Jumat, 26 Februari 2016

asuhan kehamilan




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada. Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu standar profesi sebagai acuan terutama pada asuhanselama persalinan dan kelahiran, untuk memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1.      Apa definisi dari persalinan dan kelahiran?
2.      Bagimana asuhan selama persalinan dan kelahiran?

1.3 TUJUAN
Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.








BAB II
ISI
2.1  Definisi
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan.Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa social bagi ibu dan keluarga. Dalam hal ini peranan petugas kesehatan tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibuagar seluruh rangkaian proses persalinan berlangsung dengan aman dan baik bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkan.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8vZiEq1Wtt8eHRb9QPVsQKC7xRr5dbyoujZwgUGI8bk7tKKknompc4g-7KNXA0NklbEUbLsY-zUkjyfXbHXxfJwKyH8QGmex-q4xyk7gjYw9n2kLeu9e0OREA_rOQVghpAHHhxO-wtCE/s1600/Persalinan.JPG

2.2   Langkah-langkah

       Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu:
1)    Kala I yaitu, dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm.

              Tindakan yang dilakukan:
a)     Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga atau teman dekat.
b)    Mengatur aktivitas dan posisi ibu
c)     Membimbing ibu untuk rileks saat ada his
d)    Menjelaskan tenteng kemajuan persalinan
e)     Menjaga kebersihan diri
f)     Mengatasi rasa panas
g)    Masase
h)    Pemberian cukup minum
i)      Mempertahankan kandung kemih tetap kosong
j)      Sentuhan

2)    Kala II yaitu,dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Seorang bidan harus mendukung ibu atas usahanya untuk melahirkan bayinya.
Berikut adalah tindakan atau penanganan yang dilakukan selama persalinan (kala II):

a)    Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu
     Menghadirkan seseorang untuk menyemangati, memberi minum, mengipasi atau memijat ibu
b)   Menjaga kebersihan diri
     Bersihkan cairan yang ada untuk menghindari infeksi pada ibu
c)    Mengipasi dan masase
     Menambah kenyamanan bagi ibu
d)   Memberikan dukungan mental
     Mengurangi kecemasan ibu dengan cara:
1.    Menjaga privasi ibu
2.    Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan
3.    Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu
e)    Mengatur posisi ibu
f)    Menjaga kandung kemih tetap kosong
g)   Memberikan cukup minum
h)   Memimpin mengedan
i)     Bernafas selama persalinan
j)     Pemantauan denyut jantung janin
k)   Membantu melahirkan bayi:
1.    Menolong kelahiran kepala
2.    Periksa tali pusat
3.    Melahirkan bahu dan anggota seluruhnya
l)     Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala sampai seluruh tubuh
m) Merangsang bayi

3)    Kala III yaitu: Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

Tidakan:
a)      Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin
b)      Memberikan oksitosin
c)      Melakukan penegangan tali pusat terkendali atau PTT (CTT/Centroled Cord Traction)
d)     Masase fundus



4)    Kala IV yaitu: dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Masa post partum merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu terutama kematian yang diakibatkan karena pendarahan.

Tindakan pemeriksaan:
a)      Fundus: rasakan apakah fundus berkontraksi kuat dan berada di atas atau dibawah umbilicus.
-     Setiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan
-     Setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan
-     Masase fundus jika perlu untuk menimbulkan kontraksi
b)      Plasenta: periksa kelengkapannya untuk memastikan tidak ada bagian-bagian yang tersisa dalam uterus (rahim)
c)      Selaput ketuban: periksa kelengkapannya untuk memastikan tidak ada bagian-bagian yang tersisa dalam uterus (rahim)
d)     Perineum: periksa luka robekan pada perineum dan vaginayang membutuhkan jahitan
e)      Memperkirakan pengeluaran darah
f)       Lochia: periksa apakah ada darah keluar langsung. Jika lochia berkontraksi kuat, lochia kemungkinan tidak lebih dari menstruasi.
g)      Kandung kemih: pastikan kandung kemih tidak terisi penuh. Kandung kemih yang terisi penuh akan membuat uterus naik keatas dan menyebabkan tidak berkontraksi kuat.
h)      Kondisi ibu: apabila kondisi ibu tidak stabil, pantau terus kondisinya dan penuhi apa yang ibu inginkan.
i)        Kondisi bayi baru lahir: pastikan kondisi bayi sehat.

Asuhan bidan:
a.       Ikat tali pusat
b.      Pemeriksaan fundus dan masase
c.       Nutrisi dan hidrasi
d.      Bersihkan ibu
e.       Istirahat
f.       Peningkatan hubungan ibu dan bayi
Biarkan bayi pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dengan bayi.
g.      Memulai menyusui
Bayi sangat siap segera saat dilahirkan. Hal ini sangat tepat untuk mulai memberikan asi. Menyusui juga membantu uterus berkontraksi.
h.      Menolong ibu ke kamar mandi
Pastikan ibu telah buang air kecil dalam 3 jam selama postpartum
i.        Mengajari ibu dan anggota keluarga
Beri tahu pada ibudan keluarga bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi dan tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi.


2.3 Kompetensi ke- 4 : 
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.

A.    Pengetahuan Dasar

1. Fisiologi persalinan.
Contoh: Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yangg dapat hidup, dari dalam uterusmelalui vagina atau jalan lain ke dunia luar.

2. Anatomi tengkorak janin, diameter yang penting dan penunjuk.
Contoh: Anatomi tengkorak janin, diameter yang penting dan penunjuk serta anatomi panggul ibu dan ukuran-ukuran panggul serta pemeriksaan dalam. Pada proses persalinan diperlukan 5 P untuk itu keadaan panggul ibu juga perlu dikatehui.

3. Aspek psikologis dan kultural pada persalinan dan kelahiran.
Contoh: Pertimbangan usia kehamilan ibu.

4. Indikator tanda-tanda mulai persalinan.
Contoh: Melihat tanda dan gejala kala 2, menyiapkan pertolongan persalinan, memastikan pembukaan lengkap dengan janin bayi, menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran/mengejan, persiapan pertolongan kelahiran bayi, menolongan kelahiran bayi, penangan bayi baru lahir, menilai perdarahan, melakukan prosedur pasca persalinan, evaluasi.

5. Kemajuan persalinan normal dan penggunaan partograf atau alat serupa.
Contoh: Untuk pencatatan kemajuan persalinan seperti, pembukaan serviks, penurunan bagian terbawah atau presentasi janin, dan garis waspada dan garis bertindak.


6. Penilaian kesejahteraan janin dalam masa persalinan.
Contoh: Perawatan awal, pemeriksaan fisik, beberapa hari pertama, pemberian makan, perkembangan fisik.

7. Penilaian kesejahteraan ibu dalam masa persalinan.
Contoh: Dalam masa persalinan bidan harus memberikan asuhan sayang kepada ibu.
8. Proses penurunan janin melalui pelvic selama persalinan dan kelahiran.
Contoh: Saluran (kanal) pelvis yang menjadi jalan janin selama persalinan terdiri dari pintu atas panggul, rongga panggul, dan pintu bawah panggul.

9. Pengelolaan dan penatalaksanaan persalinan dengan kehamilan normal dan ganda.
Contoh: Pengelolaan dan penatalaksanaan persalinan dengan kehamilan normal Bidan memiliki kewenangan menolong persalinan dengan kehamilan normal.

10.Pemberian kenyamanan dalam persalinan, seperti: kehadiran keluarga pendamping, pengaturan posisi, hidrasi, dukungan moril, pengurangan nyeri tanpa obat.
Contoh: Bidan sebagai pemberi pelayanan harus memiliki kompetensi dalammemimpin persalinan dengan berbagai posisi dan pengetahuan serta teknik pengurangan rasa nyeri tanpa obat.

11.Transisi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus.
Contoh: Membersihkan lendir dan benda – benda lain dari mulut, hidung dan tenggorokan bayi dengan alat penghisap,memotong tali pusat, pemeriksaan fisik bayi.

12.Pemenuhan kebutuhan fisik bayi baru lahir meliputi pernapasan, kehangatan dan memberikan ASI/PASI, eksklusif 6 bulan.
Contoh: Memenuhi kebutuhan gizi bayi dan pemenuhan kebutuhan emosianal bayi baru lahir jika memungkinkan antara lain kontak kulit langsung, kontak mata antar bayi dan ibunya, bila di mungkin kan mendukung dan meningkatkan pemberi ASI ekslusif.


13.Pentingnya pemenuhan kebutuhan emosional bayi baru lahir, jika memungkinkan antara lain kontak kulit langsung, kontak mata antar bayi dan ibunya bila dimungkinkan.
Contoh: Pentingnya pemenuhan kebutuhan emosianal bayi baru lahir jika memungkinkan antara lain kontak kulit langsung, kontak mata antara bayi dan ibunya, bila di mungkin kan mendukung dan meningkatkan pemberi ASI ekslusif.

14.Mendukung dan meningkatkan pemberian ASI eksklusif.
Contoh: Bayi yang mendapat asi, harus di periksa secara dini dan secara rutin oleh dokter untuk memastikan bahwa pemberian makanannya tercukupi.
            
15.Manajemen fisiologi kala III.
Contoh: Pemberian suntikan oksitosin,penegangan tali pusat terkendali,masase fundus uteri.

16.Prinsip manajemen kala III secara fisiologis.
Contoh: Prinsip kala 3 :Otot uterus ( miometrium ) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkuranganya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena perlekatan semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina.

17.Prinsip manajemen aktif kala III.
Contoh: Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan penegangan tali pusat terkendali, dan masase fundus uteri.



18.Memberikan suntikan intra muskuler meliputi: uterotonika, antibiotika dan sedative.
Contoh: Mengetahui cara-cara pemberian obat-obatan meliputi : uterotonika, antibiotika dan sedative. Terbatas pada pengetahuan bukan pada keterampilan.Sesuai dengan permenkes no 149 tahun 2010 bahwa bidan hanya berwengan memberikan obat bebas, uterotonika untuk postpartum dan manajemen aktif kala III.

19.Indikasi tindakan kedaruratan kebidanan seperti: distosia bahu, asfiksia neonatal, retensio plasenta, perdarahan karena atonia uteri dan mengatasi renjatan.
Contoh: Distosia bahu: pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang,harus diusahakan merubahnya menjadi letak kepala dengan versi luar.
Asfiksia neonatal:faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah etiologi dan faktor predisposisi,gangguan homeostatis,diagnosis asfiksia bayi,dan resusitasi.Perdarahan karena atonia uteri:terjadi apabila kontraksi uterus lebih lemah,singkat dan jarang daripada biasa.Apabila kepala atau bokong janin sudah masuk kedalam panggul,penderita disuruh berjalan-jalan.

20.Indikasi tindakan operatif pada persalinan misalnya gawat janin, CPD.
Contoh: Bedah sesar merupakan tindakan medis yang sangat sering dilakukan dengan berbagai macam indikasi.Umumnya indikasi ini berfarasi contohnya Cephalo Pelvic Disproportion (CPD),gawat janin.

21.Indikator komplikasi persalinan : perdarahan, partus macet, kelainan presentasi, eklamsia kelelahan ibu, gawat janin, infeksi, ketuban pecah dini tanpa infeksi, distosia karena inersia uteri primer, post term dan pre term serta tali pusat menumbung.
Contoh: Determinan proksi dipengaruhi oleh determinan antara lain: kejadian kehamilan,komplikasi kehamilan dan persalinan.




B.      Pengetahuan Tambahan
1. Penatalaksanaan persalinan dengan malpresentasi.
Contoh: Malpresentasi adalah bagian terendah janin yang berada disegmen bawah rahim,bukan belakang kepala.Bentuk malpresentasi terbagi menjadi dua,yaitu:presentasi puncak kepala dan presentasi muka.

2. Pemberian suntikan anestesi local.
Contoh: Merupakan asuhan sayang ibu.Bertujuan agar supaya ibu tidak merasa kesakitan pada saat penjahitan luka episiotomi.

3.  Akselerasi dan induksi persalinan.
Contoh: Angka tindakan pemberian oksitosin baik dengan tujuan induksi persalinan atau mempercepat jalannya persalinan (augmentation labor atau akselerasi persalinan).

4.    Mengetahui konsep dasar vakum ekstraksi.
Contoh: Untuk mendukung keterampilan tambahan harus didasari oleh pengetahuan. Untuk membantu melahirkan kepala janin sudah berada di dasar panggul.


C.    Keterampilan Dasar

1. Mengumpulkan data yang terfokus pada riwayat kebidanan dan tanda-tanda vital ibu pada persalinan sekarang.
Contoh: Menentukan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang sesuai.

2. Melaksanakan pemeriksaan fisik yang terfokus.
Contoh: Melaksanakan pemeriksaan fisik umum dan status obstetricus. Tidak hanya pemeriksaan fisik saja yang harus dilakukan, tetapi juga pemeriksaan umum meliputi : TB, BB, dll.



3. Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap untuk posisi dan penurunan janin.
Contoh: Pemeriksaan abdomen secara lengkap untuk posisi dan penurunan janin sudah tercakup dalam pemeriksaan fisik yang terfokus.

4. Mencatat waktu dan mengkaji kontraksi uterus (lama, kekuatan dan frekuensi).
Contoh: Gunakan jarum detik yang ada pada jam dinding atau jam tangan untuk memantau kontraksi uterus.Secara hati-hati,letakkan tangan penolong diatas uterus dan palpasi jumlah kontraksi yang terjadi dalam kurun waktu 10 menit.Tentukan durasi atau lama setiap kontraksi yang terjadi.Pada fase aktif,minimal terjadi dua kontraksi dalam 10 menit dan lama kontraksi adalah 40 detik atau lebih.Diantara dua kontraksi akan terjadi relaksasi dinding uterus.

5. Melakukan pemeriksaan panggul (pemeriksaan dalam) secara lengkap dan akurat meliputi pembukaan, penurunan, bagian terendah, presentasi, posisi keadaan ketuban, dan proporsi panggul dengan bayi.
Contoh: Melakukan pemeriksaan secara lengkap dan akurat meliputi pembukaan dan pendataran/penipisan serviks, penurunan, bagian terendah, presentasi, posisi, keadaan ketuban.

6. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf.
Contoh: Pembukaan serviks, penurunan bagian terbawah atau presentasi janin, garis waspada dan garis bertindak.

7. Memberikan dukungan psikologis bagi wanita dan keluarganya.
Contoh: Memberikan motifasi ketika diketahui bayi memiliki cacat pada anggota badannya

8. Memberikan cairan, nutrisi dan kenyamanan yang kuat selama persalinan.
Contoh: Memberikan minum pada saat persalinan ketika ibu mengalami kelelahan pada saat mengejan.



9. Mengidentifikasi secara dini kemungkinan pola persalinan abnormal dan kegawat daruratan dengan intervensi yang sesuai dan atau melakukan rujukan dengan tepat waktu.
Contoh: Pada saat postpartum,ibu mengalami pendarahan hebat sebaiknya langsung dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas yang lebih memadai.

10.Melakukan amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm sesuai dengan indikasi.
Contoh: Melakukan amniotomi pada pembukaan serviks sudah lengkap atau hampir lengkap dan kepala sudah engaged. (sesuai indikasi/pada inersia hipotonik). Untuk mencegah infeksi dan partus lama

11.Menolong kelahiran bayi dengan lilitan tali pusat.
Contoh: Menolong kelahiran bayi normal dan dengan lilitan tali pusat Bidan berwengan menolong persalinan normal

12.Melakukan episiotomi dan penjahitan, jika diperlukan.
Contoh: Bila ada perobekan pada jalan lahir dan di perlukan penjahitan,maka Bidan wajib menjahit luka tersebut.

13.Melaksanakan manajemen fisiologi kala III.
Contoh: Melaksanakan manajemen aktif kala III : pemberian uterotonika, peregangan talipusat, pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaput. Fisiologi kala III cukup sebagai pengetahuan tetapi melaksanakan manajemen aktif kala III wajib dapat dilakukan.

14.Melaksanakan manajemen aktif kala III.
Contoh: Setelah proses pengeluaran janin,maka Bidan wajib mengeluarkan dan mengecek plasenta apa ada plasenta yang robek atau tidak.




15.Memberikan suntikan intra muskuler meliputi uterotonika, antibiotika dan sedative.
Contoh: Memberikan suntikan intra muskuler meliputi uterotonika, antibiotika dan sedativa saat manual plasenta. Sesuai dengan permenkes bidan tidak boleh memberikan antibiotic dan sedative, Memberikan kombinasi suntikan ketiganya dilakukan saat manual plasenta.

16.Memasang infus, mengambil darah untuk pemeriksaan hemoglobin (HB) dan hematokrit (HT).
Contoh: Kompetensi bidan cukup dapat melakukan pemeriksaan HB dengan metode Sahli bukan pemeriksaan hematokrit.

17.Menahan uterus untuk mencegah terjadinya inverse uteri dalam kala III.
Contoh: Pada proses pengeluaran plasenta,tangan luar dari fundus ke supra simfisis (tahan segmen bawah uterus)kemudian instruksikan asisten atau penolong untuk menarik tali pusat sambil tangan dalam membawa plasenta keluar(hindari terjadi percikan darah).

18.Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya.
Contoh: Setelah plasenta dikeluarkan,Bidan harus memeriksa plasenta apa ada sobekan atau tidak.Jika terjadi sobekan,maka harus dibersihkan dengan kuretase.Tetapi Bidan tidak boleh melakukan kuretase,harus dirujuk ke dokter ahli kandungan.

19.Memperkirakan jumlah darah yang keluar pada persalinan dengan benar.
Contoh: Perkiraan jumlah darah yang keluar harus didokumentasikan dengan tepat dan rujukan harus dilakukan bila pendarahannya berlebihan.

20.Memeriksa robekan vagina, serviks dan perineum.
Contoh: Jika terdapat robekan pada vagina,serviks dan perineum maka Bidan berhak melakukan penjahitan pada daerah tersebut.

21.Menjahit robekan vagina dan perineum tingkat II.
Contoh: Menjahit robekan perineum tingkat I dan II. Bidan berwenang melakukan penjahitan robekan perineum tingkat I dan II.

22.Memberikan pertolongan persalinan abnormal : letak sungsang, partus macet kepada di dasar panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, post term dan pre term.
Contoh: Baringkan ibu miring ke kiri. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan gawatdarurat obstertri dan bayi baru lahir dan bidan mendampingi sampai ke tempat rujukan (berikan dukungan dan semangat).

23.Melakukan pengeluaran, plasenta secara manual.
Contoh: Melakukan pengeluaran plasenta secara manual jika terjadi HPP.

24.Mengelola perdarahan post partum.
Contoh: Jika terjadi pendarahan pada proses post partum,maka bidan harus menagani dengan tepat.

25.Memindahkan ibu untuk tindakan tambahan/kegawat daruratan dengan tepat waktu sesuai indikasi.
Contoh: Jika terjadi kegawat daruratan pada ibu,Bidan harus segera merujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas yang lebih memadai.

26.Memberikan lingkungan yang aman dengan meningkatkan hubungan/ikatan tali kasih ibu dan bayi baru lahir.
Contoh: Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman dengan meningkatkan hubungan kasih sayang ibu dan bayi baru lahir dengan inisiasi menyusui dini.

27.Memfasilitasi ibu untuk menyusui sesegera mungkin dan mendukung ASI eksklusif.
Contoh: Meningkatkan keberhasilan menyususi secara eksklusif dan lamanya bayi disususi,merangsang produksi ASI,memperkuat refleks menghisap bayi.Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir.



28.Mendokumentasikan temuan-temuan yang penting dan intervensi yang dilakukan.
Contoh: Sebagai tolak ukur keberhasilan proses membuat keputusan klinil, merupakan catatan permanen tentang asuhan, perawatan, dan obat yang diberikan, dapat digunakan untuk penelitian / studi kasus,dll.

D.    Keterampilan Tambahan

1. Menolong kelahiran presentasi muka dengan penempatan dan gerakan tangan yang tepat.
Contoh: Bidan hanya boleh menolong persalinan normal
Presentasi muka dengan oksiput di anterior sulit dilahirkan.

2. Memberikan suntikan anestesi lokal jika diperlukan.
Contoh: Merupakan asuhan sayang ibu yang bertujuan untuk supaya ibu tidak merasakan sakit pada saat proses penjahitan luka episiotomi.

3. Melakukan ekstraksi forcep rendah dan vacum jika diperlukan sesuai kewenangan.
Contoh: Melakukan ekstraksi forcep dan vakum dengan kepala di dasar panggul dalam keadaan darurat. Bidan hanya berwenang pada persalinan normal dan bidan tidak berwenang melakukan ekstraksi forcep dan vacum kecuali pada wilayah kerjanya tidak terdapat dokter umum/ dokter spesialis kebidanan.

4. Mengidentifikasi dan mengelola malpresentasi, distosia bahu, gawat janin dan kematian janin dalam kandungan (IUFD) dengan tepat.
Contoh: Bidan harus mempunyai keterampilan mengidentifikasi malpresentasi, distosia bahu, gawat janin dan kematian janin dalam kandungan (IUFD) dengan tepat dan merujuk kasus tersebut.

5. Mengidentifikasi dan mengelola tali pusat menumbung.
Contoh: Bidan harus mempunyai ketrampilan mengidentifikasi tali pusat menumbung dan merujuk kasus tersebut.


6. Mengidentifikasi dan menjahit robekan serviks.
Contoh: Bidan harus mampu mengidentifikasi robekan serviks. Menjahit serviks bukan kewenangan bidan.

7. Membuat resep dan atau memberikan obat-obatan untuk mengurangi nyeri jika diperlukan sesuai kewenangan.
Contoh: Memberikan obat-obatan untuk mengurangi nyeri.
Membuat resep bukan kewenangan bidan.

8. Memberikan oksitosin dengan tepat untuk induksi dan akselerasi persalinan dan penanganan perdarahan post partum.
Contoh: Memberikan oksitosin dengan tepat pada kala III persalinan dan penanganan perdarahan post partum.
Permenkes Wewenang bidan hanya : Obat uterotonika diberikan pada saat postpartum dan kala III. Pemberian oksitosin untuk akselerasi persalinan bukan wewenang bidan.
















2.4    Contoh Kasus
KALA I
Hari, tanggal pengkajian       : Rabu, 18 januari 2012
Waktu pengkajian                 : Jam 14.30 WIB
Tempat pengkajian                : Ruang Bersalin RSUD Gunung Jati

A.    DATA SUBJEKTIF
Identitas
Istri                                                               Suami                                    
Nama            : Ny.M                                     Nama               : Tn.S
Umur             : 31 tahun                                Umur               : 51 tahun
Pendidikan    : Tidak Sekolah                       Pendidikan      : SD
Agama          : Islam                                                Agama             : Islam
Suku Bangsa : Jawa                                      Suku Bangsa   : Jawa 
Pekerjaan      : Tidak Bekerja                        Pekerjaan         : Buruh
Alamat          : Jl.Kesambi Rt.05 Rw.03 Cirebon                

Anamnesa
Ibu datang ke ruang VK pada tanggal 18-01-2012 jam 14.20 WIB datang sendiri ke RSUD Gunung Jati, ibu merasa hamil 9bulan dan masih merasakan gerakan janin. HPHT 06-04-2011 HPL 13-01-2012.Tanggal 18-01-2012 jam 07.00 WIB ibu merasa mulas-mulas dan keluar lendir, jam 12.00 WIB mulasnya semakin sering, Jam 14.00 WIB ibu pergi ke bidan tapi bidan tidak ada di tempat, kemudian ibu pergi ke RSUD Gunung Jati, Jam 14.20 WIB ibu tiba di VK.

Riwayat kehamilan sebagai berikut :
No
Kehamilan/Partus
Umur
Keadaan Anak
1.
Perempuan/Spontan/Aterm/RS /2300 gram
8 tahun
hidup
2.
Sekarang
-
-




Tidak ada masalah dalam kehamilan, tidak mengkonsumsi jamu atau obat-obatan lain kecuali obat yang diberikan oleh bidan. Selama hamil ibu rutin memeriksakan kehamilannya sebanyak  3x di bidan dan  6x di puskesmas. Tidak mempunyai keturunan kembar, Tidak memiliki penyakit Hipertensi, Diabetes Melitus, Asma dan TBC. Tidak ada masalah dalam persalinan dan nifas pada kehamilan yang lalu. Ibu makan dan minum terakhir jam 12.00 WIB, BAK terakhir jam 12.30 WIB dan BAB terakhir jam 06.00 WIB.

B.     DATA OBJEKTIF
1.    Pemeriksaan Umum
a.       Keadaan Umum      : Baik
b.      Kesadaran                : Composmentis
c.       Emosional                : Labil
2.      Pemerksaan Tanda-tanda Vital
a.       Tekanan Darah       : 130/80 mmHg
b.      Nadi                        : 84 x/menit
c.       Pernafasan              : 23 x/menit
d.      Suhu                       : 36,8°C
3.      Pemeriksaan Fisik
a.       Kepala dan Leher
         Kepala            : Rambut terlihat bersih, dan tidak rontok
         Wajah : Tidak pucat, tidak ada oedema
         Mata               : Conjungtiva anemis, sclera anikterik
         Hidung           : Tidak ada polip dan sekret
          Mulut           : Bibir tidak kering, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi
         Leher            : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena jugulari





b.      Dada
         Jantung        : Bunyi reguler
         Paru-paru     : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
         Payudara     :  Bentuk simetris, putting menonjol, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada retraksi, colostrum belum  keluar

c.       Abdomen               : Tidak ada luka bekas operasi, TFU 30 cm, TBJ 2945,  letak anak memanjang, punggung kiri, presentasi              kepala, penurunan 2/5, kandung kemih kosong, kontraksi 4x 10 menit lamanya 42 detik, DJJ 137x/menit (reguler)
d.      Genetalia               : Vulva tidak ada oedema, tidak ada varises dan tidak ada    pembesaran kelenjar bartholini.

-Pemeriksaan dalam :
1)       v/v (vulva vagina)       : Tidak ada kelainan
2)      Portio                           : Tebal lunak
3)      Pembukaan                  : 7-8 cm
4)      Ketuban                  : Positif (+), tidak ada bagian terkecil atau bagian  terkemuka
5)      Bagian terendah          : Kepala Hodge II-III
6)      Penunjuk                     : Ubun-ubun kecil kiri depan

e.       Anus                      : Tidak haemorhoid
f.       Ekstremitas atas dan bawah: Tidak ada oedema, tidak ada varises, reflek patella kanan dan kiri (+)
4.      Pemeriksaan Penunjang
a.       HB                          : 11,8 gram %
b.      Leukosit (WBC)     : 7.650 mm3
c.       Hematokrit             : 35,3%
d.      Trombosit               : 232.000 mm3


C.    ANALISA
Ny. M umur 31 tahun G2P1A0 parturient aterm (40-41 minggu) kala 1 fase aktif, janin tunggal hidup intauterine.

D.    PENATALAKSANAAN
1.      Membina hubungan baik dengan klien(hubungan terbina dengan baik)
2.     Melakukan informed consent sebelum pemeriksaan(ibu bersedia untuk diperiksa dan suami menandatangani lembar Informed Consent)
3.     Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga (ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan)
4.      Menawarkan untuk memilih pendamping pada saat proses persalinan (ibu akan didampingi oleh suaminya)
5.      Menawarkan makan dan minum di sela his (ibu makan roti 1 potong dan minum teh manis ± 200 cc)
6.     Memantau kemajuan persalinan kondisi janin dan ibu  dan mengobservasi setiap 30 menit sekali (terlampir dalam partograf)
7.     Menyiapkan alat-alat, obat-obatan yang diperlukan,dan perlengkapan yang diperlukan ibu dan bayi (perlengkapan sudah disiapkan)           
8.      Merencanakan Pemeriksaan Dalam 4 jam kemudian atau jika atas indikasi
9.      Mendokumentasikan Asuhan secara SOAP (hasil terlampir di status)

KALA II Pukul 15.00 WIB
A.   DATA SUBJEKTIF
Ibu merasakan mulesnya lebih sering dan lebih lama, dari jalan lahir keluar air-air.

B.   DATA OBJEKTIF
1.      Keadaan umum               : Sedang
2.      Tanda – tanda vital
         Tekanan darah       : 130/80 mmHg
         Nadi                      : 86 x/menit
         Pernafasan              : 24 x/menit
         Suhu                        : 36,7 °c


3.      Abdomen                        : Penurunan kepala 1/5 ,  kandung kemih kosong ,  his 4 x 10 menit lamanya 43 detik , DJJ 145 x/menit ( reguler )
4.Pemeriksaan Dalam  :
         Vulva vagina         : Tidak ada kelainan
         Portio                     : Tidak teraba
         Pembukaan             : Lengkap
         Ketuban                  : Negatif (-)sisa cairan jernih,
         kepala                      : Hodge III-IV ubun-ubun kecil depan,tidak ada bagian  menumbung

C.   ANALISA
KALA II

D.   PENATALAKSANAAN
1.     Memberi tahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga(ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan)
2.     Jam 15.10 WIB mnengajarkan teknik mengeran yang baik (ibu dapat melakukannya tetapi bayi belum lahir)
3.      Memberikan dukungan  moril dan spiritual pada (ibu dan keluargaibu terlihat lebih tenang)
4.      Menganjurkan untuk miring ke kiri(ibu bersedia untuk miring ke kiri)
5.      Menganjurkan untuk beristirahat , makan minum dan cek DJJ di sela his (Ibu minum teh manis ± 100 cc, DJJ : 145 x/menit)
6.      Menganjurkan untuk tidak menahan BAK(ibu tidak bisa BAK secara normal)
7.      Melakukan kateterisasi jam 15.20 wib(volume urine ± 100 cc)
8.      Memposisikan ibu untuk persalianan (ibu dalam posisi litotomi)
9.      Mengecek dan mendekatkan alat-alat (alat sudah didekatkan)
10. Menolong persalinan secara APN (pukul 15.40 WIB bayi lahir spontan tidak segera menangis, jenis kelamin laki-laki, gerakan kurang aktif, tonus otot lemah)



KALA III Pukul 15.40 WIB
A.   DATA SUBJEKTIF
Ibu masih merasakan perutnya mulas

B.   DATA OBJEKTIF
Plasenta belum lahir, kontraksi uterus baik, TFU setinggi pusat.

C.   ANALISA
Kala III, potensial terjadi retensio plasenta dan perdarahan

D.     PENATALAKSANAAN
1.     Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga (ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan)
2.     Meletakan bayi diatas perut ibu, mengeringkan bayi, merangsang taktil dan mengganti kain bayi yang basah dengan yang kering        
3.      Melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat(tali pusat sudah diklem dan dipotong)
4.      Menyerahkan bayi ke petugas perynatologi untuk penanganan selanjutnya
5.      Memastikan tidak ada janin ke dua(janin tunggal)
6.      Melakukan menejemen aktif kala III :
a.       Memberi tahu ibu akan disuntik                
b.      Menyuntikan oxytosin 10 IU secara IM di 1/3 paha kanan atas bagian distal lateral
c.       Melakukan Penegangan Tali Pusat Terkendali terdapat tanda
(tanda pelepasan plasenta)
d.      Melahirkan plasenta
(plasenta lahir spontan pukul 15.45 WIB, pengeluaran darah ± 150 cc)
e.       Melakukan massase uterus selama 15 detik dan memeriksa kontraksi uterus(kontaksi uterus baik)





KALA IV pukul  15.45 WIB
A.   DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya dan rasa mulesnya mulai berkurang

B.   DATA OBJEKTIF
Plasenta lahir pada pukul 15.45 WIB, keadaan umum ibu sedang, kandung kemih kosong, TFU 2 jari di bawah pusat.

C.   ANALISA
Kala IV potensial terjadi perdarahan

D.    PENATALAKSANAAN
1.      Memeriksa kelengkapan plasenta (kotiledon dan selaput plasenta lengkap)
2.      Memeriksa laserasi (jalan lahir terdapat robekan derajat dua)
3.      Mengecek kontraksi uterus (kontraksi uterus baik)
4.      Mengajarkan kepada ibu dan keluarga untuk melakukan massase uterus(Ibu dan keluarga dapat melakukannya dengan baik)
5.     Melakukan penjahitan laserasi tanpa anastesi (laserasi sudah di jahit secara jelujur)
6.     Memberikan rasa nyaman (ibu telah dibersihkan, terlihat rapih, bersih dan nyaman)
7.     Menganjurkan untuk makan, minum, dan istirahat (ibu minum teh hangat ± 200 cc)
8.     Mendekontaminasikan alat (alat-alat telah direndam dilarutan klorin 0,5 % selama 10 menit)
9.      Melakukan cuci bilas dan DTT (cuci bilas dan DTT telah dilakukan)
10.  Melakukan observasi kala IV setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua (hasil terlampir dalam pertograf)
11.  Memberikan ucapan selamat kepada ibu dan keluarga (ibu terlihat bahagia)
12.  Mendokumentasikan Asuhan secara SOAP dan melengkapi partograf 
(hasil terlampir di status)



BAB III
PENUTUP


3.1 KESIMPULAN
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan.Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga.

3.2 SARAN
Sebaiknya  tenaga kesehatan melakukan asuhan kebidanan dengan benar, hati- hati dan teliti. Ini dikarenakan kesalahan sedikit saja dapat menimbulkan dampak bagi ibu dan anak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar