Anestesi
epidural adalah anestesi lokal yang diberikan melalui bolus dan kemudian secara
kontinu disuntikkan ke dalam ruang epidural tulang belakang dengan kateter
menetap. Anestesi epidural dapat digunakan untuk analgesi abdomen dan vagina
atau digunakan pada anestesi komplet.
Anestesia
epidural dihasilkan dengan menyuntikkan obat anestesi local kedalam ruang
epidural. Blok saraf terjadi pada akar nervus spinalis yang berasal
dari medula spinalis dan melintasi ruang epidural. Anestetik local
melewati duramater memasuki cairan cerebro spinal sehingga menimbulkan efek
anestesinya. Efek anesthesia yang dihasilkan lebih lambat dari anesthesia
spinal dan terbentuk secara segmental.
Anesthesia
epidural dapat digunakan mulai dari analgesia dengan blok motorik minimal
sampai anesthesia dengan blok motorik penuh. Variasi ini dapat dikontrol
dengan pemilihan obat, konsentrasi dan dosis. Penggunaan analgesia post
operasi secara kontinu dengan narkotik atau local anestesi melalui
kateter epidural semakin popular saat ini.
Daerah epidural tersusun atas bagian dasar oleh membran sacrococcygeal, bagian
posterior dibatasi oleh ligamentum flavum dan daerah anterior dari lamina
dan processus articularis, bagian anterior dibatasi oleh ligamentum
longitudinal posterior yang membungkus tulang vertebra dan discus
intervertebralis. Bagian lateral dibatasi oleh foramen intervertebralis dan
pedikel. Ruang epidural berisi lemak dan jaringan limphatik maupun vena
epidural. Vena tidak memiliki katub dan berhubungan langsung dengan vena
intracranial. Vena juga berhubungan dengan vena thorasik dan vena abdominal.
Vena pada foramen intervertebralis, berlanjut pada pelvis yaitu pada pleksus
vena sacralis. Daerah paling luas didaerah tengah dan runcing pada bagian
lateralnya. Pada daerah lumbal luasnya 5-6 mm dan pada daerah
thoraks luasnya 3-5 mm.
Pada umumnya indikasi epidural anestesi sama dengan spinal anestesi. Sebagai
keuntungan epidural anestesi adalah anestesi dapat diberikan secara kontinu
setelah penempatan kateter epidural, oleh karena itu tehnik ini cocok
untuk pembedahan yang lama dan analgesia setelah pembedahan.
A.
Pembedahan sendi panggul dan lutut.
Dibandingkan
dengan anestesi umum, anestesi epidural untuk pembedahan panggul dan lutut
dapat mengurangi insidens trombosis vena. Penyebab kematian pasien yang
menjalani pembedahan sendi yang total adalah emboli paru. Lagi
pula kehilangan darah selama pembedahan sendi panggul lebih kecil
pada pemakaian tehnik anestesi epidural.
B.
Revaskularisasi ektremitas bawah
Penelitian
menunjukkan bahwa anestesia epidural pada pasien dengan penyakit pembuluh
darah periper, aliran darah kedistal selama rekonstruksi pembuluh
darah anggota gerak bagian bawah adalah baik dan penyumbatan
cangkokan pembuluh darah setelah operasi adalah kecil dibandingkan
dengan anestesi umum.
C.
Persalinan.
Pasien-pasien
obsteric yang takut nyeri melahirkan dapat ditangani dengan epidural
anestesi dan memperoleh bayi dengan riwayat biokemia yang baik dari pada
bayi dilahirkan pada ibu yang diberikan opioid atau anetestetik lainnya
secara intravena.
D.
Penanganan nyeri post operasi.
Anestesi
local konsentrasi rendah dan opoid atau kombinasi obat ini dengan analgesik
lain adalah manjur pada kontrol nyeri post operasi. Analgesia post
operasi ini memudahkan ambulatory dini dan kerja sama yang baik dengan phisio
terapi.
Pada saat persalinan, anestesi ini
memungkinkan ibu sama sekali bebas dari rasa nyeri atau merasakan nyeri dengan
tingkat minimal tanpa perubahan status mental dan neonatusnya tidak mengalami
depresi. Jika dibutuhkan seksio sesaria, dosis anetesi dengan mudah diberikan
dan penggunaan anestesi umum dapat dihindari. Depresi pada janin yang terjadi
akibat penggunaan narkotik parenteral juga dapat dihindari.
DAFTAR PUSTAKA
Buku saku
kebidanan/Constance Sinclair; alih bahasa, Renata Komalasari; editor edisi
bahasa Indonesia, Eny Meiliya, Ezty Wahyuningsih. Jakarta: EGC. 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar