Senin, 06 Juni 2016

Laporan Hemoglobin

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Darah merupakan salah satu komponen fisiologis yang sangat esensial bagi keberlangsungan hidup hewan. Darah berperan penting dalam transportasi gas dan senyawa lain, menjaga stabilitas tubuh seperti distribusi nutrisi, termoregulasi, pengantaran hormon. Dinamika perubahan yang terjadi pada komponen darah merupakan cerminan bagi kondisi fisiologis suatu individu hewan
Hemoglobin (Hb) adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.  Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru.
Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia. Hemoglobin bisa saja berada dalam keadaan terlarut langsung dalam plasma. Akan tetapi kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak bekerja secara maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor lingkungan.
Hemoglobin yang meningkat terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat dehidrasi yang menurun dipengaruhi oleh berbagai masalah klinis. Pentingnya hemoglobin ini menyebabkan pemeriksaan kadar hemoglobin memegang peranan penting dalam diagnosa suatu penyakit seperti anemia.  Mengetahui pentingnya kadar hemoglobin dalam darah terhadap pencegahan atau penanganan terhadap suatu penyakit terutama yang berkaitan dengan darah. Berdasarkan hal tersebut di atas maka dilakukannya praktikum tentang pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) darah dengan menggunakan metode sahli, hal ini di karenakan metode sahli ini merupakan metode yang paling sederhana dan mudah untk di lakukan selain itu juga untuk metode sahli ini tidak membutuhkan biaya yang besar untuk melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin darah ini.
1.2. Tujuan
Praktikum ini dilaksanakan untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb) darah

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pegertian Darah dan Hemoglobin Darah
Darah adalah suatu jaringan ikat khusus dengan materi ektrasel cair yang disebut plasma. Sekitar lima liter didorong oleh kontraksi ritmis jantung pada gerakan rata-rata orang dewasa dalam satu arah di dalam system sirkulasi tertutup. Unsur berbentuk yang beredar dalam plasma adalah erittrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (Mescher, 2010).
Terdapat dua kelas sel yang tersebar di seluruh plasma darah, yaitu sel darah merah yang mengangkut oksigen, dan sel darah putih yang berfungsi dalam pertahanan tubuh. Meskipun sel darah merah berukuran sangat kecil, sel itu mengandung sekitar 250 juta molekul hemoglobin, sejenis protein pengikat dan pembawa oksigen yang mengandung besi. Baru-baru ini para penelitian telah menemukan bahwa hemoglobin juga berikatan dengan molekul gas nitrat oksida (NO) selain dengan O2. Ketika sel darah merah lewat melalui hamparan kapiler paru-paru, insang, atau organ respirasi lainnya, oksigen akan berdifusi ke dalam eritrosit dan hemoglobin akan berikatan dengan O2 dan NO. hemoglobin akan membongkar muatannya dalam kapiler sirkuit sistemik. Di sana O2 akan berdifusi ke dalam sel-sel tubuh. NO akan merelaksasikan dinding kapiler, sehingga dapat mengembang.hal tersebut mungkin berperan dalam membantu mengirimkan O2 ke sel (Campbell, 2004).
Hemoglobin adalah protein majemuk yang tersusun atas protein sederhana yaitu globin dan radikal prostetik yang berwarna, yang disebut heme. Protein ini terdapat dalam butir-butir darah merah dan dapat dipisahkan daripadanya dengan cara pemusingan. Berat molekulnya yang ditentukan dengan ultrasentrifuge sebesar 68.000. Ini adalah protein pertama yang diperoleh dalam bentuk hablur. Hemoglobin merupakan protein pembawa oksigen dalam darah. Tiap liter darah mengandung kira-kira 150 gr hemoglobin (Damin Sumardjo, 1990). Kadar hemoglobin adalah jumlah K3Fe (CN)6 akan diubah menjadi methemoglobin yang kemudian diubah menjadi hemoglobin sianida (HiCN) oleh KCN dengan batas ambang berat bila Hb < 8 gr/dl, anemia ringan jika Hb > 8 – 11 gr/dl dan normal pada ibu hamil Hb > 11 gr/dl (Prawirohardjo, 2000). Kadar hemoglobin pada darah dikatakan anemia apabila kadar Hb dasar pada pria <13 gr/%, wanita < 12 gr/% dan pada ibu hamil < 11 gr/% (Agus, 2012)
Hemoglobin merupakan suatu senyawa kompleks globlin yang dibentuk 4 sub unit, masing-masing mengandung suatu gugusan hem yang dikonjugasi ke suatu polipeptida. Hem adalah turunan porofirin yang mengandung zat besi (Fe). Hemoglobin menjadi satu dengan oksigen udara yang terdapat di dalam paru-paru hingga terbentuk yaitu oksihemoglobin, yang nantinya melepaskan oksigen menuju sel-sel jaringan tubuh. Proses oksihemoglobin memerlukan besi dalam bentuk ferro di dalam molekul hemoglobin. Oksigen yang terikat jumlahnya sama dengan jumlah atom besi. Tiap gram hemoglobin akan mengangkut sekitar 1,34 ml oksigen. (Frandson, 1993). Maka dari itu besi penting dalam pembentukan hemoglobin, mioglobin, dan substansi lainnya seperti sitokrom, sitokrom oksidase, peroksidase, dan katalase (Sawali, 2013).
Menurut Guyton (1997), sintesis hemoglobin diawali dari dalam proeritoblast kemudian dilanjutkan dalam fase retikulosit dalam sumsum tulang. Tahap dasar kimiawi pembentukan hemoglobin yaitu suksini KoA yang dibentuk dalam siklus Krebs berikatan dengan glisin untuk membentuk senyawa pirol yang menyatu membentuk senyawa protoporfirin. Kemudian senyawa tersebut berikatan dengan besi menggunakan bantuan enzim ferokelatase membentuk molekul heme. Setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang (globin) membentuk suatu subunit hemoglobin.  Menurut Campbell (1995) menyatakan bahwa padaberbagai jenis unggas yang normal, hemoglobin menempati sepertiga dari volume sel darah merah (Sawali, 2013).
2.2.  Kadar Hemoglobin (Hb)
Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmenrespiratorik dalam butiran-butiran darah merah (Costill, 1998). Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah dan jumlah ini biasanya disebut “100 persen” (Evelyn, 2009). Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar ditentukan karena kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap suku bangsa. Namun WHO telah menetapkan batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin (WHO dalam Arisman, 2002).
Tabel 2.2.1. Batas Kadar Hemoglobin
Kelompok Umur
Batas Nilai Hemoglobin (gr/ml)
Anak 6 bulan - 6 tahun
11,0
Anak 6 tahun - 14 tahun
12,0
Pria dewasa
13,0
Ibu hamil
11,0
Wanita dewasa
12,0
(Sumber: Sopny, 2010)
Tabel 2.1.2 Batas Normal Kadar Hemoglobin Setiap kelompok Umur
Kelompok
Umur
Hb (gr/100ml)
Anak
Dewasa
1. 6 bulan sampai 6 tahun
2. 6-14 tahun
1. Laki-laki
2. Wanita
3. Wanita hamil
11
12
13
12
11
(Sumber: Sopny, 2010)
2.3.  Pemeriksaan kadar Hb
Penentuan anemia dilakukan dengan pemeriksaan kadar hemoglobin darah. Cara yang digunakan untuk pemeriksaan kadar hemoglobin darah antara lain dengan menggunakan metode :
a.       Metode Sahli
Prinsip dasar : Darah oleh larutah HCl 0,1 N diubah menjadi asam hematin dan berwarna coklat. Perubahan warna yang terjadi dibaca dengan standar hemoglobin.  Alat dan bahan yang digunakan : darah, standar hemoglobin, tabung hemoglobin, anti coagulant, H Cl 0,1 N (Agus, 2012)
 Larutan HCl 0,01 N diteteskan pada tabung Sahli sampai tanda tera 0,1 atau garis bawah, kemudian sampel darah dihisap menggunakan pipet hingga mencapai tanda tera atas. Sampel darah segera dimasukkan ke dalam tabung dan ditunggu selama 3 menit atau hingga berubah warna menjadi coklat kehitaman akibat reaksi antara HCl dengan haemoglobin membentuk asam hematin. Larutan ditambah dengan aquades, diteteskan sedikit sambil terus diaduk. Larutan aquades ditambahkan hingga warna larutan sama dengan warna standard hemoglobinometer. Nilai haemoglobin di kolom “gram%” yang tertera pada tabung haemoglobin, yang berarti banyaknya haemoglobin dalam gram 100 ml darah (Hakim, 2013).
b.      Metode Cyanmethemoglobin
Prinsp dasar : Hemoglobin darah diubah menjadi hemoglobin sianida dalam larutan kalium ferrisianida dan kalium sianida. Absorbsi larutan 8 diukur dengan panjang gelombang 540 mikrometer dengan satuan gram/dl. Alat dan bahan yang digunakan adalah alat tabung reaksi, pipet Hb 20 mikrom, fotometer, Reagen Cyanmed (Agus, 2012).
2.4.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin yaitu sebagai berikut (Sopny, 2010) :
1.      Kecukupan Besi dalam Tubuh
Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia defisiensi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien esensial dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengangkutoksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke dalam udara pernapasan, sitokrom, dan komponen lain pada sistem enzim pernapasan seperti sitokrom oksidase, katalase, dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot.
2.      Metabolisme Besi dalam Tubuh
Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 g), myoglobin 150 mg), phorphyrin cytochrome, hati, limpa sumsum tulang (> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk keperluan metabolik dan bagian yang merupakan cadangan. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran.
Kadar haemoglobin dalam darah maupun kerja atau fungsi haemoglobin yang optimal dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa hal meliputi (Rindamusti,2012) :
1.      Makanan atau gizi
Zat-zat gizi atau komponen gizi yang terdapat dalam makanan yang dimakan digunakan untuk menyusun terbentuknya haemoglobin yaitu Fe (zat besi) protein.
2.      Fungsi Jantung dan paru
Jantung berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Dalam darah terdapat haemoglobin yang membawa oksigen keseluruh tubuh sebagai pembentukan energi. Sedangkan paru berfungsi untuk menghisap oksigen dari udara luar yang kemudian disuplai ke aliran darah dengan adanya ikatan antara haemoglobin dan paru mempengaruhi kerja jantung yang optimal.
3.      Fungsi Organ-organ Tubuh Lain
Misalnya fungsi hepar dan ginjal yang membantu dalam proses pembentukan eritrosit dan haemoglobin.
4.      Merokok
Menurut Giam,C.K dan The K.C(1993:47) merokok mengurangi kelembaban haemoglobin membawa oksigen dari darah. Juga pengaliran darah ke organ-organ vital dan jaringan-jaringan(seperti jantung, otak dan otot)akan berkurang. Secara timbulnya stress terhadap organ-organ vital,seperti jantung.
5.      Penyakit Yang Menyertai
Penyakit yang di derita membutuhkan lebih banyak zat gizi dan oksigen untuk pembentukan energi guna penyembuhan penyakit yang di derita.
2.5. Fungsi  Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen : menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot. Sebanyak kurang lebih 80% besi tubuh berada di dalam hemoglobin (Sunita, 2001).
      Menurut Depkes RI adapun fungsi dari hemoglobin darah antara lain sebagai berikut (Sopny, 2010) :
1.      Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-jaringan tubuh.
2.      Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
3.      Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk di buang, untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari normal berarti kekurangan darah yang disebut anemia.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Penetapan Kadar Hemoglobin (Hb) Darah Ini di laksanakan pada hari Rabu, 19 November 2014, pukul 15:00 – 17:00 WIB. Di Laboratorium Biologi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1.           Alat
a.    Haemometer sahli
b.   Pipet sahli
c.    Standar Pasteur dan bola karet
d.   Batang pengaduk dari gelas
3.2.2.           Bahan
a.    HCL 0,5 N
b.   Aquadest
3.3. Cara Kerja
1.      Masukkan kira-kira 5 tetes HCl 0,5 N ke dalam tabung pengencer haemometer.
2.      Isaplah darah dengan ppipet hemoglobin sampai garis tanda 0,02 ml.
3.      Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet.
4.      Catatlah waktunya dab segerahlah alirkan darah dari pipet kedalam dasar tabung pengenceran yang berisi HCl itu. Hati-hati jangan  samapi terjadi gelembung udara.
5.      Angkatlah pipit itu sedikit , lau  isap asam HCl yang jernih itu kedalam pipet 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah yang masih tinggal dalam pipet.
6.      Campurkan isi tabung itu supaya darah dan asam bersenyawa, warna campuran menjadi coklat tua.
7.      Tambahkan air setetes demi setetes, tiap kali diaduk  dengan  batang standar harus dicapai 5 menit setelah saat darah dan HCl dicampur dalam alat sahli (3 menit dalam alat sahli Erka). Dalam alat mempersamakan warna hendaknya tabung diputar demikian sehingga garis bagi tidak terliaht.
8.      Bacalah kadar hemoglobin dengan gram/100 ml darah (g%)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
Tabel 1.Hasil Pengukuran Kadar Hemoglobin
Nama
Jenis Kelamin
Kadar Hemoglobin (Hb)
Ari Muhammad Isbilli
Lk
11,2 gr /100 ml darah
Asia Astuti
Pr
7,8 gr / 100 ml darah
Andi Bachtiar
Lk
8,2 gr / 100 ml darah
Fitria Sany
Pr
11,6 gr / 1000 ml darah
4.2.Pembahasan
Hemoglobin adalah metalprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi.
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan. Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Hemoglobin adalah kompleks protein-pigmen yang mengandung zat besi. Kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat didalam eritrosit. Sebuah molekul hemoglobin memiliki empat gugus haeme yang mengandung besi fero dan empat rantai globin (Rindamusti, 2012)
Pada saat praltikum metode yang di gunakan dalam praktikum ini adalah metode dengan menggunakan haemometer sahli untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb) karena metode ini dilakukan dengan cara sederhana, namun tetap membutuhkan keterampilan dan ketelitian dalam pengamatan angka Hemoglobin (Hb).
Pada metode Sahli, hemoglobin dihidrolisi dengan HCl menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna cokelat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan mata telanjang). Untuk memudahkan perbandingan, warna standar dibuat konstan, yang diubah adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar. Karena yang membandingkan adalah dengan mata telanjang, maka subjektivitas sangat berpengaruh. Di samping faktor mata, faktor lain, misalnya ketajaman, penyinaran dan sebagainya dapat mempengaruhi hasil pembacaan. Meskipun demikian untuk  pemeriksaan di daerah yang belum mempunyai peralatan canggih atau pemeriksaan di lapangan, metode sahli ini masih memadai (Sopny, 2011).
Berdasarkan hasil pengamatan tentang kadar Hemoglobin (Hb) yang telah di peroleh dari ke empat sampel, ternyata kadar Hemoglobin yang di dapat tidak sesuai dengan ketetapan normal kadar hemoglobin, pada sampel yang telah di amati kadar hemoglobin wanita sampel pertama adalah 7,8 gr/100 ml darah, pada sampel wanita ke dua yaitu 11,6 r/100 ml darah. Batas normal kadar hemoglobin wanita adalah 12 gr/100 ml darah, pada sampel wanita pertama kadar hemoglobin sangat jauh dari batas normal di bandingkan sampel wanita ke dua yang hampir mendekati batas normal kadar hemoglobin.
Pada pengamatan kadar hemoglobin pria batas normal kadar hemoglobin adalah 13 gr/100 ml darah, pada sampel yang telah diamati kadar hemoglobin sampel pria pertama yaitu 11,2 gr/100 ml darah, sedangkan pada sampel pria ke dua 8,2 gr/100 ml darah. pada sampel pria pertama hampir mendekati batas normal kadar hemoglobin, di bandingkan sampel pria ke dua yang jauh mendekati batas normal kadar hemoglobin. Dari semua sampel yang telah di amati kadar hemoglobin mereka belum mencapai batas normal hanya mendekati batas normal, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kondisi tubuh ke empat relawan yang menjadi sampel praktikum kurang stabil, kemudian kesalahan yang terjadi pada saat praktikan membaca angka penetapan kadar hemoglobin. Pada saat menyamakan warna dengan batang standar praktikan terlalu banyak menambahkan aquades atau terlalu sedikit menambahkan aquades, sehingga pada saat praktikan membaca penetapan angka kadar hemoglobin kurang akurat.

BAB V
PENUTUP
5.1.  Kesimpulan
Penetapan kadar hemoglobin adalah cara yang dilakukan untuk mengetahui jumlah kadar hemoglobin yang di miliki oleh seseorang agar di ketahui kadar hemoglobin seseorang dalam keadaan  normal atau tidak. Kondisi tubuh seseorang mempengaruhi kadar hemoglobin dalam darah, selain itu jenis kelamin juga sangat berpengaruh terhadap kadar hemoglobin seseorang. Metode yang di gunakan dalam penetapan kadar hemoglobin ini adalah metode sahli, karena metode ini merupakan metode yang paling sederhana. Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka didapatkan hasil bahwa ternya dari ke empat sampel tersebut tidak ada yang memiliki kadar hemoglobin yang normal.
5.2.  Saran
Sebaiknya pada saat praktikum, praktikan harus lebih teliti dalam membaca angka penetapan kadar hemoglobin,  juga pada saat menyamakan warna batang standar, supaya bisa mendapatkan hasil praktikum yang akurat.
Daftar Pustaka
Campbel,neil A. , jane B reece, Lawrence G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Erlangga : Jakarta.
Mescher, Anthony L. 2010. Histology dasar junqueira. EGC: Jakarta.
agus. 2012. Hemoglobin darah. http: // digilib. unimus. ac.id /files /disk1/ 107/ jtptunimus- gdl- fajarmardh- 5335-1 -bab1. pdf. Diakses pada Sabtu, 13 Desember 2014.
Hakim. 2013.  Pengaruh Ekstrak Daun Mengkudu Terhadap  Profil Darah Puyuh Starter.Http://Journal.Unhas.Ac.Id/Index.Php/Peternakan/Article/Download/618/521diakses pada Senin, 15 Desember 2014.
Rindamusti. 2012 . hemoglobin. http: //digilib. unimus. ac.id/ files/ disk1 /139/ jtptunimus-gdl-rindamusti-6948-3-babii.pdf. Diakses pada selalsa 16 Desember 2014.
Sawali. 2013. Jumlah Eritrosit, Kadar Hemoglobin Dan Hematokrit Pada Berbagai Jenis Itik Lokal  Terhadap Penambahan Probiotik Dalam Ransum http://download.portalgaruda.org/article.php?article=142301&val=5351.Diakses pada senin, 15 Desember 2014.
Sopny. 2010. Kadar hemoglobin darah http://repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/ 20481/4/Chapter%20II.pdf. diakses pada Sabtu, 13 Desember 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar