MAKALAH
“TEORI
ELA JOY LERHMAN DAN MORTEN ”
Di Susun Oleh:
Puput
Sri Utari (15150020)
Kelas
A.12.1
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
PROGRAM
STUDI D3 KEBIDANAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN
AKADEMIK 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kepada Tuhan yang maha esa atas berkat dan rahmatnya kami berhasil
menyusun makalah tentang “TEORI ELA JOY LERHMAN DAN MORTEN” ini
demi terpenuhnya tugas dari mata kuliah Konsep
Kebidanan yang dibina oleh Ibu
HARTINI.
Pada penulisan makalah
ini, kami berusaha menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah di mengerti
sehingga para pembaca lebih mudah untuk memahami materi tersebut.
Dalam penulisan makalah
ini, kami telah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal. Namun, kami sadar dalam
pembuatan makalah ini tentu masih banyak kekurangan. Baik dalam segi bahasa,
pengolahan, maupun dalam penyusunan. Untuk itu, kami mohon maaf atas kekurangan
dalam penyusunan makalah ini dan kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca yang bersifat membangun demi tercapainya suatu kesempurnaan dalam
memenuhi penyusunan makalah ini dan dapat di jadikan acuan bagi tugas-tugas
yang akan datang. Terima kasih.
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftarisi
Bab I :Pendahuluan
1.1Latarbelakang…...………………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah….…………………………………………………………………….2
1.3 Tujuan……………………………………………………………………… ……….2
Bab II :Pembahasan
2.1 Teori Ela Joy Lehrman……….....................………………………………………………………………..3
2.2 Lherman menemukan adanya delapan konsep dari falsafah……............................……..4
Bab III :Penutup
3.1Kesimpulan ……………………………………………………………..…………..…….7
3.2 Saran..………………...………………………………………………………….………....…7
Daftarpustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam rangka mendukung visi Indonesia Sehat 2010 Departemen Kesehatan mempunyai beberapa misi, antara lain : memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungannya, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau, serta mendorong kemandirian masyarakat.
Untuk itu perlu adanya kerjasama lintas program maupun lintas sektoral dalam mewujudkan tujuan diatas disesuaikan dengan cara pandang dan kebijakan bidang kesehatan.
Salah satu unggulan dalam Indonesia Sehat 2010 adalah upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) baru lahir, yang perlu penyesuaian dan dijabarkan dalam beberapa kegiatan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi baru lahir dalam pelayanan kebidanan.
Dalam hal ini pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga bidan.
Bidan sebagai salah satu tenaga utama dalam percepatan penurunan AKI & AKB baru lahir.dituntut untuk mengantisipasi perubahan tersebut.
sehingga pelayanan yang diberikan lebih bermutu, optimal dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Seiring perkembangan dunia medis yang sedemikian pesatnya, maka pelayanan kebidanan dituntut untuk bisa mengikuti dan pengimbangi perkembangan pelayanan medis dan kesehatan lainnya.Di sebagian besar pelayanan kesehatan yang seharusnya melaksanakan pelayanan dan asuhan kebidanan, masih terbatas pada pelaksanaan “kegiatan-kegiatan” yang belum memenuhi kaidah asuhan secara profesional yang bertanggung gugat.Begitu rumitnya masalah yang dihadapi sehingga sukar menentukan titik masuk untuk mengadakan perubahan yang strategis dan bermakna.Kalaupun ada upaya untuk membenahi, pada umumnya masih bersifat insidentil, kurang terarah, terfagmantasi dan berjangka pendek yang bahkan justru dapat merugikan perkembangan pelayanan kebidanan itu sendiri.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Ø Menjelaskan pelayanan dalam masa anternatal ?
Ø Penerapan teori Ela Joy Lerhman berhubungan dengan kasus seorang wanita
pada pelayanan masa anternatal ?
Ø Pelayanan ibu hamil selama masa kehamilan sesuai dengan prosedur ?
Contoh Kasus :
Pelayanan intervensi dan non intervensi :
Pada saat ibu hamil akan melahirkan, vagina ibu akan mengalami masa
pembukaan 1,2 s/d 10. Setelah bukaan ibu sempurna, maka bayi akan keluar secara
alamiah.
Akan tetapi jika bayi lama dan sulit keluar, ibu bayi dan bidan memiliki
cara sendiri untuk mempercepat kelahiran si bayi. Seperti : ibu bayi meminum
ramuan tradisional dan bidan merobek vagina si ibu. Jika melakukan tindakan
seperti itu maka akan berdampak negatif pada si ibu,karena ibu bisa mengalami
pendarahan sehingga akan mengancam nyawa ibu, dan tindakan itu tidak merupakan
proses alamiah dan tidak sesuai dengan prosedur.
1.3 TUJUAN
A. Tujuan umum :
Meningkatnya kemampuan bidan untuk berfikir kritis dan bertindak dengan logis, analisis dan sistimatis dalam memberikan asuhan kebidanan ditiap jenjang pelayanan kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi atau anak balita.
A. Tujuan umum :
Meningkatnya kemampuan bidan untuk berfikir kritis dan bertindak dengan logis, analisis dan sistimatis dalam memberikan asuhan kebidanan ditiap jenjang pelayanan kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi atau anak balita.
B. Tujuan Khusus
* Sebagai pedoman dalam mengelola klien dengan memberikan asuhan kebidanan yang efektif sesuai kebutuhan klien/masyarakat berdasarkan evidence based.
* Sebagai pedoman dalam mengelola klien dengan memberikan asuhan kebidanan yang efektif sesuai kebutuhan klien/masyarakat berdasarkan evidence based.
* Pengawasan sebelum persalinan terutama ditunjukkan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Ela Joy Lehrman
Telah dilakukan banyak penelitian untuk
mempelajari isi dan proses dari pemeriksaan antenatal. Robin dan Robinson 1985
mempelajari peran bidan dalam memberi informasi yang komperehensif dan
memberikan nasehat dalam pelayanan kebidanan,seperti waktu pemeriksaan perut
dan memberikan nasehat tentang laktasi dan asuhan kesehatan selama kehamilan.
Mereka mempelajari sejauh mana bidan mampu menunjukkan perannya dalam semua
aspek dari perannya member asuhan ibu bersalin.Macintyre (1980) dalam
observasinya menemukan perbedaan antara rhetoric resmi antara nilai asuhan
antenatal dan corak asuhan yang impersonal yang dialami seorang ibu di klinik
spesialis.Lehrman mengidentifikasikan konsep yang menggaris bawahi asuhan
antenatal yang diberikan.
Di Inggris dan tempat lain,dilakukan sejumalah penelitian terhadap
kehamilan dan perawatan antenatal (Field,1990). Robinson dkk., (1983 dan 1985)
dalam teorinya tentang kebidanan mengemumukan secara komperehensif ilmu
pengobatan dan pekerjaan seorang bidan,seperti pemeriksaan perut,cara menyusui
yang benar,serta perawatan kesehatan selama masa kehamilan.
Dalam pembelajaran ilmu kebidanan diperlukan demonstrasi supaya mahasiswa
bias melakukan praktik/latihan tentang
perawatan pada wanita usia subur dan membedakannya dengan nilai-nilai dari
perawatan antenatal itu sendiri ditinjau dari segi sesialisasi obstetric.
Hubungan antara factor resiko, efektivitas perawatan atenatal,dan factor psikis
ibu hamil memegang peranan penting pada pola perawatan antenatal.
Dalam Model Haywards (1975), dijelaskan hubungan antara
informasi,kecemasan,dannyeri. Untuk memahami konsep ini,Haywards telah
mengidentifikasi beberapa indicator dengan langkah-langkah penggunaan analgesic
dan skala tingkat nyeri yang dialami seorang individu. Robinsondkk.,(1983)
melakukan penelitian pada beberapa klien dengan menggunakan
pertanyaan-pertanyaan yang bias memberikan informasi tentang tanggung jawab
seorang bidan. Tipe informasi kuantitatif ini merupakan cara yang paling tepat
untuk memonitor perkembangan kemampuan seorang Bidan.
Tapi walaupun demikian,kemampuan tersebut harus dapat dituangkan kedalam
praktik. Konsep yang digaris bawahi oleh Lehrman (1981) dan Morton dkk (1919)
merupakan hasil penelitian. Jika konsep
kebidanan tersebut sudah dimengerti maka langsung bias diinformasikan pada saat
belajar seperti yang telah dilakukan oleh Robinson dkk (1983) serta sangat
memungkinkan untuk menjelaskan perbedaan secara kualitatif antara pengalaman
seorang ibu dan konsep-konsep keperawatan yang diterapkan oleh seorang bidan
dalam pekerjaannya.
Lherman mempelajari pelayanan yang diberikan oleh Bidan di klinik yang dipimpin
oleh Bidan di Amerika. Lherman dan Morton berusaha mencari jawaban atas
pertanyaan :
·
apa yang membuat asuhan kebidanan itu penting?
·
Komponen asuhan prenatal apa saja
yang diberikan Bidan?
2.2 Lherman menemukan adanya delapan konsep dari
falsafah yang menggaris bawahi pelayanan antenatal yang diberikan oleh Bidan di
Amerika,yaitu :
1.
Asuhan yang berkesinambungan (Continuity care)
2.
Asuhan yang berpusat pada keluarga (family centered care)
3.
Penyuluhan dan konseling sebagai bagian dari asuhan
4.
Asuhan yang bersifat non-intervensi
5.
Fleksibel atau Keluwesan dalam memberikan asuhan
6.
Asuhan yang partisipatif.
7.
Pembelaan atau advokasi konsumen.
8. Waktu
·
Asuhan yang berkesinambungan
Yaitu asuhan
yang diberikan seorang bidan terhadap klien / pasien mulai dari prakonsepsi,
masa kehamilan, nifas dan KB. Asuhan berkesinambungan adalah bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar
(teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri,kolaborasi atau rujukan.
Pelayanan
kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,yang diarahkan
untuk mewujudkan kesehatan keluarga,sesuai dengan kewenangan dalam rangka
tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Ø Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu,keluarga dam masyarakat yang
meliputi upaya peningkatan,pencegahan,penyembuhan dan pemulihan pelayanan
kebidanan dapat dibedakan menjadi:
1.
Layanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab
bidan.
2.
Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim
yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari sebuah
proses kegiatan pelayanan kesehatan.
3.
Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan
ke system layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang
dilakukan oleh bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong
persalinan,juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas
pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun vertical atau meningkatkan
keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.
·
Keluarga Sebagai Pusat Asuhan
Dalam paradigma asuhan
kebidanan keluarga merupakan lingkungan psikososial,dimana keluarga dapat
menunjang kehidupan sehari-hari dan memberikan dukungan emosional kepada
seorang Ibu sepanjang siklus hidupnya yang tentunya akan mempengaruhi keadaan
kehamilannya terhadap seorang ibu hamil dan janinnya.
·
AsuhanPartisipasi
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian,evaluasi dan perencanaan
pasien. Klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan
antenatal. Dalam pemeriksaan fisik,misalnya palpasi pada tempat tertentu atau
ikut mendengar denyut jantung.
Asuhan yang partisipatif
dibahasakan sebagai pilihan dan control dari siwanita yang dilayani (Choise and
kontro; on the part of the woman).Hal ini dimaksud sebagai pengkajian dan
merencanakan program asuhan yang dilakukan bersama sipenerima dan sipemberi asuhan.Morten
dkk (1991) mengidentifikasikan 3 komponen tambahan disamping ke 8 konsep yang
dikemukakan oleh Lherman.
ðKe-3 komponen tambahan yang dimaksud yaitu :
1.
TeknikTerapeutik
Teknik terapeutik dijelaskan sebagai proses komunikasi yang menguntungkan
atau mendorong pertumbuhan dan penyembuhan. Hal ini diukur dengan indicator :
mendengarkan secara aktif, penyelidikan atau mengakaji,klarifikasi,humor,sikap
tidak menghakimi,mendorong,mempermudah dan memberikan izin.
2.
Pemberdayaan (Enpowerment)
Pemberdayaan adalah suatu proses memberi power kekuatan dan penguatan.
Bidan melalui penampilan dan pendekatan akan meningkatkan energy dan sumber
dari dalam diri klien. Indikatornya antara lain : Penguatan /penegasan
(affirmation),memvalidasi,menyakinkan kembali,dukungan (support).
3.
Hubungan dengan sesama (Lateral Relationship )
Bidan menjalin hubungan yang baik dengan klien,bersikap terbuka (self of
openness),saling menghargai (mutual regards) sejalan dengan klien persamaan
posisi sehingga mendorong rasa kebersamaan antar bidan dan klien sehingga
Nampak akrab.
Misalnya ;
Sikap empati atau sebagai pengalaman / perasaan.
Hubungan lateral diartikan sebagai : bidan meningkatkan interaksi yang
mempunyai ciri keterbukaan (self of openness),saling menghargai ( mutual
regard), persamaan posisi sehingga mendorong rasa kebersamaan diantara bidan
dan klien, indicator hubungan lateral adalah : kesejajaran,empati,berbagai
pengalaman/perasaan.
Lehrman dan Morten et al memberikan suatu model praktik kebidanan secara
jelas menunjukkan era praktik kebidanan.
BAB III
KESIMPULAN & SARAN
3.1 Kesimpulan
Penerapan dalam teori Ela Joy Lerhman dalam teori ini menjelaskan tentang
asuhan kebidanan yang berperan dalam pelayanan pada masa anternatal.
Mempelajari peran bidan dalam memberi informasi yang komperensif dan
memberikan nasehat dalam pelayan kebidanan tentang laktasi dan asuhan kesehatan
selama kehamilan.
Untuk pengkajian dan merencanakan program asuhan yang dilakukan bersama
sipenerima dan pemberi asuhan.
3.2 Saran
Agar mahasiswa kebidanan dapat menerapkan asuhan kebidanan dalam teori ini
berfikir secara kritis dan bertindak
dengan logis, analisis dan sistimatis dalam memberikan asuhan kebidanan ditiap
jenjang pelayanan kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi
atau anak balita. Sebagai pedoman dalam mengelola klien dengan memberikan
asuhan kebidanan yang efektif sesuai kebutuhan klien/masyarakat berdasarkan
evidence based. Pengawasan sebelum
persalinan terutama ditunjukkan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim.
DAFTAR PUSTAKA
vBakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu, Jakarta, 2007
vSarwono P. Ilmu Kebidanan, Jakarta, 2007.
vSyofyan,Mustika,et all. 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan
vCetakan ke-III Jakarta: PP IBI.2004
vDepkes RI Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan. Konsep kebidanan,Jakarta.199
vhttp//ifamidwife.wordpress.com/2007/11/09/model-dalam-asuhan-kebidanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar