapai. Untuk itu diperlukan indikator-indikator,
yang sejak awal perencanaan (atau sebelum pelaksanaan) program telah ditetapkan.
Dengan demikian data
dikatakan nahwa evaluasi merujuk pada tiga hal :
1.Suatu nilai harga
2.Apakah program
dilaksanakan sebagaimana direncanakan, dan
3.Penetapan penilaian.
2.5 Ruang Lingkup Evaluasi
Evaluasi bersangkutan secara
langsung dengan sistem diluar organisasi baik supra sistem, sub sistem maupun
sistem-sistem lain yang berkaitan. Terdapat dua pandangan tentang kedudukan
evaluasi, apakah seharusnya evaluasi dilakukan oleh pihak luar atau dari dalam
organisasi sendiri. Evaluasi eksternal diperlukan agar lebih objektif, namun
juga dipertimbangkan apakah itu pantas dilakukan, timbul perasaan khawatir
dirugikan, faktor keamanan dan tentu memerlukan anggaran tambahan dan
kelengkapannya. Sedang evaluasi internal, secara nyata jelas menjadi tanggung
jawab manajer dan manajerlah yang memeberikan penugasan kepada evaluator
sehingga tidak ada masalah tentang keputusan. Mengenai apa yang dimaksud dengan
objektif sendiri banyak diartian secara subjektif. Pada umumnya dimaksud dengan
objektif adalah berdasarkan data atau fakta yang tidak dapat dibantah, yang
dilandasi dengan pengetahuan ilmiah. Dengan demikian seharusnya baik evaluasi
internal maupun eksternal didasari kerangka logis ilmiah dan tidak memihak,
untuk membantu kelancaran tugas manajer dalam mencapai tujuan dan sasarannya
dengan berhasil.
2.6 PROSES EVALUASI
Ada empat dimensi
atau langkah kegiatan.
1. Dimensi kegiatan
berpikir secara konseptual
Terdiri
dari formulasi tujuan, sasaran, dan manfaat evaluasi. Formulasi sumber dan
informasi yang dibutuhkan. Formulasi kriteria yang akan digunakan. Formulasi
model atau kerangka kerja.
2. dimensi kegiatan
operasional
meliputi
kegiatan mengumpulkan informasi baik melalui kegiatan wawancara, observasi,
nominal group technique, dan lain-lain. Jenis informasi bis aprimer maupun
sekunder.
3. Dimensi Kegiatan
penilaian
Meliputi
formulasi derajat keberhasilan, formulasi dan identifikasi masalah, formulasi
factor-faktor penunjang dan penghambat program,
formulasi sebab ketidakberhasilan program.
4. Dimensi kegiatan tindak lanjut
Meliputi
formulasi atau rekomendasi tindak pemecahan masalah, feedback mekanisme
kebutuhan informasi tambahan, feedback hasil evaluasi kepada institusi yang
membutuhkan, follow up atau monitoring dari pelaksanaan tindak koreksi atau
pemecahan masalah.
2.7 Mekanisme Evaluasi
Langkah yang mendasar yang esensial
diperlukan untuk evaluasi program dan hubungannya satu dengan lainnya adalah
sebagai berikut :
Langkah 1 : Deskripsi
program, tujuan dan sasaran spesifik
Langkah
pertamadalam melaksanakan evaluasi program adalah untuk menghasilkan detail
deskripsi program yang dimaksud, termasuk tujuan dan sasaran program. Karena
evaluasi sellu meramalkan tentang sasaran program, sasaran tersebut harus
dispesifikasi sebelum dilanjutkan dengan banyak aktifitas-aktifitas evaluasi
lainnya. Disini jelas bahwa evaluasi tidak akan berharga apabila program tak
mempunyai tujaun atau sasaran dengan krieria yang jelas atau kabur sehingga
evaluasi tidak bermanfaat ; evaluasi akan menilai apakah tujuan dan sasaran
tercapai atau tidak (berdasarkan kriteria).
Langkah 2 : Penetapan
keriteria untuk evaluasi
Setelah
tujuan dan sasaran ditetapkan dan program telah dideskripsikan cukup detail dan
seluruhnya, kriteria evaluasi bisa ditetapkan berdasarkan :
1) Kriteria yang melekat pada rencana
program yang telah dibuat sebelumnya, disini evaluasi akan lebih mudah
2) Jika sasaran untuk program berdasar
kriteria dari referensi ilmiah atau professional tertentu, kriteria evalyasu
perlu disesuaikan
3) Jika sasaran tidak tertulis dengan
kriteria implisit untuk evaluasi, kriteria harus dikembangkan. Kunci untuk
mengembangkan kriteria evalusi bermanfaat untuk mendesain sehingga ukuran data
yang diperlukan dan intrepretasinya jelas.
Langkah 3 : Pemiihan
Desain Evaluasi
Desain
evaluasi menyesuaikan program yang bersangkutan . berbagai desain berbeda bisa
diterapkan untuk evaluasi program. Dalam mengembangkan prosedur evaluasi, desain
evaluasi harus diseleksi dan dipilih, termasuk semua tugas dan isu yang
berkaitan dengan evaluasi. Seleksi desain evaluasi dimaksudkan untuk meramal
banyak tugas yang berhubungan dengan prosedur yang digunakan. Selain itu,
banyak pertanyaan dan isu yang muncul dengan prospek evaluasi akan dijawab
melalui desain yang diseleksi.
Langkah 4 : Pengumpulan
data untuk penilaian
Langkah
keempat dalam evaluasi program adalah mengumpulkan data untuk menilai
perkembangan program berkaitan dengan kriteria evaluasi dan desain evaluasi
yang telah ditetapkan. Kunci keberhasilan dalam menyelesaikan fase evaluasi ini
adalah adaya kumpulan data yang jujur, sistematis, dan sesuai evaluasi
keperluan. Penyimpangan dalam cara pengumpulan data, atau cara penetapan
kriteria untuk evaluasi, bisa merusak seluruh usaha evaluasi, jadi konsistensi
adalah penting.
Langkah 5 : Analisis
data
Analisis
terhadap data yang dikumpulkan dibandingkan dengan kriteria evaluasi. Dapat
dilakukan analisis deskriptif atau analisis inferensial sesuai maksud dan
tujuan serta desain evaluasinya. Analiss harus menunjukan dimana program yang
memenuhi kriteria untuk keberhasilan, dan harus juga mengidentifikasikan
komponen yang butuh peningkatan.
Langkah 6 : Laporan
hasil evaluasi
Laporan
evaluasi program harus dibuat untuk menjelaskan bagaimana program dievaluasi,
apakah pertanyaan yang ditunjukan, dan apakah pertanyaan yang ditujukan, dan
apakah hasil akhir, apa SWOT nya. Ketika menulis laporan, apa yang sekirannya
dipikirkan dan diharapkan yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran program oleh
pembaca laporan harus dipertimbangkan. Penggunaan jargon teknis mungkin sulit
bagu beberapa pembaca, namun laporan yang tidak cerdas akan menimbulkan
pertanyaan bagi pembaca yang lain. Sebagai contoh, laporqan yang menekankan
pada satu aspek suatu program seperti performa personel adalah mungkin bisa
jadi penting untuk beberapa pembaca, namun sementara pembaca lainnya masih
mencari isi laporan tentang hasil akhir adanya perubahan perilaku (outcome).
Hal ini umumnya penting untuk membahas efek program yang mempunyai target populasi dan rencana
kelanjutannya, berkaitan dengan pencapaian tujuan dan sasaran program. Laporan
hasil evaluasi dapat berupa laporan menyeluruh, laporan ekesekutif, atau laporan
ringkasan.
Ø Perencanaan
evaluasi : langkah dan produk
Langkah
perencanaan evaluasi
Produk
·
Deskripsi tujuan dan sasaran program
·
Menetapkan keriteria evaluasi
·
Membuat desain evaluasi yang sesuai
·
Merencanakan untuk pengumpulan data
·
Analisis data
·
Membuat laporan hasil evaluasi
·
Target untuk evaluasi
·
Standar untuk perbandingan
·
Pendekatan yang digunakan untuk evaluasi
·
Prosedur dan teknik pengumpulan data
·
Statsistik deskriptif, inferensial atau
angka-angka epidemiologis
·
Laporan hasil evaluasi : laporan komprehensif,
monograf, laporan ringkasan, laporan eksekutif
Ø Apabila
akan mengevaluasi kinerja manusia maka yang perlu diperhatikan adalah:
1. Meyakinkan responden akan pentingnya evaluasi
kinerja.
2. Mentukan sasaran populasi dengan tepat, yang
saling berkaitandan berkepentingan dan yang diperlukan.
3.
Hindari pertanyaan langsung atau pribadi.
4.
Tidak perlu memakai pertanyaan isian atau pertanyaan bersifat opini.
2.8 Pengukuran Dan Analisis
Beberapa
yang diperlukan dalam evaluasi program antara lain :
1. Kriteria dan indikator keberhasian dan
cara mengukurnya.
Sebagian program sosial
masyarakat keberhasilannya diukur secara kualitatif (kesehatan, kesejahteraan,
pendidikan, pekerjaan, atau tenaga kerja, lingkungan hidup, pemukiman). Tanpa
kecuali, penilaian secara kualitatif tersebut dapat dikuantitatifkan dalam
angka-angka atau data dasar yang dapat dipertanggungjawabkan dengan benar
termasuk efektivitas dan efisiensi program.
2. Cost benefit analysis
Cost benefit analysis
saat ini merupakan alat evaluasi yang dapat diperhatikan, dimana seorang
manajer harus memperhitungkan cost dan benefitnya dalam program-programnya.
Demikian pula dalam menentukan atau memilih program alternatif atau program
baru. CBA sering digunakan untuk membandingkan efisiensi dari program
alternatifdengan tujuan berbeda. Informasi yang diperlukan adalah informasi
tentang manfaat (benefit) dan biaya (cost) dari pelayanan. Benefit adalah nilai
keuntungan yang diperoleh baik individu,pemerintah (pembeli jasa), maupun masyarakat
dari suatu kegiatan atau program pelayanan kesehatan. Cost adalah biaya untuk
satu jenis program atau kegiatan pelayanan, ditambah biaya pelayanan efek
samping dan komplikasi.
3. Model organisasi dan kepemimpinan
Seorang evaluator
sebelum melakukan kegiatannya diharapkan memahami berbagai model struktur
organisasi dan kepemimpinan dalam organisasi yang hendak dilakukan evaluasi.
Pengetahuan evaluator tentang organisasi dapat berdasarkan :
Pengalaman, pengalaman
empiris mungkin sangat diperlukan, atau mungkin tidak diperlukan.
Studi tentang teori
organisasi, suatu organisasi berdasarkan model atau pendekatan structural dalam
pendekatan hubungan antar manusia (human relationship model).
General system theory,
suatu organisasi memiliki sistem sendiri, berhubungan dengan sistem lain diluar
dirinya, menyusun supra sistem dan ordinat yang mempunyai tata kerja dan tata
hubungan masing-masing dalam mencapai tujuannya.
Model psikologi dan perilaku organisasi, didalam suatu
organisasi dilihat dari orang yang berinteraksi sebagai anggota organisasi,
periaku manusia di dalam organisasi dalam kedudukan (posisinya) di dalam
organisasi, bagaimana komunikasi saluran komunikasi yang ada dan perlu
dipahami.
4. Control grups
Kntrol dalam evaluasi
adalah suatu hal yang vital. Outcome dari suatu pelayanan mungkin tidak bisa
diukur, tetapi menetapkan suatu keputusan penilaian, dengan membandingkannya
dengan model alternatif yang lain, atau pelayanan lain tidak selalu bisa
dilakukan.control grups dalam pelayanan public sulit diwujudkan karena mahal,
dianggap tidak etis dan ada keterbatasan waktu.
5. Studi epidemiologi dibidang kesehatan.
Evaluasi program
kesehatan sering berkaitan dengan estimasi tentang frekueansi dan distribusi
suatu penyakit disuatu wilayah dalam suatu waktu. Estimasi kebutuhan pelayanan
kesehatan yang diperlukan berdasarkan data-data dan informasi tentan
masalah-masalah kesehatan yang berkaitan, seperti : berapa persen kejadian
prevalensi sakit, berkaitan dengan umur, sex, pekerjaan, penghasilan, daerah,
dan suku bangsa.
2.7 Indikator Evaluasi Program Kesehatan
Dalam WHO, indikator didefinisikan
sebagai variable yang membantu untuk mengukur perubahan. Indikator adalah
variable yang dapat membantu mengukur perubahan-perubahan. Variable adalah alat
bantu evaluasi yang dapat mengukur perubahan secara langsung atau tak langsung.
Misalnya, kalau tujuan dari program adalah untul melatih sejumlah tertentu
tenaga kesehatan tiap tahun, maka suatu indikator langsung untuk mengevaluasi
boleh jadia berupa jumlah tenaga kesehatan yang betul-betul dilatih setiap tahunnya.
Contoh lain jika uang dievaluasi adalah hasil suatu program untuk memperbaiki
tingkat kesehatan golongan anak-anak, mungkin perlu untuk mengukur setiap
perbaikan dengan menggunakan beberapa indikator yang secara tak langsung dapat
mengukur adanya perubahan pada tingkat kesehatan mereka, misalnya status gizi
yang digambarkan dengan berat badan terhadap tinggi badan, angka kecukupan
imunisasi, kesanggupan belajar, angka kematian menurrut golongan umur, angka
kesakitan, jenis penyakit tertentu, dan angka penderita cacat golongan
anak-anak.
Indikator harus valid, objektif,
sensitif dan spesifik. Dalam memilih indikator harus diperhitungkan sejauh mana
indikator tersebut sah, bisa dipercaya, sensitif dan spesifik.
· Validitas atau keabsahan mempunyai
arti bahwa indikator tersebut betul-betul mengukur hal-hal yang ingin diukur.
Indikator ini dapat digunakan untuk mengambarkan keadaan kondisi atau status
kesehatan yang sebenarnya.
· Reliabilitas atau dapat dipercaya
mempunyai arti bahwa biarpun indikator digunakan oleh orang yang berlainan,
pada waktu yang berlainan, hasilnya akan tetap sama.
· Kepekaan atau sensitif berarti bahwa
indikator tersebut harus peka terhadap setiap perubahan mengenai keadaan atau
fenomena yang dimaksud. Akan tetapi suatu indikator dapat juga sensitif
terhadap lebih dari satu keadaan atau fenomena.
· Kekhususan atau spesifisitas berarti
bahwa indikator tersebut dapat menunjukan perubahan-perubahan hanya mengenai
keadaan atau fenomena yang dikhususkan baginya.
Macam Indikator
kesehatan :
1. Indikator yang berkaitan dengan status
kesehatan yang berhubungan dengan kualitas hidup dan itu berarti mengukur
pelayanan kesehatan. Sebagai indikator survival yang utama untuk mengukur
sistem kesehatan masyarakat seperti ditetapkan WHO 1981 ; Untuk mencapau health
for all by year 2000, adalah angka kematian bayi maximum 50 per 1000 bayi lahir hidup dan
angka harapan hidup waktu lahir minimal adalah 60 tahun atau lebih. Indikator
survival selain itu adalah indikator kualitas hidup, disini tentu saja tidak
hanya indikator kesehatan namun juga indikator kesehatan lainnya berupa
indikator pertumbuhan badan, idnikator status gizi, dan yang spesifik adalah
angka kesakitan dan kematian bayi dan anak.
2. Indikator non kesehatan yang berhubungan
dengan kualitas hidup seperti : indikator sosial ekonomi, pendidikan, budaya,
lingkungan hidup dan perumahan, status kesehatan wanita. Kulaitas hidup
bersifat multi sektoral dan menjadi masalah serta diselesaikan secara multi
sektoral. Dengan demikian evaluasi, juga multisektoral.
Contoh indikator
program kesehatan :
1. indikator kebijakan kesehatan :
a. komitmen politis pada tingkat tinggi
terhadap kesehatan bagi semua.
b. Alokasi sumber daya yang cukup untuk
layaan kesehatan dasar.
c. Tingkat keterlibatan masyarakat dalam
mencapai kesehatan bagi semua
d. Penyusunan stautu kerangka organisasi dan
manajerial yang sesuai dengan strategi nasional untuk kesehatan bagi semua.
e. Manifestasi praktis dari komitmen
politik internasional untuk kesehatan bagi semua.
2. Indikator status kesehatan
a. Prosentase bayi-bayi yang di lahirkan
dengan berat badan pada waktu lahir paling sedikit 2500 g.
b. Prosentase anak yang berat badannya
menurut umur dengan norma-norma tertentu.
c. Indikator-indikator perkembangan
psikososial anak-anak.
d. Angka kematian bayi.
e. Angka kematian anak.
f. Angka kematian anak di bawah umur
5 tahun.
g. Harapan hidup pada umur tertentu.
h. Angka kematian ibu.
i. Angka kematian menurut jenis penyakit.
3. Indikator sistem manajemen kesehatan
Indikator input atau
indikator masukan seperti tersedianya sumber daya tenaga kesehatan, tersedianya
anggaran kesehatan, perlengkapan, obat-obatan yang diperlukan, dan tersedianya
metode pengobatan, pemberantasan penyakit, standart opening procedure klinis
dan sebagainya.
Indikator proses
diapndang dari sudut manajemen yang diperlukan adalah pelaksanaan dari pada fungsi-fungsi
manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan perantauan,
pengendalian dan penilaian. Secara khusus dalam proses pelayanan kesehatan
berkaitan dengan upaya peningkatan mutu asuhan kesehatan quality assurance
yaitu menjaga mutu, kepatuhan terhadap standar operasional pelayanan medis
(SOP).
Indikator output (hasil program)
merupakan ukuran-ukuran khusus bagi outup program seperti jumlah puskesmas yang
berhasil dibangun, jumlah kader gizi yang terlatih, jumlah anak yang
diimuniasasi, jumlah MCK yang dibangun, panjang pipa air yang berhasi dipasang
san sebagainya. Jumlah orang yang diobati atau kunjungan yang mendapat
pelayanan kesehatan.
Indikator outcomes (dampak jangka
pendek) adalah ukuran-ukuran dari berbagai dampak program seperti meningkatnya
derajak kesehatan anak balita, menurunnya angka kesakitan.
Indikator impact (dampak jangka
panjang) seperti angka kematian bayi, angka kematian ibu, meningkatnya status
gizi anak dan sebagainya. Istilah-istilah tersebut sering kali tidak dibedakan
antara dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang.
BAB
III
PENUTUP
Demikianlah yang dapat
saya sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya
banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya
rujukan atau referensi yang saya peroleh hubungannya dengan makalah ini Penulis
banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis. Aamiin
DAFTAR
PUSTAKA
diakses dari
http://www.geocities.ws/klinikikm/manajemen-kesehatan/evaluasi-program.htm,
tanggal sitasi 06/09/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar