BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Darah merupakan salah satu komponen
fisiologis yang sangat esensial bagi keberlangsungan hidup hewan. Darah
berperan penting dalam transportasi gas dan senyawa lain, menjaga stabilitas
tubuh seperti distribusi nutrisi, termoregulasi, pengantaran hormon. Dinamika
perubahan yang terjadi pada komponen darah merupakan cerminan bagi kondisi
fisiologis suatu individu hewan
Hemoglobin (Hb) adalah molekul protein
pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport karbondioksida dari
jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi yang
terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Pemeriksaan
hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam diagnosa suatu
penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang ada dalam
sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan
dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru.
Kegunaan dari pemeriksaan
hemoglobin ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada
pasien, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia. Hemoglobin
bisa saja berada dalam keadaan terlarut langsung dalam plasma. Akan tetapi
kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak bekerja secara maksimum dan
akan mempengaruhi pada faktor lingkungan.
Hemoglobin yang meningkat
terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat dehidrasi yang menurun
dipengaruhi oleh berbagai masalah klinis. Pentingnya hemoglobin ini menyebabkan
pemeriksaan kadar hemoglobin memegang peranan penting dalam diagnosa suatu
penyakit seperti anemia. Mengetahui pentingnya kadar hemoglobin dalam darah
terhadap pencegahan atau penanganan terhadap suatu penyakit terutama yang
berkaitan dengan darah. Berdasarkan hal tersebut di atas maka dilakukannya
praktikum tentang pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) darah dengan menggunakan
metode sahli, hal ini di karenakan metode sahli ini merupakan metode yang
paling sederhana dan mudah untk di lakukan selain itu juga untuk metode sahli
ini tidak membutuhkan biaya yang besar untuk melakukan pemeriksaan kadar
hemoglobin darah ini.
1.2. Tujuan
Praktikum
ini dilaksanakan untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb) darah
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Pegertian Darah dan Hemoglobin Darah
Darah adalah suatu jaringan ikat khusus dengan
materi ektrasel cair yang disebut plasma. Sekitar lima liter didorong oleh
kontraksi ritmis jantung pada gerakan rata-rata orang dewasa dalam satu arah di
dalam system sirkulasi tertutup. Unsur berbentuk yang beredar dalam plasma
adalah erittrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit
(Mescher, 2010).
Terdapat dua kelas sel yang tersebar di seluruh
plasma darah, yaitu sel darah merah yang mengangkut oksigen, dan sel darah
putih yang berfungsi dalam pertahanan tubuh. Meskipun sel darah merah berukuran
sangat kecil, sel itu mengandung sekitar 250 juta molekul hemoglobin, sejenis
protein pengikat dan pembawa oksigen yang mengandung besi. Baru-baru ini para
penelitian telah menemukan bahwa hemoglobin juga berikatan dengan molekul gas
nitrat oksida (NO) selain dengan O2. Ketika sel darah merah lewat
melalui hamparan kapiler paru-paru, insang, atau organ respirasi lainnya,
oksigen akan berdifusi ke dalam eritrosit dan hemoglobin akan berikatan dengan
O2 dan NO. hemoglobin akan membongkar muatannya dalam kapiler
sirkuit sistemik. Di sana O2 akan berdifusi ke dalam sel-sel tubuh.
NO akan merelaksasikan dinding kapiler, sehingga dapat mengembang.hal tersebut
mungkin berperan dalam membantu mengirimkan O2 ke sel (Campbell,
2004).
Hemoglobin adalah protein majemuk yang tersusun
atas protein sederhana yaitu globin dan radikal prostetik yang berwarna, yang
disebut heme. Protein ini terdapat dalam butir-butir darah merah dan dapat dipisahkan
daripadanya dengan cara pemusingan. Berat molekulnya yang ditentukan dengan
ultrasentrifuge sebesar 68.000. Ini adalah protein pertama yang diperoleh dalam
bentuk hablur. Hemoglobin merupakan protein pembawa oksigen dalam darah. Tiap
liter darah mengandung kira-kira 150 gr hemoglobin (Damin Sumardjo, 1990).
Kadar hemoglobin adalah jumlah K3Fe (CN)6 akan diubah
menjadi methemoglobin yang kemudian diubah menjadi hemoglobin sianida (HiCN)
oleh KCN dengan batas ambang berat bila Hb < 8 gr/dl, anemia ringan jika Hb
> 8 – 11 gr/dl dan normal pada ibu hamil Hb > 11 gr/dl (Prawirohardjo,
2000). Kadar hemoglobin pada darah dikatakan anemia apabila kadar Hb dasar pada
pria <13 gr/%, wanita < 12 gr/% dan pada ibu hamil < 11 gr/% (Agus,
2012)
Hemoglobin
merupakan suatu senyawa kompleks globlin yang dibentuk 4 sub unit,
masing-masing mengandung suatu gugusan hem yang dikonjugasi ke suatu
polipeptida. Hem adalah turunan porofirin yang mengandung zat besi (Fe).
Hemoglobin menjadi satu dengan oksigen udara yang terdapat di dalam paru-paru
hingga terbentuk yaitu oksihemoglobin, yang nantinya melepaskan oksigen menuju
sel-sel jaringan tubuh. Proses oksihemoglobin memerlukan besi dalam bentuk
ferro di dalam molekul hemoglobin. Oksigen yang terikat jumlahnya sama dengan
jumlah atom besi. Tiap gram hemoglobin akan mengangkut sekitar 1,34 ml oksigen.
(Frandson, 1993). Maka dari itu besi penting dalam pembentukan hemoglobin,
mioglobin, dan substansi lainnya seperti sitokrom, sitokrom oksidase,
peroksidase, dan katalase (Sawali, 2013).
Menurut
Guyton (1997), sintesis hemoglobin diawali dari dalam proeritoblast kemudian
dilanjutkan dalam fase retikulosit dalam sumsum tulang. Tahap dasar kimiawi
pembentukan hemoglobin yaitu suksini KoA yang dibentuk dalam siklus Krebs
berikatan dengan glisin untuk membentuk senyawa pirol yang menyatu membentuk
senyawa protoporfirin. Kemudian senyawa tersebut berikatan dengan besi
menggunakan bantuan enzim ferokelatase membentuk molekul heme. Setiap molekul
heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang (globin) membentuk suatu
subunit hemoglobin. Menurut Campbell
(1995) menyatakan bahwa padaberbagai jenis unggas yang normal, hemoglobin
menempati sepertiga dari volume sel darah merah (Sawali, 2013).
2.2.
Kadar Hemoglobin (Hb)
Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmenrespiratorik dalam
butiran-butiran darah merah (Costill, 1998). Jumlah hemoglobin dalam darah
normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah dan jumlah ini biasanya
disebut “100 persen” (Evelyn, 2009). Batas normal nilai hemoglobin untuk
seseorang sukar ditentukan karena kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap
suku bangsa. Namun WHO telah menetapkan batas kadar hemoglobin normal
berdasarkan umur dan jenis kelamin (WHO dalam Arisman, 2002).
Tabel 2.2.1. Batas Kadar Hemoglobin
Kelompok Umur
|
Batas Nilai Hemoglobin (gr/ml)
|
Anak 6 bulan - 6 tahun
|
11,0
|
Anak 6 tahun - 14 tahun
|
12,0
|
Pria dewasa
|
13,0
|
Ibu hamil
|
11,0
|
Wanita dewasa
|
12,0
|
(Sumber: Sopny, 2010)
Tabel 2.1.2 Batas Normal
Kadar Hemoglobin Setiap kelompok Umur
Kelompok
|
Umur
|
Hb (gr/100ml)
|
Anak
Dewasa
|
1. 6 bulan sampai 6 tahun
2. 6-14 tahun
1. Laki-laki
2. Wanita
3. Wanita hamil
|
11
12
13
12
11
|
(Sumber: Sopny, 2010)
2.3. Pemeriksaan kadar Hb
Penentuan anemia dilakukan dengan pemeriksaan
kadar hemoglobin darah. Cara yang digunakan untuk pemeriksaan kadar hemoglobin
darah antara lain dengan menggunakan metode :
a.
Metode
Sahli
Prinsip
dasar : Darah oleh larutah HCl 0,1 N diubah menjadi asam hematin dan berwarna
coklat. Perubahan warna yang terjadi dibaca dengan standar hemoglobin. Alat dan bahan yang digunakan : darah, standar
hemoglobin, tabung hemoglobin, anti coagulant, H Cl 0,1 N (Agus, 2012)
Larutan HCl 0,01 N diteteskan pada tabung Sahli sampai tanda
tera 0,1 atau garis bawah, kemudian sampel darah dihisap menggunakan pipet
hingga mencapai tanda tera atas. Sampel darah segera dimasukkan ke dalam tabung
dan ditunggu selama 3 menit atau hingga berubah warna menjadi coklat kehitaman
akibat reaksi antara HCl dengan haemoglobin membentuk asam hematin. Larutan
ditambah dengan aquades, diteteskan sedikit sambil terus diaduk. Larutan
aquades ditambahkan hingga warna larutan sama dengan warna standard hemoglobinometer.
Nilai haemoglobin di kolom “gram%” yang tertera pada tabung haemoglobin, yang
berarti banyaknya haemoglobin dalam gram 100 ml darah (Hakim, 2013).
b. Metode Cyanmethemoglobin
Prinsp dasar : Hemoglobin darah diubah menjadi
hemoglobin sianida dalam larutan kalium ferrisianida dan kalium sianida.
Absorbsi larutan 8 diukur dengan panjang gelombang 540 mikrometer dengan satuan
gram/dl. Alat dan bahan yang digunakan adalah alat tabung reaksi, pipet Hb 20 mikrom,
fotometer, Reagen Cyanmed (Agus, 2012).
2.4. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin
Beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin yaitu sebagai berikut (Sopny,
2010) :
1. Kecukupan
Besi dalam Tubuh
Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin,
sehingga anemia defisiensi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah
yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan
mikronutrien esensial dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi
mengangkutoksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke dalam
udara pernapasan, sitokrom, dan komponen lain pada sistem enzim pernapasan
seperti sitokrom oksidase, katalase, dan peroksidase. Besi berperan dalam
sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot.
2. Metabolisme
Besi dalam Tubuh
Besi
yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram.
Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah merah atau hemoglobin (lebih dari
2,5 g), myoglobin 150 mg), phorphyrin cytochrome, hati, limpa sumsum tulang
(> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional
yang dipakai untuk keperluan metabolik dan bagian yang merupakan cadangan. Metabolisme besi dalam
tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan
pengeluaran.
Kadar haemoglobin
dalam darah maupun kerja atau fungsi haemoglobin yang optimal dalam tubuh
dipengaruhi oleh beberapa hal meliputi (Rindamusti,2012) :
1.
Makanan atau gizi
Zat-zat gizi atau
komponen gizi yang terdapat dalam makanan yang dimakan digunakan untuk menyusun
terbentuknya haemoglobin yaitu Fe (zat besi) protein.
2.
Fungsi Jantung dan
paru
Jantung berfungsi
memompa darah keseluruh tubuh. Dalam darah terdapat haemoglobin yang membawa
oksigen keseluruh tubuh sebagai pembentukan energi. Sedangkan paru berfungsi
untuk menghisap oksigen dari udara luar yang kemudian disuplai ke aliran darah
dengan adanya ikatan antara haemoglobin dan paru mempengaruhi kerja jantung
yang optimal.
3.
Fungsi Organ-organ
Tubuh Lain
Misalnya fungsi
hepar dan ginjal yang membantu dalam proses pembentukan eritrosit dan
haemoglobin.
4.
Merokok
Menurut Giam,C.K
dan The K.C(1993:47) merokok mengurangi kelembaban haemoglobin membawa oksigen
dari darah. Juga pengaliran darah ke organ-organ vital dan
jaringan-jaringan(seperti jantung, otak dan otot)akan berkurang. Secara
timbulnya stress terhadap organ-organ vital,seperti jantung.
5.
Penyakit Yang
Menyertai
Penyakit yang di
derita membutuhkan lebih banyak zat gizi dan oksigen untuk pembentukan energi
guna penyembuhan penyakit yang di derita.
2.5. Fungsi Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh
jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru
untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen :
menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot. Sebanyak kurang
lebih 80% besi tubuh berada di dalam hemoglobin (Sunita, 2001).
Menurut Depkes RI adapun fungsi dari
hemoglobin darah antara lain sebagai berikut (Sopny, 2010) :
1.
Mengatur pertukaran oksigen
dengan karbondioksida di dalam jaringan-jaringan tubuh.
2.
Mengambil oksigen dari
paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai
sebagai bahan bakar.
3.
Membawa karbondioksida dari
jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk di buang,
untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat
diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari
normal berarti kekurangan darah yang disebut anemia.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum
Penetapan Kadar Hemoglobin (Hb) Darah Ini di laksanakan pada hari Rabu, 19
November 2014, pukul 15:00 – 17:00 WIB. Di Laboratorium Biologi Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1.
Alat
a.
Haemometer sahli
b.
Pipet sahli
c.
Standar Pasteur dan bola karet
d.
Batang pengaduk dari gelas
3.2.2.
Bahan
a.
HCL 0,5 N
b.
Aquadest
3.3. Cara Kerja
1.
Masukkan kira-kira 5 tetes HCl
0,5 N ke dalam tabung pengencer haemometer.
2.
Isaplah darah dengan ppipet
hemoglobin sampai garis tanda 0,02 ml.
3.
Hapuslah darah yang melekat
pada sebelah luar ujung pipet.
4.
Catatlah waktunya dab
segerahlah alirkan darah dari pipet kedalam dasar tabung pengenceran yang
berisi HCl itu. Hati-hati jangan samapi
terjadi gelembung udara.
5.
Angkatlah pipit itu sedikit ,
lau isap asam HCl yang jernih itu
kedalam pipet 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah yang masih tinggal dalam
pipet.
6.
Campurkan isi tabung itu supaya
darah dan asam bersenyawa, warna campuran menjadi coklat tua.
7.
Tambahkan air setetes demi
setetes, tiap kali diaduk dengan batang standar harus dicapai 5 menit setelah
saat darah dan HCl dicampur dalam alat sahli (3 menit dalam alat sahli Erka).
Dalam alat mempersamakan warna hendaknya tabung diputar demikian sehingga garis
bagi tidak terliaht.
8.
Bacalah kadar hemoglobin dengan
gram/100 ml darah (g%)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
Tabel 1.Hasil Pengukuran
Kadar Hemoglobin
Nama
|
Jenis Kelamin
|
Kadar Hemoglobin (Hb)
|
Ari Muhammad Isbilli
|
Lk
|
11,2 gr /100 ml darah
|
Asia Astuti
|
Pr
|
7,8 gr / 100 ml darah
|
Andi Bachtiar
|
Lk
|
8,2 gr / 100 ml darah
|
Fitria Sany
|
Pr
|
11,6 gr / 1000 ml
darah
|
4.2.Pembahasan
Hemoglobin adalah metalprotein pengangkut oksigen
yang mengandung besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya.
Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu
molekul organik dengan satu atom besi.
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi.
Memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu
membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini
maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan. Hemoglobin merupakan
senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara
kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas
pembawa oksigen pada darah. Hemoglobin adalah kompleks protein-pigmen yang
mengandung zat besi. Kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat didalam
eritrosit. Sebuah molekul hemoglobin memiliki empat gugus haeme yang mengandung
besi fero dan empat rantai globin (Rindamusti, 2012)
Pada saat praltikum metode yang di gunakan dalam
praktikum ini adalah metode dengan menggunakan haemometer sahli untuk mengetahui
kadar hemoglobin (Hb) karena metode ini dilakukan dengan cara sederhana, namun
tetap membutuhkan keterampilan dan ketelitian dalam pengamatan angka Hemoglobin
(Hb).
Pada metode Sahli, hemoglobin dihidrolisi dengan
HCl menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi
menjadi ferriheme yang akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk
ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna cokelat.
Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan mata telanjang).
Untuk memudahkan perbandingan, warna standar dibuat konstan, yang diubah adalah
warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara
pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar. Karena
yang membandingkan adalah dengan mata telanjang, maka subjektivitas sangat
berpengaruh. Di samping faktor mata, faktor lain, misalnya ketajaman,
penyinaran dan sebagainya dapat mempengaruhi hasil pembacaan. Meskipun demikian
untuk pemeriksaan di daerah yang belum
mempunyai peralatan canggih atau pemeriksaan di lapangan, metode sahli ini
masih memadai (Sopny, 2011).
Berdasarkan hasil pengamatan tentang kadar Hemoglobin
(Hb) yang telah di peroleh dari ke empat sampel, ternyata kadar Hemoglobin yang
di dapat tidak sesuai dengan ketetapan normal kadar hemoglobin, pada sampel
yang telah di amati kadar hemoglobin wanita sampel pertama adalah 7,8 gr/100 ml
darah, pada sampel wanita ke dua yaitu 11,6 r/100 ml darah. Batas normal kadar
hemoglobin wanita adalah 12 gr/100 ml darah, pada sampel wanita pertama kadar
hemoglobin sangat jauh dari batas normal di bandingkan sampel wanita ke dua
yang hampir mendekati batas normal kadar hemoglobin.
Pada pengamatan kadar hemoglobin pria batas
normal kadar hemoglobin adalah 13 gr/100 ml darah, pada sampel yang telah
diamati kadar hemoglobin sampel pria pertama yaitu 11,2 gr/100 ml darah,
sedangkan pada sampel pria ke dua 8,2 gr/100 ml darah. pada sampel pria pertama
hampir mendekati batas normal kadar hemoglobin, di bandingkan sampel pria ke
dua yang jauh mendekati batas normal kadar hemoglobin. Dari semua sampel yang
telah di amati kadar hemoglobin mereka belum mencapai batas normal hanya
mendekati batas normal, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
kondisi tubuh ke empat relawan yang menjadi sampel praktikum kurang stabil,
kemudian kesalahan yang terjadi pada saat praktikan membaca angka penetapan
kadar hemoglobin. Pada saat menyamakan warna dengan batang standar praktikan
terlalu banyak menambahkan aquades atau terlalu sedikit menambahkan aquades,
sehingga pada saat praktikan membaca penetapan angka kadar hemoglobin kurang
akurat.
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Penetapan
kadar hemoglobin adalah cara yang dilakukan untuk mengetahui jumlah kadar
hemoglobin yang di miliki oleh seseorang agar di ketahui kadar hemoglobin
seseorang dalam keadaan normal atau
tidak. Kondisi tubuh seseorang mempengaruhi kadar hemoglobin dalam darah,
selain itu jenis kelamin juga sangat berpengaruh terhadap kadar hemoglobin
seseorang. Metode yang di gunakan dalam penetapan kadar hemoglobin ini adalah
metode sahli, karena metode ini merupakan metode yang paling sederhana.
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka didapatkan hasil bahwa
ternya dari ke empat sampel tersebut tidak ada yang memiliki kadar hemoglobin
yang normal.
5.2.
Saran
Sebaiknya pada saat praktikum, praktikan harus lebih
teliti dalam membaca angka penetapan kadar hemoglobin, juga pada saat menyamakan warna batang
standar, supaya bisa mendapatkan hasil praktikum yang akurat.
Daftar Pustaka
Campbel,neil A. , jane B reece, Lawrence G. Mitchell.
2004. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Erlangga : Jakarta.
Mescher, Anthony L. 2010. Histology dasar
junqueira. EGC: Jakarta.
agus. 2012. Hemoglobin darah. http:
// digilib. unimus. ac.id /files /disk1/ 107/ jtptunimus- gdl- fajarmardh- 5335-1
-bab1. pdf. Diakses pada Sabtu, 13 Desember 2014.
Hakim. 2013. Pengaruh Ekstrak Daun Mengkudu Terhadap Profil Darah Puyuh Starter.Http://Journal.Unhas.Ac.Id/Index.Php/Peternakan/Article/Download/618/521diakses
pada Senin, 15 Desember 2014.
Rindamusti. 2012 . hemoglobin. http:
//digilib. unimus. ac.id/ files/ disk1 /139/
jtptunimus-gdl-rindamusti-6948-3-babii.pdf. Diakses pada selalsa 16
Desember 2014.
Sawali. 2013. Jumlah
Eritrosit, Kadar Hemoglobin Dan Hematokrit Pada Berbagai Jenis Itik Lokal Terhadap Penambahan Probiotik Dalam Ransum http://download.portalgaruda.org/article.php?article=142301&val=5351.Diakses
pada senin, 15 Desember 2014.
Sopny.
2010. Kadar hemoglobin darah http://repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/
20481/4/Chapter%20II.pdf. diakses pada Sabtu, 13 Desember 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar